NovelToon NovelToon
Cinta Bintara Remaja

Cinta Bintara Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Teen Angst / Menjadi NPC / Kehidupan Tentara / Persahabatan
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Reno, adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Papanya memiliki jabatan yang tinggi di suatu instansi pemerintah dan mamanya seorang pengacara terkenal, kakanya jebolan sekolah kedinasan yang melahirkan Intel negara. Sementara dia anak tengah yang selalu dibanding-bandingkan dengan kesuksesan sang Kaka, berprofesi sebagai TNI berpangkat Bintara. Tapi Reno adalah anak yang penurut dan paling berbakti pada kedua orangtuanya.

Keinginannya menjadi seorang TNI karena kejadian luar biasa yang mempertemukan dirinya dengan sosok yang sangat dia kagumi, sosok idola yang merubah hidup dan cara pandangnya.

Hingga pada suatu hari takdir mempertemukan Reno dengan Kanaya yang membantu cita-citanya menjadi seorang TNI terwujud.
Kanaya menemani Reno dari nol karena Reno tidak mendapatkan dukungan dari kedua orangtuanya.

Apakah cinta kasih Reno dan Kanaya akan berlanjut ke pelaminan, atau Kanaya hanya dimanfaatkan Reno saja untuk mencapai cita-citanya?

Yuks ikuti kisah Reno di Cinta Bintara Rema

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Putraku, terbaik !!

Happy Reading 🩷🩷

Malam mengumpulkan kata yang tercecer dari sebuah keheningan membentuk puisi indah yang penuh makna mendalam. Seketika Rindu nyeletuk dengan nada lembut, "Eh, jadi kita ketemuan di dalam mimpi?" Rindu berjalan dengan ragu.

"Sebentar lagi aku akan pulang, karena sejatinya kamu adalah rumah yang paling damai tempatku bertumbuh." jawab Jiwa

Jiwa yang me-rindu, selalu punya cara untuk bertemu, karena jantung yang saling berdenyut adalah rumah paling nyaman untuk mereka bertumbuh dengan rasa, cita dan cinta.

...☘️☘️☘️...

"Apa aku bisa keluar dari semua ini?" tanya Naya dengan tatapan menerawang

"Bisa, Nay. Kamu harus keluar dari ketidaknormalan yang terus menghakimimu. Kamu bukan pelaku, namun mereka hanya butuh kambing hitam dari ketidakbecusan mereka sebagai orangtua dari mamamu." Reno berusaha meyakinkan Kanaya

"Di dunia luar itu seperti apa? Aku bahkan tidak pernah berlari bebas seperti anak-anak lain melepas alas kaki saat menari dengan hujan."

"Dunia luar tidak seburuk yang kamu kira, cari tempat dimana kamu dihargai, kamu di dengarkan, kamu bisa bahagia dan tertawa ceria—kamu bisa bertumbuh. Lari Nay, jangan sampai kesedihan dan keputusasaan membentuk karaktermu."

"A-aku takut Ren ... "

"Naya, jadikan jarakmu sebagai tamparan keras bagi mereka. Dan kedamaian hidupmu sebagai balas dendam terbaik atas ketidakadilan yang kamu dapatkan. Papa aku bersedia menanggung biaya hidupmu. Naya, kamu berharga bagiku."

"Jika aku membangkang, apa mereka akan memaafkanku?" rasa getir dari tanya Kanaya

"Naya, beberapa kata 'maaf' tidak diharapkan datang, beberapa permintaan maaf seringkali enggan terucap karena terbungkus oleh ego dan seringkali terkunci karena kesombongan."

"Sembuhmu tidak memerlukan kata maaf dari mereka," Reno menatap samping wajah Kanaya, lalu menyelipkan anak rambut di telinga Naya.

Kanaya menoleh, menatap lelaki yang hanya beda usia beberapa bulan saja dengannya, namun berusaha menjamin dan bersedia menjadi pelindungnya.

"Jadi mau daftar kuliah di mana?" tanya Reno dengan lembut

"Di mana kamu bertugas Ren, aku ikut dengan kamu."

"Bagaimana jika aku tugas di barat Indonesia atau ujung timur Papua?" Reno menatap Kanaya dengan tatapan sendu.

Pemuda itu tidak tahu kemana takdir dan keputusan dari dinas membawanya, dia tidak bisa berjanji akan bisa selalu mendampingi Kanaya.

"Gimana sih! Kamu mau melindungi aku, tapi aku gak boleh ikut sama kamu!" protes Naya

"Naya, hidup harus realistis. Di pulau Jawa lebih banyak kampus terbaik. Aku yakin kamu mampu masuk fakultas kedokteran di UGM, UI, Unpad dan lainnya."

"Dan, masih ada kami yang bisa kamu andalkan, jika kamu kuliah di pulau Jawa." jawab Yulan yang ikut nimbrung di balkon hotel.

"Ren, wajah kamu kok pucet? ada yang kamu rasa? Kamu sakit?" paniknya saat melihat wajah Reno yang memucat.

"Gak apa-apa mam, cuma kurang tidur aja" keluh Reno

"Masuk angin mungkin Ren, tuh badan kamu sudah demam. Ya udah sini mama kerokin dan urutin, abis itu kamu tidur." Yulan menempelkan punggung tangannya di kening Reno

Reno melangkah lemas ke dalam kamar hotel, lalu dia duduk di tepi ranjang.

"Naya, tolong pesankan minuman rimpang di resto bawah, nak."

"Iya mam ... " Kanaya mendial nomer sambungan Resto dari kamar hotel.

Reno duduk melipat kaki ke dada, dan merebahkan wajahnya di atas dengkul.

"Ren, buka bajunya kalau mau dikerok." pinta Yulan

Dengan lemas dia membuka baju PDH nya, lalu merebahkan lagi kepalanya di dengkul. Yulan sempat berdecak karena Reno membuka bajunya sedikit, hanya di bagian bahunya saja.

"Kamu tuh, malu ya sama ma—" Yulan membelalak melihat punggung putranya.

Yulan meraba tiap guratan yang terlukis di punggung Reno, ada luka yang masih basah dan dalam, kulit yang tergesek aspal, luka yang menua dan tergambar abstrak bagai sebuah sejarah 'pelajaran' yang putranya terima.

Dia mengigit bibirnya semakin kuat saat isak seakan ingin lolos dari bibir dan memejamkan mata agar airmata tidak membanjiri pipinya.

"Ma ... Jadi mau kerok aku?" lirih Reno, masih merebahkan kepalanya di atas dengkulnya.

"I-iya nak ... " parau suara Yulan.

Yulan melewati luka-luka yang masih basah saat memberi guratan dari logam bertemu kulit putranya.

"Tumben kerokan mama sekarang gak terlalu sakit, biasanya aku sampe jerit-jerit." ejek Reno

"Mungkin mama sudah tua sekarang, Ren. Tenaga mama makin berkurang." Yulan menepis airmata yang sempat lolos dari matanya

"Kasian mama sekarang gak ada yang bantuin beres-beres rumah. Bulan depan Reno sudah punya gaji dan Tunkin, mam. Mama harus punya ART biar gak terlalu lelah. Reno yang akan bayar gaji pembantunya mam ... " ucapnya dengan nada lembut

"Davin sering pulang bantu mama beres-beres rumah, kamu gak perlu khawatir." dustanya.

"Gajimu untuk kebutuhan kamu, untuk lanjut kuliah." pesan Yulan

"Mam, aku memutuskan lanjut masuk Bintara TNI karena ingin punya penghasilan, biar bantu mama cari nafkah. Bukan untuk kebutuhanku sendiri." ucapnya

"Ren, mama masih bisa mencari nafkah untuk mama dan adik kamu" tolak Yulan

"Pokoknya aku akan tetap kirimi mama uang untuk bayar ART, biar mama gak kelelahan lagi." janji Reno

Airmata semakin deras mengalir dari pelupuk mata Yulan. Anak yang dia besarkan dengan disiplin dan seringkali harus mengahadapi keterbatasan keuangan, kini menyodorkan dirinya sebagai pengganti tulang punggung untuk keluarganya.

Yulan merasakan tamparan tak kasat mata di pipinya, di saat anak kandungnya sendiri yang dia jaga seperti anak seorang raja, malah tidak terlalu perduli dengan permasalahan keuangannya.

Berbanding terbalik dengan Reno yang selalu dia didik mandiri, bekerja keras, dan disiplin, justru sangat menghargai dirinya dan berusaha membalas budi.

"Boleh mama peluk kamu, Ren?" pintanya

"Kenapa suara mama seperti orang menangis?" tanya Reno lalu membalikkan tubuhnya menghadap Yulan.

"Maafin mama selama ini seringkali tidak bersikap adil padamu, sering menuntutmu lebih baik dari Davin, sering memarahi mu jika nilaimu jelek, maafin mama ya, nak." isak Yulan lalu memeluk putra angkatnya.

"Mam, tanpa didikan dan kasih sayang mama, Reno tidak akan berada di posisi ini. Lihat mam, sekarang Reno punya seragam kebanggaan papa Sandi, Reno tidak menjadi kuli panggung di pasar induk seperti yang papa Wawan takutkan. Ini semua karena kasih sayang mama." sahutnya

Tangisan Yulan semakin keras, ingatan tentang kemarahannya saat itu kembali terlintas, ucapan yang kini bisa ia sesali. Betapa pedas dan kejamnya semua makiannya saat itu pada Reno. Seakan Reno tidak layak menerima kata-kata lembut penuh kasih sayang seperti yang dia berikan pada Davin.

"Mama rela mengucapkan ribuan kata maaf padamu, nak ... sikap mama sangat keterlaluan." sesal Yulan

"Udah lah mam, tidak ada kata-kata yang menyakiti hati Reno, justru itu sebagai nasehat untuk Reno lebih baik." Reno memeluk Yulan semakin erat.

"Mam, ramuan rimpangnya tidak tersedia di resto bawah. Aku tadi sempatin ke rumah Luna sahabatku di sini untuk buat ramuan masuk angin." seru Kanaya yang baru saja masuk kamar hotel tempat mereka bermalam.

Setelah Reno mendapatkan cuti satu hari, Sandi memesan kamar Royal Suite untuk tempat menginap Reno, Yulan dan Kanaya. Di kamar itu terdapat dua kamar tidur, ruang tamu dan Jacuzzi.

"Ada apa mam, Ren ... ?" tanya Kanaya heran, melihat Yulan dan Reno menangis.

"Gak apa-apa Naya, kami habis berbincang-bincang." ucap Yulan

"Oh ... Ren, diminum kamu buatanku. Mama Luna yang ngajarin aku bikin ramuan masuk angin. Sekalian aku tanya-tanya kampus di sini sama Luna." ucap Naya

"Oiya kamu pernah tinggal lama di Surabaya ya, Nay ... " ucap Yulan

"Iya mam, dari aku bayi" Kanaya mengulas senyuman.

Reno tertidur setelah meminum ramuan yang dibuatkan Kanaya, diam-diam Yulan mengobati luka cambukan di punggung Reno dengan hati-hati. Dan, saat itu Sandi baru saja datang ke hotel tempat mereka menginap. Dia mengamati apa yang uang dilakukan Yulan.

"Itu adalah hal biasa di dunia kami, Lan. Jangan terlalu dipikirkan." ucap Sandi, suara bariton itu mengagetkan Yulan.

Yulan menarik Sandi keluar dari kamar, dan mereka berbicara di ruang tamu, "Biasa? Aku gak bisa terima anakku di perlakukan seperti ini, mas! Aku akan menuntut pelakunya." geram Yulan.

"Lan, mereka di tempa dan dilatih seperti itu, agar kuat dan bermental baja, tidak cengeng dan melatih disiplin. Kalau Reno kena hukuman, itu artinya dia melanggar hukum yang berlaku. Gimana jika mereka ada di kandang musuh, tapi tidak tahan disiksa oleh musuh, hancurlah rahasia negara." tegas Sandi

"Tapi dia masih kecil, mas. Umurnya saja baru 18 tahun ini."

"Apa anakku mengeluh dengan pendidikan di markasnya?" tanya Sandi

"Reno tidak sama sekali mengeluh, mas. Tapi aku lihat punggung Reno penuh luka." Isak Yulan

"Bagus!! Anakku memang terbaik." singkat dan tegas jawab Sandi

"Mas, kamu ... !!" geram Yulan

"Lan, aku tahu hukuman yang diterima siswa sudah terukur dan tertakar. Pelatih punya skill untuk membina mereka. Jangan dikhawatirkan!" tegas Sandi lagi.

Yulan menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Sandi yang santai.

Reno bangun setelah menuntaskan kantuknya selama tiga jam, sebelum tidur dia terlihat lelah hingga tidurnya nyenyak dengan wajah damai. Sandi mengusap punggung putranya, saat Reno membuka baju atasannya dan masuk ke Jacuzzi menemani Papanya.

"Dosa apa saja yang kamu lakukan di masa pendidikan, sampai punggungmu banyak lukisan begitu?" tanya Sandi santai sambil mengamati sisa-sisa hukuman di punggung Reno.

"Eemm ... Papa akan marah kalau Reno bilang." cicitnya

"Yaa ...paling hukumannya sikap tobat dan push up, tergantung apa salahnya."

"Mmm ... Merokok di kamar, lompat pagar untuk menelpon Naya, gak kuat habisin nasi komando, banyak lagi ... " Ragu Reno

"Lan! Kamu dengar sendiri anakmu bilang apa ..." Seru Sandi saat melihat Yulan mendekati mereka.

"Sejak kapan kamu merokok? Kamu tahu kan efek rokok itu gimana, bahayanya gak main-main Ren! Mama gak suka kamu merokok lagi ... " racau Yulan yang kembali ke mode aslinya, cerewet.

Sandi memutar bola matanya dengan malas, Reno hanya mesem-mesem menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

"Selama pendidikan militer, kamu pasti sangat kangen Omelan mama kamu, kan Ren?" gurau Sandi pada putranya.

"Bangeett pa, aku kangen banget Omelan dan masakan mama selama di Pusdik. Kalau mama ngomel itu artinya mama sehat, gak sakit gigi atau sariawan." sahut Reno sambil berbisik dan melirik Yulan

"Lebih pedes Omelan mama apa pelatih?" bisik Sandi

Reno melirik Yulan yang masih meracau memberi nasehat segala rupa, sebagai jawaban bahwa Omelan mamanya tidak bisa dibandingkan dengan Omelan pelatih di barak.

"Cewe cerewet itu sehat Pa, biarin aja. Anggap aja musik rock n roll" bisik Reno

Mereka terbahak berdua.

"Kalian ngomongin mama ya?" bentak Yulan.

...☘️☘️☘️☘️☘️...

B e r s a m b u n g ...

Jangan lupa tinggalkan like, komen dan Votenya gaess ... Terima kasih 🩷🩷

1
Abu Yub
lanjut thor
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jadi ceritanya Kanaya kabur dari cipto? bagus!
Diana (ig Diana_didi1324)
uhuui kata2nya🤭🤩
Aksara_Dee: bumbu-bumbu
total 1 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
bner bngt itu
Aksara_Dee
🤣🤣🤣
Taurus girls
itu lah cinta.. dah jgn ngambek Nay inget klo lg rindu. skrg ngambeknya singkirin dulu yah
Aksara_Dee: butuh tapi sayang
total 1 replies
Taurus girls
pernah liat momen ini dan sangat mengharukan./Sob/
Taurus girls
ini nyambuknya memang peraturan atau hanya kenakalan senior saja. seperti halnya maba yang seriing dikerjain seniornya gitu.
Aksara_Dee: pernah di Surabaya 5 tahunan skrg tingga di jakarta-bali
Diana (ig Diana_didi1324): waah authornya dari sby to wkwkwk samaa dong
total 4 replies
Taurus girls
astaghfirullah Arga /Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
uhuk uhuk /Facepalm//Facepalm/ ikut senyum senyum sendiri nih/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
ck Lona Loni lagi/Facepalm/
Dinar
jadi orang gak enakan memang bikin repot ya ren, niat menghargai disalah artikan 🤭
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣... katanya kangen sampai dada sesak. giliran ketemu malah ngambek... 🤣🤣🤣🤣...
Aksara_Dee: cemburuuu ...
total 1 replies
AndiRa [16]
Lanjut, semangat terus juga
Diana (ig Diana_didi1324)
luar biasa
Diana (ig Diana_didi1324)
bikin nyesek di oart ini😪 1 vote untukmu thorr ditungggu part berikutnya
Aksara_Dee: terima kasih ka ...🩷🩷
total 1 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
kasian bngt kanaya🥲
Diana (ig Diana_didi1324)
ooh baru paham jadi bintara itu ini mksdnya
Aksara_Dee: yup ka ...
total 1 replies
Dinar
Siapa yang simpan bawang disini 😭
Aksara_Dee: maaf ya ka, jd ngabisin tisu 🙏😅
total 1 replies
Selly AWP
kenapaaaa meweeeek siiiih aku 😭
Selly AWP: 🙈🙈🙈😁 semngat terus Dee..lop yu
Aksara_Dee: cup..cup..cup
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!