Ara , gadis berhijab yg sangat cantik, yg kemana2 selalu di tutupi masker , gadis 22 tahun yatim piatu yg terpaksa menikah muda karena tidak sengaja menolong seorang nenek yg terkilir kakinya ,
bismillah, yuk simak untuk kelanjutannya, semoga menarik, karena ini novel pertamaku, mohon dukungannya teman2, 🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
030
Malam kian larut, tapi Adam belum bisa memejamkan matanya, gelisah dengan pemikiran nya sendiri, Adam membelai lembut rambut Ara yang berada di pelukannya, Ara tertidur pulas setelah merasa lelah akibat ulah Adam sendiri,
Adam tersenyum mengingat nya, sungguh Adam sangat beruntung bisa mendapatkan seorang Ara, benar-benar mutiara tersembunyi, semua yang ada pada diri Ara, Adam mengagumi nya, Adam membelai lembut wajah Ara, tersenyum mengagumi ciptaan Allah yang sangat sempurna dihadapan nya ini.
" pantas saja , aura mu yang begitu kuat , parasmu sangat rupawan berbeda dari gadis-gadis yang pernah aku temui, sifat mu yang lembut dan juga pemberani, membuat aku tak bisa berpaling darimu, sejak pertama melihat mu saja aku langsung terpikat oleh pesona mu, oh betapa beruntungnya aku, aku tidak tahu nanti ketika keluarga mu menemukan mu , dan berniat ingin membawamu, karena aku tahu, kamu bukan berasal dari keluarga biasa-biasa saja, melainkan keluarga begitu berpengaruh, yang jelas bagaimana pun caranya aku akan berusaha untuk mem pertahankan mu " Adam memeluk istrinya erat-erat, sambil membisikkan kata-kata sayang, selamat malam sayang , cup " Adam mencium lama kening istrinya berusaha memejamkan mata menyusul sang istri ke dalam mimpinya
Skipppp
keesokan harinya saat di luar rumah masih gelap, Ara sudah berada di dapur, memakai piama dengan menyepol rambutnya asal, karena di dalam rumah tidak ada pekerja laki-laki yang berani masuk, Setelah Adam perintah kan mereka saat Ara menginjak an kaki nya disini, Ara jadi bebas melakukan apa saja tanpa menggunakan hijabnya, bersenda gurau dengan para pelayan, memasak banyak makanan untuk keluarga dan para pelayan, Ara tidak membeda-bedakan apa yang ia makan dengan pelayan, semuanya sama, setelah selesai,
" selesai, " Ara menatap hasil masakannya puas,
"mbak tolong di tata di meja makan ya, aku mau ke kamar dulu!" ucapnya sopan.
" baik non, biarkan sisanya kami yang mengerjakan " balasnya tak kalah ramah, tak lupa semuanya memberikan senyuman nya kepada nona Ara .
" kalau gitu, aku ke atas dulu" ucapnya, lantas ia berbalik badan, dan berjalan ke arah lift, untuk mempersingkat waktu menuju kamarnya.
setelah kepergian Ara, para pelayan mengerjakan tugasnya sambil berbisik-bisik, membicarakan tentang nonanya itu.
" non Ara ternyata sangat cantik ya, baik juga, orang nya ramah " bisik-bisik para pelayan.
" beruntung sekali ya tuan Adam, bisa mendapatkan bidadari " ucap pelayan yang lainnya.
" iya mereka pasangan yang sangat serasi, sangat cantik dan juga sangat tampan, jadi tidak sabar menunggu hasil kerja keras mereka " ucapnya,
"husss, sudah sudah, ayo kita kerjakan, biar cepat selesai ".
Ceklek , , ,,
Ara membuka pintu kamarnya dan melihat suaminya sudah selesai mandi, Ara mendekat dan membantu memakaikan pakaian suaminya, memasangkan dasinya, " selesai" sambil tersenyum ara menepuk bahu Adam, " aku mandi dulu ya mas, mas Adam bisa menunggu di bawah , sebentar lagi aku menyusul." angguk Adam patuh, sebelum istrinya berlalu Adam menyempatkan untuk mencium istrinya,
" terimakasih Sayang, untuk sekarang dan semalam" goda Adam kepada istrinya, ia juga mengedipkan sebelah matanya.
"ih mas Adam , aku bau bawang tau," ucap Ara berlalu karena malu mengingat apa yang mereka lakukan semalam. dan ia berjalan cepat kekamar mandi, Adam hanya terkekeh melihat nya, dan berjalan kearah luar untuk turun lebih dulu menemui orang tuanya.
Sebelum Adam sampai ke ruang makan, tidak sengaja berpapasan dengan meli di lorong lantai satu dekat dengan ruang makan
" selamat pagi dam" sapa meli basa basi tersenyum ramah.
"Hemmm,".
jawab Adam datar dan segera berlalu menuju ruang makan, meli langsung mengikuti Adam di belakang nya, berusaha mensejajarkan kakinya namun tak bisa karena langkah kaki Adam yang lebar .
Setelah sampai, Adam langsung mendudukkan diri nya di depan kursi yang akan di tempati mamanya kalau sedang berada di sini, sedangkan sang papa duduk di kursi kepala keluarga, dan dengan tidak malunya meli langsung duduk di samping Adam,
" kenapa duduk di sebelah ku, di sana masih banyak tempat kosong" Adam menunjuk ke arah sebrang.
" di sini belum ada istri mu jadi masih bebaskan ? " balas meli tidak tahu malunya berusaha menggoda Adam,
saat mereka berdebat, mama dan papa pun tiba, dan duduk di kursi nya masing-masing , "selamat pagi pah mah" sapa Adam sopan tanpa tersenyum.
" pagi juga dam" balas mereka tersenyum serempak, meski Adam tak membalas senyuman mereka, tidak masalah bagi mereka , karena sudah terbiasa.
" loh , Ara mana dam, kok meli yang duduk di samping mu " tanya mama heran.
"sedang siap-siap mah, sebentar lagi juga turun" balas Adam datar.
" mungkin Ara kelelahan Tante, jadi bangunya kesiangan " ucap meli lembut, mencoba memprovokasi Ara (tidak tahu saja meli, kalau makanan yang ada di hadapannya adalah masakan Ara).
" benar juga, mungkin kelelahan gara gara anak kita" ucap mama Rina menatap suaminya tersenyum, sedangkan meli sebal, ia tahu arti pembicaraan orang tua Adam.
tak tak tak , , ,
suara high heels terdengar nyaring, yah Ara dengan penampilan nya yang sangat anggun mendekat berdiri di belakang Adam, Adam berbalik dan berdiri tak lupa mengulurkan tangannya ,
"ayo sayang duduk !" ucapnya lembut dengan tersenyum manis dengan tatapan penuh cinta. lalu melirik ke arah meli dengan tajam, meli yang sedikit takut pun langsung berpindah lagi ke arah samping Tante Rina , Ara menyambut uluran tangan Adam sambil tersenyum senang, tak lupa ia juga menyapa sang mertua
" selamat pagi mah pah" sapa Ara tersenyum sopan.
" pagi juga ara! Bagaimana mana kabarmu? " jawab mereka serempak,
" baik mah pah" jawab ara lembut.
Ara langsung melayani Adam, begitu juga mama Rina yang melayani suami nya,
meli hanya bisa gigit jari melihat kemesraan dua pasangan yang berbeda generasi itu
" sial, sungguh muak sekali kalau harus melihat pemandangan yang menyakitkan mata setiap hari" gerutu meli dalam hati, ia menggenggam tangan nya kuat-kuat di bawah meja makan.( hello siapa juga yang nyuruh orang lain menumpang, ya tinggal nikmati saja pemandangan indah setiap hari " kaya author ya.
Mereka makan begitu lahap.
" enak sekali makanan nya, papa bisa gendut kalau setiap hari hidup disini" kata papa sambil mengelus perut nya yang kekenyangan,
" papa sih, mau nambah lagi, mama akui juga pelayan disini enak masakannya, " ujar mama mengiyakan
" bener om Tante, masakan nya enak , Hampir mirip dengan masakan ku " ( bebek nyilem)
" tentu saja enak, karena yang memasak bukan pelayan, tapi istri ku yang memasak" ucap Adam bangga
"Byurrrrr" meli menyemburkan makanannya
,
,
,
Bersambung
Terimakasih yang masih setia membaca novel ku, mohon dukungannya.
🥰🥰🥰
eh eh... terharu thor....
cerita nya bagus👍