Davina Himawan tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Jodie kandas di tengah jalan. Pernikahan yang awalnya begitu bahagia, dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah Vina mengetahui suaminya berkhianat dengan wanita lain. Wanita itu tak lain sekertaris suaminya sendiri. Lolita.
Davina memilih pergi meninggalkan istana yang telah ia bangun bersama Jodie, laki-laki yang amat di cintainya. Bagi Vina yang menjunjung tinggi kesetiaan, pengkhianatan Jodie tak termaafkan dan meninggalkan luka teramat dalam baginya.
Bagaimana kisah ini?
Apakah Davina mampu bangkit dari keterpurukan atau kah ia akan merasakan sakit selamanya? Ikuti kelanjutannya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU OMA DANIEL
Keesokan harinya...
Davina menelisik penampilan nya di depan cermin yang ada di kamarnya ketika terdengar ketukan di pintu.
Marni memberi tahu bahwa tuan Daniel sudah datang.
"Iya. Aku segera turun", jawab Vina singkat.
"Ibu cantik sekali seperti biasanya", puji asisten rumah tangganya tersebut.
Davina tersenyum padanya. "Aku malas berdandan, itulah yang membuat mas Jodie menduakan ku, Marni", ucapnya menyayat hati yang mendengarkan.
"Ibu selalu baik dan menjadi istri yang berbakti pada suami. Saya yang menyaksikan kebaikan ibu. Suatu hari nanti, tuan Jodie pasti menyesal telah mengkhianati ibu", ucap Marni hati-hati.
"Aku hanya ingin ketenangan. Biarlah mas Jodie bahagia dengan pilihannya. Mungkin ini takdir Tuhan, jodoh kami hanya sampai di sini saja", jawab Vina seikhlas menerima takdirnya.
*
"Apa menurut kakak, nyonya Farida menyukai masakan ku?", tanya Davina pada Daniel yang menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Daniel menolehkan kepalanya seraya tersenyum. "Aku tidak tahu. Tapi yang pasti oma sangat selektif memilih apapun. Aku harap oma menyukai makanan mu".
Jawaban Daniel semakin membuat Davina deg-degan. Terlebih ia tahu siapa Farida Sanjaya. Wanita karier dan pebisnis handal yang begitu terkenal di dunia usaha. Sudah pasti ia perfeksionis.
Sekitar satu jam perjalanan. Mobil Daniel memasuki kawasan perumahan elite. Mobil itu berhenti di depan rumah bergaya tropical green living. Yang menonjolkan nuansa alam. Rumah berukuran luas tersebut nampak begitu sejuk karena banyak pohon dan bunga di sekitar bangunan.
"Ayo kita temuin oma Farida. Pas sekali, pasti oma belum maka. Malam", ucap Daniel tersenyum.
Davina turun mengikuti Daniel masuk rumah asri itu.
"Selama sore tuan Daniel" sapa seorang pelayan wanita ketika membukakan pintu.
"Oma di mana?"
"Nyonya sedang membaca buku di dekat kolam, tuan".
Daniel menganggukkan kepalanya. "Kebetulan sekali. Kamu hidangkan makanan ini untuk makan malam. Kami akan menemui oma", perintah Daniel pada pelayan itu.
Pelayan itu menganggukkan kepalanya. "Baik tuan".
Davina mengikuti langkah Daniel memasuki ruangan luas. Dari kejauhan tampak wanita berumur sedang menikmati minuman dan cemilan.
"Apa oma tidak merindukanku?", teriak Daniel mengejutkan wanita yang masih terlihat cantik di usia nya.
"Anak nakal. Kamu kemari?".
Daniel memeluknya dari belakang dan memberikan kecupan manis pada kedua pipi Farida. Membuat wanita itu menepuk-nepuk lengan laki-laki itu.
"Oma...aku akan mengenalkan seseorang pada mu".
Farida melepas kaca mata bacanya. Ia melihat Davina yang segera menyalaminya dengan hormat.
"Apa kamu calon istri cucu ku?", tanya Farida spontan menatap Davina dari atas hingga bawah.
"Oma...lihatlah dia malu kan", protes Daniel yang mengajak Vina duduk di sampingnya.
"Apa yang salah kalian sama-sama sudah dewasa. Kau tidak pernah mengenalkan satu wanita pun pada oma", protes Farida Sanjaya pada cucu satu-satunya itu.
"Apa kau mencintai cucu ku, Davina?", selorohnya lagi membuat Vina tersipu.
"Oma... Vina ini pemilik katering yang akan berpartisipasi pada ulang tahun Star jaya bulan depan.
Vina kemari, membawakan beberapa jenis makanan untuk oma cicip", jawab Daniel menjelaskan. Ia tahu omanya membuat Davina salah tingkah.
*
"Wah semua masakan mu enak sekali. Tentu saja aku setuju dengan pilihan cucuku", ucap Farida beberapa saat yang lalu ketika mereka makan malam.
Kini hari sudah semakin gelap, Daniel mengantar Davina pulang. Mobil yang di kendarainya berhenti di depan pagar.
"Kakak mau mampir dulu?", tanya Davina dengan sopan.
"Sekarang sudah malam, aku langsung pulang saja. Kamu juga pasti lelah seharian sudah bekerja dan menemui oma juga", jawab Daniel tersenyum.
"Baik kak, kalau begitu aku masuk ya. Kakak hati-hati nyetir mobilnya", ucap wanita itu seraya melambaikan tangannya pada Daniel yang sudah melajukan mobilnya.
Senyum bahagia masih menghiasi bibir Davina. Ia tidak menyangka oma Daniel menyukai masakannya.
"Apa kau sekarang sudah menjadi wanita murahan Davina! Kau lihat pukul berapa sekarang, apa kata orang-orang saat melihat mu jam segini masih berkeliaran dengan laki-laki lain!"
...***...
To be continue
Hi semua, apa masih ada ya yang menyimpan kisah ini di favorit kalian? Cerita nya akan di lanjutkan ya. Begitu pun Menjadi tawanan Mafia akan di up kembali.
Emily juga ada karya baru. Yuk mampir 👏