Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Jaka
Kesedihan yang dirasakan Asmara pun sama seperti kesedihan yang dirasakan Alfano ketika keluar rumah wanita yang telah ia sakiti beberapa bulan lalu.
Lelaki itu berjalan dengan pelan menuju mobilnya dipinggir jalan sebelah gerobak seblak. Jaka yang berjalan disamping Alfano pun merasa tak tega melihat bos sekaligus sahabatnya menjadi sendu begitu meskipun sering kali dibuat kesal oleh tingkahnya.
Jaka mencoba memberikan semangat pada lelaki disampingnya itu dan agar tidak terjadi salah paham antara dirinya dan Alfano karena sikapnya tadi seolah olah ingin memisahkan Alfano dengan Asmara tanpa persetujuan sahabat nya terlebih dahulu, maka ia mulai menceritakan rencananya yg baru ia pikirkan spontan ketika tadi makan seblak bersama.
Dalam perjalanan menuju mobil di jalan yang gelap karena sudah malam, Jaka pun mulai menjelaskan maksud hatinya.
"Hey bro, kamu jangan marah ya sama aku karena misahin kamu sama Asmara tanpa persetujuan dan briefing dulu. Jujur tadi spontan aja pingin tau hubungan seperti apa antara kamu dan Asmara. Sebenarnya melihat kalian tadi ketika makan seblak bareng, aku rasa kalian cocok tanpa mengingat perbuatan mu yg be*at itu. Aku tadi ingin memastikan apakah benar dia sudah menikah atau belum, aku bisa jamin 100% meskipun dia jawab udah nikah tapi aslinya dia belum nikah dan dia hamil anakmu" jelas Jaka membuat Alfano menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke samping menatap tajam asistennya itu.
"Eh eh , slow slow. Aku bilang jangan marah dulu" lanjut Jaka yang mulai ketakutan melihat wajah Alfano mode serius dan angkuh. Jaka tau kalau Alfano sudah dalam ekspresi seperti ini, lelaki itu tidak bisa diajak bercanda dan pasti sudah ingin marah.
"Jelaskan!" kata Alfano dengan tekanan yang mau tidak mau Jaka pun harus menjelaskan secara rinci rencana nya sampai lelaki itu paham.
"Gimana kalau kita masuk mobil dulu atau sampek hotel baru aku jelasin. Masa ngobrol di tengah jalan begini" ujar Jaka dengan ketawa kecil agar suasana tidak tegang.
Alfano tidak menjawab, ia malah mulai berjalan cepat menuju mobilnya.
"Heh tunggu, Fan!" teriak Jaka yang tiba tiba ditinggal Alfano berlari.
Sesampainya didalam mobil, Alfano duduk di kursi driver dan Jaka duduk dikursi penumpang.
"Jelaskan dengan jelas apa rencanamu, sebelum aku benar benar marah" kata Alfano dengan sinis dan mulai menjalankan mobilnya menuju hotel.
Jaka hanya bisa menelan ludah karena rencana yg ia susun tanpa diskusi dulu dengan Alfano membuat dia berada dalam masalah.
Tak lama, mobil Alfano sudah berada di lobby hotel. Kedua lelaki itu keluar dari mobil dan kunci mobil diberikan kepada security untuk diletakkan di parkiran mobil.
Alfano dan Jaka pun memasuki hotel dan berjalan menuju lift untuk bisa sampai ke kamar mereka. Tidak ada obrolan antara kedua lelaki itu yang biasanya diisi oleh cekcok cekcok kecil antara 2 sahabat, tapi kali ini serius sekali.
Bagi Alfano, moment bersama Asmara tadi harus berakhir karena statement dalam percakapan Asmara dengan Jaka. Ia pun merasa sakit hati mendengar percapakan itu meskipun semua kesalahan berawal darinya. Tapi ia berharap diberikan kesempatan oleh wanita yg telah ia cari cari beberapa bulan ini, hingga membuyarkan konsentrasi bekerjanya. Malah seperti dimusuhin oleh ibu dan saudara kembarnya.
Setelah masuk kamar, Alfano langsung mendorong tubuh Jaka hingga tersungkur ke ranjang.
"Jelaskan sekarang atau aku akan mengusirmu dari sini, Jaka!" seru Alfano.
"Hehe ampun ampun. Ini semua demi kebaikan mu bos. Jangan marah marah dulu lah kan aku juga udah ngaku salah gak diskusi bareng kamu dulu soal pamitan dengan Asmara tadi" bela Jaka dengan senyuman memohon dimaafkan oleh Alfano.
"Yaudah jelasin. Gara gara kamu kan, kita pulang lebih awal , seharusnya aku tadi bisa cari alasan gak bisa pulang karena celanaku basah!" jelas Alfano dengan kesal karena ia pikir bisa lebih lama bersama Asmara karena entah kenapa nyaman baginya bersama wanita hamil. Padahal ia juga belum bisa mastiin bahwa kehamilan itu karena perbuatan be*at nya , apalagi mendengar jawaban Asmara jika wanita itu sudah menikah. Sedih lah hati bang Alfanoooo
"Oalaaah, itu ta alasanmu marah sama aku karena aku misahin kamu lebih awal sama Asmara?" goda Jaka dengan mengganti senyuman mohon dimaafkan jadi senyuman smirk.
"Eh berani beraninya kamu miringin senyummu, aku bener bener marah tau!" seru Alfano.
"Iya iyaa, aku minta maaf sekali lagi. Aku ceritain rencana ku buat kamu dan Asmara. Tapi kamu tenang dan duduk sana di kursi" pinta Jaka.
Alfano pun menuruti kata Jaka untuk duduk di kursi kamar hotel itu.
"Dengerin ya. Ketika aku melihat kalian tadi, aku rasa kalian akan menjadi pasangan yang cocok apalagi kalau dari awal kalian berhubungan baik. Tapi kenyataannya, perkenalan awal kalian sangat buruk hingga menimbulkan trauma bagi wanita itu, jujur ya Alfano, lagi lagi aku ngomong apa yang kamu perbuat adalah kesalahan besar yg mungkin bisa saja tidak akan dimaafkan oleh wanita manapun yg kamu perlakukan seperti itu" kata Jaka menjeda penjelasannya untuk mengambil nafas terlebih dahulu karena mulai serius menceritakan rencananya.
"Seperti yg aku bilang tadi di tengah jalan, aku yakin 100% bahwa Asmara belum menikah dan dia hamil anakmu. Bunga bilang Asmara sudah menikah karena, sebagai sahabat akan melindunginya dari lelaki breng*ek seperti kamu. Tapi kalau kamu perhatiin, dirumah yg ia tinggali tadi tidak ada jejak laki laki sama sekali. Terus ketika perut dia kram dan kamu membantunya untuk berdiri hingga berjalan kerumah ia tinggal, Asmara pun terlihat nyaman dan tidak kesakitan. Mungkin memang anakmu sadar kehadiran ayahnya, jadi dia tenang. Rencanaku adalah membuat dia sadar bahwa dia membutuhkanmu dalam proses kehamilan ini. Dengan perkataanku tadi kepadanya, membuat dia berbohong dan kebohongan itu akan membuatnya merasa sakit sendiri. Gimana tidak ketahuan bohong, ketika menjawab pertanyaanku tadi saja dia terlihat menahan sesuatu dengan mengepalkan tangannya. Matanya mulai berkaca kaca namun tetap berusaha kuat" lanjut Jaka panjang lebar kali tinggi.
Alfano hanya mendengar dengan seksama , analisis dari asistennya sekaligus sahabat yang banyak mengetahui karakter dirinya.
"Mau aku jelasin rencana rincinya? Tambah bonus 2x gaji kalau rencana ini sukses ya , hahhaaa" tantang Jaka.
Alfano pun langsung mendelik, asistennya sungguh mata duitan.
"Hahahaha bercandaa bos. Hutang bonusmu masih banyak, jadi itu sudah cukup kalau kamu segera kirim semua bonus itu hehe. Aku lanjutin cerita rencananya. Nah, sekarang hubungan kerjasama Enak Kabeh diserahkan ke pihak HRD perusahaan kita jadi kamu bisa datang sewaktu waktu ke restauran itu sebagai tamu biasa atau sebagai Alfano seorang bukan sebagai CEO. Kamu harus mengubah karaktermu yg keras, angkuh, cuek ketika berada dihadapan Asmara. Tantanganmu juga bertambah yaitu memberikan pemahaman ke Bunga bahwa kamu benar benar menyesali perbuatan mu ke Asmara. Buatlah dia mendukungmu" jelas Jaka.
"Jadi aku harus sering ke Bandung?" tanya Alfano merasa keberatan karena harus sering meninggalkan perusahaannya.
"Ckckckck, kamu niat minta maaf gak sih? Katanya kamu bisa membuat Asmara memaafkanmu, lah wong bolak balik Jkt-Bdg aja kamu kayaknya ogah banget gimana bisa ambil hati Asmara" sewot Jaka merasa kesal dengan pertanyaan Alfano yang menyiratkan bahwa lelaki itu belum niat dari dalam dirinya untuk mengambil hati wanita yg telah ia sangat sakiti.
"Ya gimana loh, kerjaanku di Jakarta banyak. Gimana aku bisa ninggalin? Emang kamu mau ngurusin semuanya?" sahut Alfano yg juga mulai kesal.
"Yaampun, kamu benar benar keras hati. Coba pikir, aku jadi asistenmu emang pernah nolak apa yg kamu suruh kecuali apa yg kau suruh itu tidak masuk akal? Lagian ya, aku gak nyuruh kamu tiap hari ke Bandung dari Jakarta. Pinter dikit dong jadi cowok itu, ya kamu datang pas sabtu-minggu gini. Ya anggaplah liburan ke Bandung tiap minggu sampek entah kapan, kamu berhasil buat Asmara luluh" jelas Jaka udah mulai bosan ngingetin kepekaan Alfano.
"Oh oke oke. Bisa diterima" ucap Alfano mulai tenang kembali.
"Tapi, aku gak ikut. Jadi ini murni perjuanganmu untuk mendapatkan maaf dari Asmara. Oh ya aku mau tanya, apakah kamu ada niatan tanggung jawab jika memang dia hamil anakmu?" tanya Jaka spontan karena ia merasa kasihan juga kepada Asmara jika diPHP oleh Alfano.
Alfano terdiam. Tujuan awal dia ingin menemukan Asmara adalah untuk mendapatkan maaf wanita itu dan menunjukkan bahwa dia menyesali perbuatannya hingga ibu dan saudara kembarnya bisa memaafkannya. Untuk bertanggung jawab apalagi setelah mengetahui wanita yg ia ambil keperawanannya itu hamil anaknya, dia belum kepikiran. Belum ada rasa cinta dan hanya rasa penyesalan saja.
"Kamu gak bisa jawab?" tanya lanjutan dari Jaka ketika melihat Alfano diam.
"Hmmm, gimana ya Fan. Rencanaku ini hanya bisa kamu lakuin kalau kamu memang tulus merasa bersalah pada Asmara dan mau bertanggung jawab atas apa yg telah kamu lakukan. Kalau kamu gak bisa ngatur niat dengan benar , maka usahamu bolak balik Jkt-Bdg sia sia. Dan aku ingatkan ya, jangan sakiti Asmara lagi dengan harapan darimu. Ketika dia memaafkanmu, aku yakin hatinya juga mulai terbuka untukmu dan memiliki harapan kamu akan bertanggung jawab atas dirinya. Jadi, kalau kamu berani membuat dia sakit lagi, aku sebagai sahabat sekaligus asistenmu dengan rela melepaskan semua hubungan kita, karena aku tidak bisa bersahabat atau bekerja dengan lelaki be*at tak berperasaan seperti dirimu" ujar Jaka serius.
Alfano pun tetap diam, dia berusaha mencerna omongan Jaka dengan baik. Apa yang diomongkan sahabatnya panjang lebar itu, semuanya benar. Alfano harus bisa menata hatinya lagi untuk Asmara. Mau dibawa kemana rasa bersalah ini.