Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn
Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata
Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn
Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Ada Yang Tahu
Alan merogoh saku dan mengambil benda pipih di dalamnya. Di bukanya galeri foto dan melihat foto Delila disana.
Waktu terus berputar, tak terasa sudah 2 minggu mereka bersama. Saling menghibur dan saling mengobati luka yang ada di hati masing-masing. Memang sangat singkat tapi entah kenapa dia merasa nyaman. Delila benar-benar membantunya melalui masa sulitnya ini.
Delila wanita yang lembut dan juga penyabar mampu meredamkan panas hati yang Alan rasakan. Dan sifat Delila yang ceria berhasil mengusir rasa sedihnya.
Bohong bila Alan merasa baik-baik saja saat ini karena faktanya tidak seperti itu. Rasa sakit yang telah Luna tinggalkan sangatlah perih dan masih membekas di dalam relung hatinya. Luna meninggalkan Alan tepat dimana Alan akan memintanya menjadi seorang istri.
Sampai saat ini tak ada yang tahu jika Alan masih di hantui Luna hampir di setiap malamnya. Bayangan Luna yang tengah berpagutan bibir dengan Lucas lalu meninggalkannya begitu saja terus berputar di kepalanya, menghiasi mimpi Alan sehingga membuat dia terbangun di tengah malam dengan dada yang berdebar hebat dan keringat dingin yang membasahi tubuhnya. Pernah suatu malam dengan jemari tangan yang bergetar Alan menghapus semua foto Luna dari ponsel juga laman sosmednya, dia berharap dia bisa melupakan wanita itu secepatnya.
Tak ada satupun yang tahu jika Alan belum juga berani menginjakkan kaki di apartemen lamanya karena disana banyak terpajang fotonya Luna dan benda lain yang mengingatkan Alan pada wanita itu. Alan sangat yakin hatinya akan kembali goyah jika dia kembali ke sana.
Selain itu tak ada yang tahu jika Alan pernah merasa putus asa terhadap cinta. Cinta Alan yang begitu dalam pada Luna memutuskan untuk menjadikan Luna sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya kelak. Terlalu dalam mencintai Luna hingga dia pernah menolak kehadiran Delila.
Tak ada yang tahu jika hati Alan tengah berbunga saat ini ketika senyuman Delila selalu hadir di setiap paginya. Hal itu membuat Alan merasa tak kesepian. Sehingga itulah yang di tunggu Alan setiap malamnya, dia menunggu agar pagi segera datang.
Mimpi tentang Luna yang pergi meninggalkannya di setiap malam bagai racun menggerogoti dan senyuman Delila di pagi hari adalah penawarnya.
Dulu Alan yang pernah di minta oleh Daddy Nelson untuk menyelamatkan Delila di hari pernikahannya. Namun tak ada yang tahu jika saat ini justru Delila lah yang sebenarnya menyelamatkan hidupnya saat ini. Bila tak ada Delila yang menguatkannya sudah pasti Alan hidup dalam keterpurukan.
"Ehm, pengantin baru emang gitu. Bawaannya kangen terus ya Pak," tanya Reza yang tanpa sengaja melihat foto Delila di layar ponsel Alan dan dia tersenyum ketika bertanya itu.
Alan terkejut melihat asistennya itu memergoki dia sedang memandangi foto istrinya itu. Seketika Alan tersadar dari lamunannya.
"Ah kebetulan aja ini pas buka hp langsung ke galeri," kilah Alan dengan wajah yang merah padam menahan malu.
"Ih, nggak apa-apa kali Pak. Apalagi istrinya cantik seperti itu pasti ngangenin," goda Reza kembali pada atasannya.
'Ngangenin?'
Alan kembali tersenyum.
"Tawa Delila emang suka ngangenin," lirih Alan.
Tak bisa di pungkiri kalau sifat ceria Delila membuatnya lebih merasa bersemangat. Alan sadar bahwa dia lah yang sebenarnya sangat membutuhkan Delila bukan malah sebaliknya Delila yang membutuhkannya.
'Tapi apa aku boleh kangen sama kamu Delila?'
"Jangan jatuh cinta, Alan. Pernikahan ini bukan Delila inginkan. Ingat, kamu bukan seorang Lucas Wiratama. Sadarlah dengan posisimu, kamu harus sadar Alan. Jangan biarkan hatimu kembali patah hati," ujar Alan dengan suaranya yang teramat pelan dan kedua netra yang masih fokus pada layar ponselnya. Alan terus memandangi foto Delila yang tengah tertawa dengan perasaan yang begitu kacau.
🌷🌷🌷
Berbeda halnya dengan Lucas yang saat ini dia mulai memperbaiki usahanya tahap demi tahap. Lucas telah mendapatkan bantuan dari bank, namun hingga kini tak ada satupun dari pihak keluarga mendatanginya.
Lucas menghela nafas beratnya.
"Ada baiknya juga mereka tak datang menemuiku," pikir Lucas. Dia akan memperbaiki perusahaan lebih dulu sebelum dia berhadapan dengan keluarga besarnya. Saat ini Lucas tengah menerapkan beberapa strategi bisnis untuk memperbaiki semua.
"Pak, semua informasi yang bapak inginkan sudah saya dapatkan," ucap Dani yang baru saja masuk ke ruangan Lucas.
Lucas pun segera menghentikan kegiatannya dan mendengarkan dengan seksama informasi yang di berikan orang kepercayaannya itu.
"Delila sudah tidak tinggal di rumah Daddy nya. Dia dan suaminya sekarang tinggal di daerah xx Jakarta Pusat.
"Oh baiklah, terimakasih." Sebuah seringai terbit di wajah Lucas.
"Oh satu informasi lagi Pak," ujar Dani sedikit ragu.
"Apa? cepat katakan," tanya Lucas penasaran.
"Pak Alan Hendra Winata saat ini dia pemegang saham terbesar di perusahaan tempat dia bekerja," jawab Dani.
Seketika mata Lucas membulat sempurna, dia merasa tak percaya dengan fakta tersebut.
"Hal itu sudah bukan rahasia publik lagi karena banyak issue beredar perusahaan itu akan segera menjadi miliknya," lanjut Dani kembali.
Terlihat jelas rahang Lucas yang mengeras, dadanya begitu panas dan sesak, kedua tangannya pun mengepal hingga buku-buku tangannya memutih dengan sorot mata tajam yang memancarkan sebuah kilatan amarah di dalam sana.
"Dasar laki-laki tamak tidak tahu diri. Kamu nikahi Delila cuma buat harta," geram Lucas.
"Pantas saja dia mau gantiin aku buat nikahi Delila ternyata ada yang di incarnya." Lanjutnya dengan senyuman miring yang merendahkan.
"Aku harus beritahu Delila, dia harus tahu apa yang di lakukan si brengs*k itu. Bagaimanapun Delila harus tahu siapa suaminya itu sebenarnya." Lucas kembali di buat geram ketika mengetahui sesuatu perihal pernikahan Lucas dan Delila.
"Lihatlah, Delila tak ada seorangpun pun yang mencintaimu tulus seperti ku. Tak ada seorangpun yang menerima keadaanmu seperti aku," gumam Lucas lirih.
Tak ada yang tahu jika Lucas masih memikirkan Delila yang telah dia tinggalkan.
Tak ada yang tahu jika lelaki itu masih saja mencari informasi tentang kehidupan Delila.
🌷🌷🌷
Sore itu Alan telah sampai di rumahnya. Terasa ada yang kurang ketika yang membukakan pintu bukan Delila, melainkan Bi Nani.
Alan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, namun sosok yang dia cari tak ada disana.
"Dimana Delila?" tanya Alan penasaran dengan keberadaan istrinya.
"Non Delila ada di atas, di kamarnya," jawab Bi Nani.
Dengan langkah tergesa, Alan menaiki anak tangga menuju kamar Delila. Dia melihat pintu kamar itu setengah terbuka.
Alan terus mengetuk pintu namun Delila tak jua menanggapi. Istrinya itu masih asik dengan pikirannya. Tampak Delila yang tengah duduk di atas kursi putih dengan kedua tangan menopang kepalanya di atas meja dengan warna yang sama. Di hadapannya terdapat 2 jendela yang cukup besar dengan tirai tipis bermotif bunga.
"Delila!"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
yah dah di pastikan ini mah novel sering tahan nafas 😁😁😁😁
pantes kalau Lucas sma Luna