Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 28
Jerman.
Setelah kurang lebih tujuh belas jam perjalanan dari Indonesia-Jerman, kini Gandhi sudah berada di kediaman orangtuanya disana.
Sesampainya di kediaman orangtuanya, ternyata hanya ada Mama Zara, sedangkan Papa Ghafar sedang melakukan perjalanan bisnis ke Swiss.
Saat ini di Jerman sudah pukul jam sebelas malam.
"Kenapa tidak bilang sih kalau mau datang?" omel Mama Zara.
"Mendadak Ma." jawab Gandhi.
"Kenapa? Apa ada masalah dengan perusahaan di Indonesia?" tanya Mama Zara.
Gandhi menggelengkan kepala.
"Terus dalam rangka apa kamu ke sini?" tanya Mama Zara.
"Besok aja kita bicara, Gandhi jetlag, Gandhi mau istirahat dulu." jawab Gandhi lalu berlalu dari hadapan Mama Zara.
Baru beberapa langkah Gandhi berlalu dari hadapan Mama-nya, tiba-tiba Mama Zara menangkap tangan Gandhi.
"Apa kamu ribut dengan Salsa, makanya kamu kabur kesini?" curiga Mama Zara.
"Gak Ma. Udah ah, kepala Gandhi pusing, Gandhi mau istirahat dulu." jawab Gandhi lalu melepaskan tangan Mamanya kemudian lanjut berjalan menuju kamarnya.
"Baguslah kalau gak ada masalah dengan rumah tangganya." gumam Mama Zara lalu berjalan menuju kamarnya.
💋💋💋
Keesokan harinya.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang waktu setempat, Gandhi baru turun dari kamarnya.
"Mama mana, Mbak?" tanya Gandhi pada salah satu ART, walau orangtua Gandhi tinggal di Jerman, tapi para pekerja yang ada di kediaman orangtua Gandhi semuanya berasal dari Indonesia. Sengaja Mama Zara mempekerjakan ART dari Indonesia, agar ada yang memasakkan makanan Indonesia setiap hari.
"Nyonya ada di taman belakang, Den." jawab ART itu.
"Oh..." Gandhi membulatkan mulutnya.
"Mbak, tolong buatin sandwich sama kopi yah, terus anter ke halaman belakang." pinta Gandhi.
"Siap Den." jawab ART itu.
Gandhi pun melangkah menuju halaman belakang.
"Sudah bangun kamu? Gimana kepala kamu, udah gak pusing lagi?" Tanya Mama Zara.
"Ummm... cuma laper aja sekarang." jawab Gandhi.
"Kalau laper kenapa ke sini, sana ke dapur minta di buatin makanan sama Mbak." balas Mama Zara.
"Udah tadi." jawab Gandhi sambil duduk di kursi sebelah Mamanya.
"Kenapa kamu gak ajak Salsa kesini?" tanya Mama Zara.
"Salsa sibuk." jawab Gandhi.
"Mama denger katanya Papa mertua kamu dateng ke Indonesia. Udah ketemu?" tanya Mama Zara sambil membalikkan majalahnya.
"Udah. Udah balik lagi pun Papa Alan ke Singapura sebelum Gandhi berangkat ke Jerman." jawab Gandhi.
"Untuk apa Papa mertua mu datang ke Indonesia?" tanya Mama Zara.
"Ya untuk apalagi kalau bukan urusan bisnis." jawab Gandhi.
"Apa Papa mertua mu tidak bilang soal proyek baru dengan Papa mu?" tanya Mama Zara.
"Bilang, tapi Gandhi gak terlalu tertarik waktu Papa Alan cerita." jawab Gandhi.
"Hish, kamu tuh gimana sih kok gak tertarik! Proyek itu nantinya kamu yang akan menjalankannya, jadi gak boleh bilang gak tertarik!" omel Mama Zara.
Gandhi memutar bola matanya malas.
Tak lama ART datang membawa makanan pesanan Gandhi.
Sebelum membicarakan masalah Salsa, Gandhi mengisi perutnya terlebih dulu sambil sesekali melirik Mama-nya untuk membaca suasana hati Mama-nya. Karena kalau suasana hati Mama Zara sedang buruk, takutnya nanti apa yang Gandhi hendak bicarakan dengan Mamanya ini akan menjadi boomerang baginya.
Satu sandwich sudah habis Gandhi makan, dari penglihatan Gandhi, suasana hati Mamanya juga sedang senang, Gandhi rasa ini lah saatnya membicarakan masalah Salsa.
"Ma..."
"Hemh."
"Ada yang mau Gandhi bicarain serius dengan Mama."
Mama Zara langsung memalingkan wajahnya dari majalah fashion yang sedang ia baca.
"Kok perasaan Mama gak enak yah." ucap Mama Zara sambil memicingkan matanya.
"Memang ini pembicaraan yang gak enak Ma." jawab Gandhi.
"Jangan bilang kamu mau bercerai dari Salsa! Sampai gunung es mencair, sampai samudra terbelah dua, sampai apa pun itu jangan harap kamu bisa bercerai dari Salsa!" tegas Mama Zara.
"Tapi Salsa bermasalah Ma." jawab Gandhi.
"Bermasalah apa? Jangan bilang kalau Salsa mandul! Mama tau Salsa gak mandul karena sebelum kalian nikah, Salsa sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya dia baik-baik saja! Daripada kamu nuduh Salsa, mending kamu periksa kesuburan kamu!" balas Mama Zara.
"Bukan masalah itu Ma. Tapi..."
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...