Keluarga Agantara

Keesokan paginya, Airin berangkat sekolah diantar sang kakak Arga naik montor sportnya. Sebelum berangkat ada drama terlebih dahulu, mama Agata melarang Airin membonceng Arga naik montor. Nanti Airin kepanasanlah nanti bisa masuk anginlah apalagi Arga kalau naik montor ngebut sekali dia takut putri kesayangannya terjadi apa - apa.

"Ya nggaklah ma, Arga akan bawa montornya nanti pelan - pelan. Ya nggak mungkin juga Arga menyelakai adik sendiri ma, putri kesayangan mama, nanti mama ngamuk lagi" Arga menyakinkan mamanya, tapi kalimat terakhir agak dipelankan. Tapi tetap mamanya tidak bisa mempercayai putra ketiganya ini begitu saja, dia tau Arga sering ugal - ugalan kalau mengendarai montornya.

Dan akhirnya Airin dibolehin ikut naik montor bersama Arga. Papanya sekarang tidak bisa mengantar jembut karena beliu semakin sibuk dengan pekerjaanya, ada sopir untuk Airin mengantar kemana saja yang Airin mau, tapi sementara Arga siap yang mengantar adiknya kemana saja.

Saat Airin berjalan melewati Shaka dia pura - pura cuek padahal dia malu sekali soal tadi malam gara - gara roti tawar.

"Kenapa?" tanya Arga memberikan helm. Dia melihat wajah adiknya yang sepertinya masih malu.

"Nggak kenapa - napa" jawab Airin menerima helm.

"Tenang saja, dia nggak tau roti tawar kepunyaanmu yang tadi malam" kata Arga agak berbisik agar tidak kedengaran Shaka, tapi Shaka tetap bisa mendengarkan karena dia tidak jauh dari mereka, Airin memakai helmnya wajahnya mulai cemberut lagi.

"Roti tawar?" pikir Shaka.

"Hahaha..." tawa Arga.

Plak.

Airin pukul pelan bahu kakaknya "Jangan bahas itu lagi" lalu Airin menaik keatas montor. Sebelum montor melaju, Arga bicara lagi.

"Dulu kenapa kakak bonceng kamu nggak mau?" tanya Arga.

"Ya nggak maulah, emang aku cewek apaan? ikut nebeng sama sembarang orang" asal Airin.

"Ck. Emang kakak ini kayak orang yang nggak bener gitu?" omel Arga, Airin hanya tersenyum kecil, lalu montor melaju meninggalkan halaman rumah yang luas tersebut, tidak lama mobil Mahendra melaju beriringan meninggalkan rumah juga.

Setelah sampai didepan gerbang montor berhenti, lalu Arga menstandarkan montornya.

"Ih sok cakep" ejek Airin, karena Arga menyibakan rambutnya kebelakang setelah membuka helmnya. Para cewek - cewek yang melihatnya terpesona.

"Kamu nggak tau kan kalau kakakmu ini idola kampus?" sombongnya.

"Mmm" ni kakaknya narsis sekali.

"Sya..." panggil Airin, dia melihat Tasya yang keluar dari mobil.

Tasya menoleh siapa yang memanggilnya ternyata teman barunya, disana juga ada Arga yang juga menatapnya dan tersenyum padanya.

Deg.

Karena sangking paniknya dia berjalan nabrak seseorang dan dia terjatuh.

"Kalau jalan tu pake mata" marah orang itu.

"Maaf" ucap Tasya.

"Ck" lalu orang itu pergi meninggalkan Tasya yang masih duduk dibawah, Arga sama Airin segera datang membantu Tasya berdiri.

"Kamu nggak papa?" tanya Arga.

"Ah e e e engak papa" jawab Tasya setelah dia berdiri.

"Hati - hati dong Sya" nasehat Airin.

"Kalau gitu kakak kekampus dulu" pamit Arga, Airin mengangguk.

"Sya" panggil Arga sambil tersenyum manis dia juga pamit sama Tasya, wajah Tasya berubah menjadi kayak kepiting rebus.

Arga pergi meninggalkan mereka yang masih berdiri didekat gerbang. Tasya senang sekali bisa diajak bicara sama Arga lelaki yang dia sukai.

"Mmm kenapa pipi kamu jadi merah gitu?" tanya Airin pura - pura tidak tau.

"Ah masa sih" Tasya jadi malu sama Airin.

"Hayo kamu suka kan sama kak Arga?" goda Airin.

"E e e enggak" bohong Tasya, lalu mereka berjalan memasuki sekolahan sambil bercanda.

***

Disebuah gedung tempat Mahendra mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya. Didalam ruangan acara sedang berlangsung, dan acara berjalan dengan lancar tidak ada kendala sama sekali.

Setelah Mahendra mengakhiri pertemuanya dia berjalan meninggalkan ruangan, Shaka dengan kedua bodyguardnya yang berjaga didepan pintu mengikuti tuannya dari belakang.

Saat sampai didepan gedung tiba - tiba ada orang yang akan menembak Mahendra, tapi tembakannya tidak tepat sasaran, karena Mahendra dalam keadaan berjalan.

Dor.

Tembakan mengenai vas bunga yang ada didekat mereka. Semua langsung berjaga melindungi tuan besarnya, para bodyguard mengawasi sekeliling. Dan Shaka sudah menemukan siapa yang menembak tadi.

Seorang laki - laki berpakaian serba hitam memakai masker dan topi bersembunyi diatas gedung. Dia menyuruh Mahendra segera masuk kedalam mobil dan segera pergi dari sana. Lalu Shaka dan satu bodyguard mengejar pria itu, mereka berlari menuju gedung itu.

Diatas gedung.

"Sial..." kesal pria tadi, lalu dia mengemasi senjatanya dan segera pergi meninggalkan tempat itu karena dia sudah ketahuan. Tapi sebelum itu dia mengganti pakainnya terlebih dahulu.

Tapi sayang sekali saat dia berjalan melewati tangga dengan mengendap - ngendap, Shaka bisa menemukanya.

Pria itu langsung berlari kembali naik keatas lantai 20, lalu dia memasuki sebuah ruangan, Shaka sama teman bodyguardnya langsung mengejar mereka tidak akan membiarkan orang itu lolos begitu saja. Shaka menyuruh temanya untuk masuk kedalam ruangan tersebut, kalau dia akan lewat pintu samping.

Setelah didalam ruangan sang bodyguard mengedarkan pandanganya mencari keberadaan pria itu, saat dia berjalan mendekati pria itu yang bersembunyi dibalik tembok, dia mendapat tendangan dari pria itu, tapi gerakannya lebih cepat menghindar.

Lalu mereka berkelahi, saling pukul dan saling tendang, tidak lama sang bodyguard terjatuh karena mendapat tendangan dari pria itu.

Saat pria itu bisa mengalahkan sang bodyguard dia kembali kabur dia berlari menuju pintu lain, tapi naas Shaka tiba - tiba ada didepanya langsung menendang dengan satu kaki diperutnya saat dia membuka pintu.

Pria itu langsung terjatuh kesakitan memegangi perutnya, pria itu mencoba bangun dia menahan perutnya yang tersara sakit dia akan mencoba melawan Shaka.

Laki - laki itu mencoba memukul Shaka, tapi Shaka bisa menangkisnya dan Shaka langsung memberikan pukulan berkali - kali pada orang itu dan dia tidak membiarkan celah sedikitpun untuk pria itu membalasnya.

(Maaf, thor baru up, kelamaan ya, nggak tau kenapa dicerita thor ini susah sekali mendapatkan ide yang pas. Tidak seperti cerita thor yang sebelumnya 'Dia Anaku' bisa setiap hari up terus. Padahal ni otak sudah kusuruh berfikir ayo berfikir, tetap susah sekali ide nggak bisa muncul diotak begitu saja😅. Terimakasih buat kakak kakak yang sudah menyukai ceritaku ini, kalian adalah semangatku🙏💪🤗)