Bayu tanpa sengaja melakukan nikah kontrak dengan seorang CEO perusahan BOF beauty of fashion, perusahaan terbesar di Negaranya. Awal kehidupan Bayu yang rumit saat memasuki keluarga Naya Tungga Dewi, yang kekayaannya masuk daftar 10 besar di Asia.
Bayu yang hanya seorang tenaga tehnisi perusahaan, tamatan SMA swasta menjadikan dia terhina di hadapan keluarga Naya.
"Dasar tidak berguna, lelaki gembel. Apa yang bisa kau andalkan selain tampangmu itu, atau jangan-jangan kau mengguna gunai anakku ya?! Kalian harus bercerai, aku tidak sudi memiliki menantu sampah sepertimu".
Apakah Bayu bisa membuktikan kepada keluarga Naya, bahwa dia bukan lelaki yang tidak berguna???
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. MSSM
Drrrrttttttt....
Drrrrrrttttttt....
Ponsel Dokter Handoko berdering saat sedang mengadakan meeting, dia sedikit memberi isyarat kepada pembawa materi untuk terus lanjut dan dia meniggalkan ruangan tersebut untuk mengangkat telfon dari orang yang tidak bisa dia tolak panggilannya.
"Papa, apakah Papa sibuk?"
"Sedikit Nak, Papa hanya mengikuti pertemuan dengan beberapa rekan medis yang meneliti sebuah penyakit langkah, ada apa?"
"Sika tidak ingin makan Pa, dia hanya mual sejak semalam hingga saat ini"
"Itu lumrah bagi ibu yang sedang hamil muda, kamu ke kantor Papa, ada resep obat di laci meja kerja Papa, itu Papa siapkan untuk Sika yang memiliki gejala mual, Papa sudah menyiapkan semuanya untuk calon cucu Papa agar dia baik-baik saja"
Percakapan tersebut berakhir, Dokter Handoko melanjutkan meeting tersebut dengan tersenyum, seperti halnya lembaran list rencana masa depan yang tertempel di dinding kamar, tercatat di layar HP atau di buku agenda, Dokter Handoko seperti itu. Dia telah menyiapkan semuanya untuk sembilan bulan resep obat yang akan di konsumsi oleh menantunya itu.
Hari ini selembar kertas akan terpakai, masih ada beberapa lembar lainnya yang akan menantunya butuhkan, Dokter Handoko sangat tidak sabar menunggu kehadiran cucunya di dunia ini. Dokter Handoko sangat mengharapkan menantunya itu bisa memberinya cucu perempuan karena dalam keluarga Dokter Handoko, belum ada yang memiliki anak perempuan.
Fajar, anak Dokter Handoko bergegas ke rumah sakit dan mencari lembaran kertas yang ayahnya maksud. Tiba-tiba Fajar mendapat selembar resep tersebut yang terselip di antara beberapa tumpukan buku di laci meja pertama Dokter Handoko, dia segera ke apotik rumah sakit untuk mengambil beberapa persediaan obat tersebut.
Malam menjelang, Sika kesakitan di perutnya dan mengalami pendarahan. Semua orang panik kecuali Dokter Handoko yang saat itu tengah sibuk melakukan operasi caesar untuk seorang tamu VIP. Istri Dokter Handoko dan semua angota keluarga tengah berkumpul di depan ruangan UGD (Unit Gawat Darurat) rumah sakit, menunggu hasil pemeriksaan Dokter Kandungan yang menanganinya, Dokter Mila yang merupakan salah satu asisten terbaik Dokter Handoko di rumah sakit tersebut.
Dokter Mila keluar ruangan dengan wajah murung, semua memperhatikan mimik wajah Dokter Mila, termasuk Fajar yang menghampiri Dokter Mila.
"Ada apa dengan istri saya Dok?"
"Istri anda mengalami keguguran"
"HA? Dokter jangan becanda, bagaimana mungkin, dia baik-baik saja sebelumnya"
Dokter MIla menjalskan gejala yang membuat ibu hamil muda bisa keguguran, semuanya Fajar tepis karena dirumah tersebut, Sika tidak pernah di pekerjakan sama sekali, bahkan kaki Sika hanya menyentuh lantai saat dia ingin melakukan ritual di kamar mandi.
Dokter Mila kembali bertanya tentang apa yang dilakukan SIka seharian itu dan apa yang SIka konsumsi, dOkter MIla terhenti saat Fajar menyebutkan sebuah obat yang baru SIka konsumsi.
"VItamin?" tanya DOkter MIla
"Iya Dok". Timpal Fajar
Kemudian fajar mengangguk dan memperlihatkan resep obat yang masih berada dalam saku celananya, resep tersebut tanpa sengaja Fajar masukan setelah mengambil beberapa jenis obat untuk sika siang tadi.
Mata Dokter Mila melotot membaca resep obat tersebut, dia Syok karena resep obat itu bukan untuk menguatkan janin tapi untuk menggugurkan janin.
"Ada apa Dok?"
"Ini bukan vitamin tapi obat penggugur kandungan Tuan Fajar"
"HA?!!"
Semua yang mendengar itu kaget tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, Fajar tersulut emosi dengan mengepalkan jemarinya kemudian menggertakan rahangnya. Semua anggota keluarga bertanya dari mana dia mendapatkan obat tersebut, Fajar hanya diam hingga sosok pria paruh baya berjalan dengan tergesa-gesa mendekati mereka, membuat Fajar tidak isa mengendalikan diri lagi.
"Orang tua macam apa kamu, tega melenyapkan cucumu sendiri!" teriak Fajar
Semua mendengar itu terhenyak dan tidak percaya bahwa diamnya Fajar sedari tadi memberi tanda memberi jawaban bahwa orang yang membuat menantu keluarga tersebut keguguran adalah Dokter Handoko sendiri.
"Apa yang kau bicarakan, berani sekali kau berteriak di hadapan papa!"
Fajar hanya berdecik dan tertawa keras, Fajar merasa frustasi. Orang yang sangat Fajar sayangi dan percayai ternyata melenyapkan darah dagingnya. Fajar mengingat pernikahannya dengan Sika. Dia menikah tanpa restu Dokter Handoko karena istri Fajar adalah anak seorang pembatu di kelurga Dokter Handoko.
Fajar mendapat restu dari keluarganya terutama Dokter Handoko saat Sika dinyatakan positif hamil, Fajar sangat bahagia karena akan menjadi seorang ayah dan melihat istri yang di cintainya diterima dengan sangat baik oleh keluarganya karena kehamilan tersebut.
Kehamilan Sika juga membuat Fajar berpikir memiliki keberuntungan baru untuk hidupnya, karena semua rencana Fajar berjalan lancar, termasuk bisnis yang Fajar ingin kembangkan semuanya berjalan mulus.
Fajar mendekat dengan memegang kerah baju Dokter Handoko, mata Fajar memerah, pupilnya membengkak, ada amarah yang tersimpan dalam tatapan Fajar,
"Kita bicara baik-baik, tenangkan dirimu" ucap Dokter Handoko yang berusaha menenangkan Fajar.
"Aku sudah muak mendengar penjelasanmu Dokter Handoko" ucap Fajar dengan penuh amarah
Tiba-tiba beberapa orang berseragam mendekat kepada mereka dan memberi hormat,
"Selamat malam, saya ingin bertemu Dokter Handoko"
"Saya sendiri Dokter" balas Dokter Handoko
Dua orang pria berseragam tersebut berjalan dan memborgol pergelangan tangan Dokter Handoko, kemudian memegang pundaknya. Semua orang dan para Dokter yang sedang tidak memiliki waktu luang berkerumun di tempat tersebut, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan seorang pimpinan rumah sakit yang mereka segani,
"Ada apa ini pak polisi?" tanya Dokter Handoko panik
"Saya telah menerima laporan bahwa anda telah memberikan resep obat yang salah sehingga pasien mengalami keguguran, berdasarkan Pasal 75 ayat (1) UU No. 36Tahun 2009 tentang Kesehatan ("UU Kesehatan") anda terjerat hukum pidana"
"Lepaskan, lepaskan!" Dokter Handoko meronta
"Silahkan ikut dan jelaskan di kantor kami"
Para peugas tersebut meningggalkan tempat bersama Dokter Handoko. Istri Dokter Handoko pingsan, yang lainnya hanya terdiam dengan seribu bahasa, entah apa yang mereka pikirkan. Fajar pun berbalik dan menemui Sika yang sedang dalam penanganan Dokter.
Esok hari, istri Dokter Handoko memelas kepada Fajar untuk mencabut tuntutannya tapi Fajar hanya terdiam. Semua orang menuduh Fajar yang telah melaporkan hal tersebut, sedangkan Fajar telah memberi kesaksian bahwa Fajar tidak melakukan pelaporan tersebut, walaupun sebenarnya Fajar juga benar-benar ingin melakukannya, tanpa terkecuali dia adalah ayahnya.
"Fajar, tolong maafkan papamu demi mama sayang"
"Mama sudahlah, jangan memelas seperti itu, Fajar tidak melakukan laporan itu"
"Terus siapa yang melakukannya?"
"Mungkin saja Papa sudah melakukan hal ini berulang kali dan hasilnya menimpa kita"
"Tidak mungkin Fajar, Papamu adalah orang yang jujur, Mama adalah saksi dia menata karir dengan sangat baik dan berjuang keras".