brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Beberapa saat kemudian,....
Kini, Asmirandah dan juga Zidane telah selesai dengan urusan mereka yaitu menenangkan hati gadis itu. dan setelah semuanya puas, laki-laki itu segera mengajak Asmirandah untuk pulang. karena kebetulan, hari sudah mulai gelap.
"ayo aku antar."ucap Zidan menawarkan.
Namun sayangnya, wanita itu menggelengkan kepala. pertanda bahwa wanita itu, menolak ajakan dari laki-laki itu.
"tidak usah Terima kasih aku akan pulang sendiri."setelah mengatakan hal itu, Asmirandah segera melangkahkan kakinya untuk menjauh dari laki-laki itu.
Karena Asmirandah tidak ingin dirinya kembali mendapatkan masalah. dengan mendekati laki-laki yang kemungkinan besar, masih mendapat tempat di hati sang kakak.
Namun langkah wanita itu kembali terhenti. saat dengan sengaja, Zidane menarik tangan Asmirandah. dan tanpa basa-basi, laki-laki itu segera menggendong dan memasukkan Asmirandah ke dalam mobil miliknya.
"Abang, Abang ini apaan sih?"tanya wanita itu menatap tajam ke arah Zidane. namun sayangnya, laki-laki itu sama sekali tidak menggubris.
Zidane tetap melajukan kendaraannya untuk meninggalkan tempat itu. tentu saja hal itu membuat Asmirandah yang melihatnya, bertambah bersungut-sungut. namun tiba-tiba saja,...
kruk kruk kruk
Terdengar suara yang sangat nyaring dari dalam tubuh Asmirandah. membuat wanita itu, seketika meringis. Karena Wanita itu baru menyadari, jika sejak pagi Dirinya belum menyentuh makanan apapun. dan sekarang, sudah hampir sore. tentu saja lambungnya terasa sangat perih.
"apa kamu lapar?"tanya laki-laki itu. membuat Asmirandah, seketika memutar bola mata malas.
"sudah tahu lapar kenapa harus ditanya kembali?"batin wanita itu Seraya mendengus kesal.
Tak membutuhkan waktu lama, mereka berdua Akhirnya sampai juga di sebuah warung makan yang tampak berada tepat di pinggir jalan.
"ayo kita makan dulu. jangan sampai, Tante Chelsea dan juga Om Aaron menggantung ku secara hidup-hidup jika tahu aku tidak menjaga putrinya dengan baik."cibir Zidane serayan buka pintu.
Asmirandah yang mendengar itu, sontak saja berkacak pinggang. namun wanita itu tetap turun mengikuti langkah laki-laki itu. dengan sesekali menghentak-hentakkan kakinya ke tanah karena merasa kesal dengan sikap laki-laki itu.
"dasar menyebalkan!"ucapnya masuk ke dalam bangunan berbentuk persegi itu.
***
"ayam bakarnya dua. dan juga jus jeruknya dua."ucap Zidane pada wanita yang ada di sebelahnya saat ini Seraya memegang sebuah kertas dan juga bolpoin.
Sontak saja wanita itu menganggukkan kepala. dan segera pergi dari sana setelah mencatat pesanan dari pelanggan itu.
Sepeninggalan pelayan itu, suasana sangat hening. karena baik Asmirandah ataupun Zidane, tidak ada yang berniat untuk membuka suaranya.
"kenapa kamu memblokir nomorku?"tanya laki-laki itu pada akhirnya setelah mendapati kesunyian cukup lama di antara mereka berdua.
Sontak saja Asmirandah yang mendengar itu, seketika mengangkat wajahnya. yang sebelumnya, ia tekuk.
"tidak ada alasan untuk aku tidak memblokirnya. karena kita tidak saling mengenal sebelumnya."jawab wanita itu dengan santai.
Tentu saja jawaban dari Asmirandah itu, membuat Zidane seketika menghela nafas panjang.
Kemudian laki-laki itu menarik bahu dari Asmirandah. membuat wajah keduanya seketika saling berhadapan. dan tatapan itu, kembali beradu.
"dengarkan aku Asmirandah! kau saat ini sudah menjadi tanggung jawabku karena aku sudah berjanji pada kedua orang tuamu untuk menjaga Putri bungsunya!"ucap laki-laki itu penuh dengan penekanan. hingga membuat Asmirandah yang mendengarnya, seketika termenung.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama. setelah wanita itu mendapatkan kesadarannya. tangan dari Asmirandah segera menepis kedua tangan Zidane yang bertengger di pundaknya.
"Anggap saja kau tidak pernah mengatakan apa-apa pada kedua orang tuaku. karena aku, bisa menjaga diriku sendiri."Zidane hanya terdiam menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tak berselang lama makanan yang mereka pesan pun datang. dan setelah itu tidak ada lagi obrolan di antara mereka berdua. sesekali, Zidane akan menatap ke arah wanita yang ada di sebelahnya itu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Karena menurut laki-laki itu, sikap yang ditunjukkan oleh Asmirandah itu sangatlah janggal. karena tiba-tiba saja, wanita itu berubah menjadi dingin dan juga arogan. padahal beberapa saat yang lalu mereka masih mengobrol dan sesekali bercanda. Zidane merasakan, seperti menemui orang asing. dan itu pasti ada penyebabnya.
Selesai menyantap semua makanan, Zidane segera mengantarkan Asmirandah pulang ke rumahnya. karena hari, sudah semakin gelap.
"tolong buka lagi blokirannya."pinta laki-laki itu sebelum Asmirandah turun dari mobilnya setelah mereka sampai di depan rumah mewah kedua orang tua wanita itu.
Namun Asmirandah hanya menatap sebentar ke arah laki-laki itu. sebelum akhirnya, kembali melanjutkan aktivitasnya untuk keluar dari dalam mobil laki-laki itu.
brakkk
prang
Baru saja wanita itu membuka pintu, Indra pendengarannya mendengar suara yang sangat gaduh dari dalam sana. sontak saja, hal itu membuat hati dari Asmirandah merasa sedikit was-was.
"kau benar-benar keterlaluan Yudha!"teriakan dari seorang wanita Terdengar sangat menggelegar.
Membuat Asmirandah yang mendengar itu, seketika melangkahkan kakinya dengan pelan. "kenapa mereka bertengkar Lagi? apa sebenarnya terjadi?"tanya wanita itu pada dirinya sendiri.
prang
Saat wanita itu melangkahkan kakinya dengan perlahan, tidak sengaja tangan dari Asmirandah menyentuh dan menyenggol sebuah guci kecil yang ada di sebelahnya. tentu saja hal itu membuat pandangan dari dua orang yang tengah bertengkar itu, kini telah fokus terhadapnya.
"dasar biang kerok!"setelah mengatakan hal itu, Naomi segera melangkahkan kakinya dengan cepat untuk menghampiri sang adik yang masih terdiam mematung di tempatnya.
plak
Lagi dan lagi, tangan dari kakaknya itu melayang cepat mendarat ke pipi mulus milik Asmirandah. membuat wanita itu, seketika kembali tersungkur di atas lantai.
Tentu saja itu membuat Asmirandah, kembali menangis tersedu-sedu. karena Lagi Dan Lagi, wanita yang seharusnya melindunginya itu malah menyakitinya.
"apa yang kamu lakukan? jangan pernah melimpahkan kesalahan kepada orang lain! ini adalah masalah kita berdua!"ucap Yudha dengan suara yang meninggi.
Kemudian dengan segera, laki-laki itu mencoba untuk menolong wanita yang pernah berada di puncak tertinggi di dalam hatinya itu. namun dengan segera, Asmirandah menepis tangan dari Yudha. dengan segera, wanita itu mencoba bangkit seorang diri.
Kemudian, berjalan terseok-seok menuju ke kamar pribadinya. dengan sesekali, mengusap air matanya yang telah banjir seperti anak sungai.
brakkk
Asmirandah dengan segera menutup pintu kamarnya dengan sedikit kuat. tak lama berselang, tubuh wanita itu merosot dan menangis tersedu-sedu di dalam kamarnya. merutuki nasibnya yang malang itu. setelah puas menangis, Asmirandah segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.