Tiba-tiba beralih ke tubuh seorang gadis tentu saja membuat Almira kaget. Yang Almira ingat adalah saat dirinya berperang dengan musuh Kakaknya dan dirinya tertembak beberapa kali, tentu saja tak mungkin hidup Almira pasti sudah mati.
Tapi kenyataannya Almira masih hidup, tapi bukan dalam tubuhnya. Wajahnya pun sangat berbeda ini sangat muda sedangkan Almira sudah 28 tahun.
Siapakah sebenarnya pemilik tubuh ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa harus terjebak ditubuh ini
Almira membuka kedua bola matanya dengan perlahan begitu silau. Benarkah dirinya masih hidup dengan tembakan-tembakan yang bertubi-tubi pada tubuhnya. Aneh sekali, padahal lebih baik mati saja daripada hidup dengan kehidupan yang keras. Kakaknya selalu saja mendidiknya dengan sebuah kekerasan bukan itu yang Almira inginkan.
Padahal Ayahnya selalu melarangnya, tapi Kakaknya begitu keras kepala sampai-sampai Ayahnya saja dibuat tidak berkutik oleh Kakaknya itu. Semua diatur oleh Kakaknya, tidak ada yang boleh menentangnya.
"Akhirnya Laura kamu bangun juga, aku panggilin dokter dulu ya"
Almira mengeryitkan keningnya "Laura? Siapa anak kecil itu"
Masuk beberapa dokter dan juga perawat, memeriksa Almira dan tersenyum dengan lega "Akhirnya kamu bisa melewati masa koma mu Laura. Sekarang kamu tinggal pemulihan, cepat sembuh ya Laura"
Lagi-lagi Almira tidak bisa menjawab. Almira hanya diam kenapa orang-orang memanggilnya Laura. Namanya Almira bukan Laura sangat jauh sekali. Apakah ini ulah Kakaknya merubah namanya ?
Setelah para dokter dan juga suster keluar Almira menatap anak kecil yang ada di hadapannya ini. Dia tersenyum sangat lebar dan memeluknya. Almira sedikit meringis karena kepalanya cukup sakit. Lukanya kenapa tiba-tiba ada di kepala, bukannya tubuhnya yang tertembak. Kepalanya sama sekali tidak tertembak. Kalau iya kepalanya juga kena mungkin isi kepalanya sudah hancur.
"Kamu ini siapa tiba-tiba memelukku" Almira melepaskan pelukan itu dengan sedikit mendorong tubuh anak kecil itu. Pelukannya sangat erat sekali sampai Almira sesak.
"Kamu lupa aku Laura. Aku ini teman kamu. Aku benar-benar khawatir saat Bibi menelpon aku kalau kamu ga baik-baik saja dan ada di rumah sakit "anak kecil itu menangis membuat Almira benar-benar bingung.
Almira yang memang masih lemas mencoba meraba tubuhnya, tidak ada perubahan apapun tidak ada luka. Tidak ada bekas jahitan atau pun bekas operasi. Tubuhnya baik-baik saja hanya kepalanya saja yang terluka parah. Aneh sekali kenapa bisa seperti ini.
Apa yang terjadi dengan hidupnya, semua ini membuat Almira bingung. Almira benar-benar belum bisa mencerna semua kejadian ini.
"Bisa ambilkan aku cermin"
Anak kecil itu segera menganggukkan kepalanya dan mengambil sesuatu dalam tasnya. Ternyata itu adalah sebuah cermin kecil dan memberikannya pada Almira.
Almira menatap wajahnya, begitu berbeda ini sangat muda sekali. Gadis muda dengan wajah yang cukup menyedihkan menurutnya. Ada beberapa luka gores dan juga jahitan di kepala. Ini sangat parah benar tebakannya ternyata.
Kulit ini begitu kusam seperti tidak terawat. Berbeda sekali dengan tubuhnya yang dulu sangat terawat, tapi ya ada beberapa jahitan karena dunia hitam itu sangat kejam dan Almira dituntut untuk bisa kuat dengan segala hal yang harus dihadapi.
Tapi sebisa mungkin Kakaknya selalu menghilangkan bekas-bekas luka yang ada ditubuhnya. Kakaknya selalu memperhatikannya membuatnya selalu cantik seperti wanita biasa. Padahal sebenarnya Almira seorang pembunuh.
Almira mengusap pipinya dan mencoba untuk tersenyum. Almira menatap anak kecil yang ada di hadapannya itu lalu memberikan cerminan itu kembali "Aku ini siapa"
"Kamu bertanya lagi siapa, kamu ini Laura. Apakah setelah kamu disiksa oleh Ayahmu menjadi hilang ingatan Laura. Ini aku Alma kamu bener lupa sama aku, lupa sama semuanya. Aku panggilin dokter lagi ya"
Almira segera menarik tangan Alma lalu menggelengkan kepalanya "Tidak usah, tolong ceritakan sedikit tentang keluargaku sepertinya aku sedikit lupa"
Alma benar-benar takut kalau Laura benar-benar hilang ingatan. Bagaimana kalau Laura juga akan melupakannya.
"Akan aku ceritakan singkat tentang kehidupan kamu. Kamu ini sering dibully di sekolah. Anak-anak selalu menyuruh kamu membelikan ini, mengambilkan itu, membawakan tas mereka dan kadang mereka juga selalu memanfaatkan kamu. Bahkan saudara kamu sendiri saja jahat sama kamu Laura, dan Ayah kamu selalu ringan tangan. Bahkan di hadapan siapapun dia akan memukul kamu. Tidak peduli di hadapan siapapun itu termasuk aku, aku pernah melihat kamu dipukul oleh Ayahmu"
Alma mendongakkan kepalanya sambil mengedipkan matanya beberapa kali, lalu kembali menatap Laura "Aku begitu sakit melihat kamu yang selalu dipukul oleh Ayahmu. Saat aku meminta kamu untuk tinggal di rumahku kamu selalu tidak mau. Kamu mengharapkan kasih sayang Ayahmu, tapi semua itu tidak pernah terjadi. Apalagi Ibu tiri kamu selalu membuat api dan sengaja agar kamu selalu di pukul oleh Ayahmu. Maaf aku hanya bisa menceritakan itu saja. Aku benar-benar tidak kuat kalau harus menceritakan semua tentang kehidupan kamu Laura"
Almira sekarang mengerti ternyata tubuh ini disakiti oleh Ayahnya. Mempunyai Ibu tiri dan mempunyai saudara yang jahat. Apakah Almira harus membalaskan semua kesakitan Laura ?
Sepertinya itu akan menyenangkan. Almira harus bermain-main dengan keluarga ini. Mungkin ya karena Laura sudah baik hati memberikan tubuhnya pada Almira. Menguntungkan hidup ditubuh ini Almira bisa sedikit tenang dan Kakaknya tak akan mengetahuinya.
Memang Kakaknya begitu menyayanginya, tapi didikannya begitu keras dan Almira harus mengikuti setiap apa yang diperintah olehnya.
Memang pada dasarnya Almira ingin hidup, tapi ingin tenang tidak ada dunia hitam, tidak ada perkelahian, tidak ada tembak-tembakan dan tidak ada permusuhan yang begitu menyakitkan kepala. Almira ingin bebas melakukan apapun tanpa aturan Kakaknya.
Di tubuh barunya ini Almira akan membuat hal baru yang mungkin akan membuat keluarga Laura kaget dengan perubahannya ini. Baiklah kita mulai permainannya. Almira tidak sabar untuk bertemu orang-orang itu. Almira janji tak akan ada yang berani memukul tubuhnya lagi.
"Laura kenapa kamu malah melamun "Alma melambaikan tangan di hadapan wajah Laura.
Almira hanya tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Itu benar-benar membuat Alma bingung.Biasanya jika diceritakan tentang keluarganya Laura selalu menangis, tapi sepertinya ini beda. Apakah ada yang terjadi dengan Laura. Satu lagi jika bertemu dengannya Laura akan banyak bicara, banyak yang akan Laura ceritakan padanya.
"Kalau keluargaku di mana, kenapa kamu yang menunggu aku disini "
"Keluarga kamu mana peduli, apalagi Ibu tiri kamu. Dia hanya memperdulikan anak-anaknya saja tanpa memperdulikan kamu Laura. Tadinya Bibi yang menunggu kamu di sini, tapi Bibi harus melayani mereka. Jadi aku tunggu kamu di sini. Tidak usah khawatir aku pasti akan mengurus kamu Laura. Aku akan terus ada di samping kamu, jangan khawatir ya, aku akan selalu menemani kamu"
"Baik sekali kamu "sambil tersenyum miring.
Alma hanya bisa tersenyum kecil, Alma merasa seperti Laura bukan Laura. Ini berbeda, Alma merasa kalau yang ada di hadapannya ini bukanlah temannya lagi. Tapi tidak mungkin masa iya Laura mempunyai saudara kembar. Kalau iya mungkin Alma sudah tahu dari dulu. Kan mereka sudah cukup lama berteman mana mungkin Alma tidak tahu.
"Alma lebih baik kamu pulang saja"
"Tapi Laura, aku ingin di sini saja bersama kamu. Takut-takut nanti Ayah kamu datang ke sini dan memukulmu lagi"
Almira memegang tangan Alma lalu menggelengkan kepala "Tidak akan, aku akan baik-baik saja aku bisa melawan"
"Kamu yakin Laura. Aku benar-benar tidak apa-apa kalau harus menunggu kamu satu hari, dua hari ataupun satu Minggu. Aku tidak ada pekerjaan lain dan aku juga sudah bicara sama Mama kok"
"Gak papa aku baik-baik saja sendiri. Kamu pulang ya "ucap Almira dengan tatapan tajam dan sedikit senyum yang menakutkan, membuat Alma benar-benar takut dan hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Alma sekarang menjadi takut dengan Laura yang ini.