Serra Valentino. Gadis itu tidak pernah menduga jika hidupnya akan berubah 180° setelah dijebak oleh kakaknya. Serra melewati satu malam bersama pria asing dan kehilangan mahkotanya yang paling berharga. Namun Serra berada di kamar yang salah. Dia tidur bukan dengan pria hidung belakang yang telah disiapkan oleh kakaknya, melainkan seorang penguasa.
"Menikahlah denganku, aku akan membantumu untuk balas dendam!!"
Serra kemudian menikah dengan laki-laki asing itu. Dan dia membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya. Lelaki itu membantu Serra menghancurkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, rahasia besar pun terungkap jika sebenarnya Serra bukanlah putri kandung dari mereka yang selama ini dia anggap sebagai orang tuanya. Melainkan putri dari seorang wanita yang sangat kaya raya dan berpengaruh.
Lalu bagaimana hidup Serra setelah menikah dan menjadi istri seorang penguasa? Kebahagiaan atau penderitaan yang akan dia dapatkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas Dia!!
Tubuh Andien tersungkur ke dek kapal setelah di tabrak dengan sengaja oleh pengunjung lain, dan orang itu adalah orang yang terlibat masalah dengan Andien pagi ini.
Ternyata dia bukanlah orang dari kelas rendahan seperti dirinya, dan keberadaannya di lantai kelas ekonomi hanya untuk jalan-jalan saja karena dia merasa bosan. Ternyata wanita itu adalah salah satu penumpang kelas VIP.
Andien mengangkat kepalanya dan menatap tajam wanita. "Yakk!! Apa kau tidak punya mata ya, sampai-sampai tidak melihatku berdiri di depanmu?!" bentak Andien emosi.
Wanita itu menatap anjing dengan sinis. "Jelas-jelas kau yang salah, kenapa malah menyalahkan orang lain. Dan aku pikir kau tadi adalah patung, makanya aku sembarangan menabrakmu!!" kita itu dengan angkuh.
"Kau!!" Andien bangkit dari posisinya dan menyerang wanita itu dengan brutal. "Dasar wanita ******, kau pikir dirimu siapa bisa menindasku?! Lihat Bagaimana aku memberimu pelajaran!!" teriak Andien sambil terus memukul perempuan itu dengan brutal.
"Yakkk!! Lepaskan bodoh, apa kau sudah bosan hidup!!" teriak wanita itu tak mau kalah.
Dengan brutal membanting tubuh Andien, keadaan dia ambil alih. Wanita itu balik menyerang Andien, dan perkelahian dua wanita itu langsung menarik perhatian semua orang. Orang-orang berkerumun untuk menyaksikan perkelahian sengit keduanya.
"Yaakkk!! Cepat lepaskan aku, apakah sengaja ingin mematahkan gigiku?!" bentak Andien histeris.
Wanita itu tak hanya menjambak rambut Andien, tapi juga memukul wajahnya dan membuat 2 gigi depannya terlepas. Tak sampai di situ saja, wanita itu juga memangkas rambut Andien secara acak dan tak berbentuk lagi.
Anjing terus berteriak, supaya wanita itu menghentikan aksi brutalnya. Dan sementara itu, Anita yang tanpa sengaja melihat langsung menghampiri putrinya. Dia menarik wanita yang menghajar putrinya dan mendorongnya hingga tersungkur kelantai.
Andien menangis histeris, dia kehilangan 2 gigi depannya ada juga rambut indahnya. Nyonya Anita itu lalu membawa putrinya itu pergi dari sana. Sedangkan perempuan itu kembali ke kamarnya untuk membenahi penampilannya yang berantakan.
-
-
Senyum sinis tersungging disudut bibirnya. Sepasang biner hazel-nya yang jernih menikmati sebuah pemandangan yang menurutnya sangat menyenangkan sambil sesekali meneguk champagne-nya. Jauh di depan sana, terlihat dua orang wanita yang sedang bertengkar hebat dengan disaksikan oleh puluhan pasang mata.
Seorang pria datang menghampirinya lalu berdiri di samping perempuan cantik dalam balutan dress hitam berkombinasi putih tersebut.
"Nona, sepertinya kau sedang menikmati hiburan gratis di sana, kenapa tidak mendekat saja untuk menyaksikannya secara langsung, bukankah itu bisa membuatmu lebih... puas!!"
Sontak wanita itu menoleh dan menatap sinis pria asing disampingnya. Seringai tampak tercetak di sudut bibirnya ketika kontak mata terjadi diantara mereka. "Morgan?!" Wanita itu berkata dengan nada sedikit terkejut.
"Lama tidak bertemu, Serra. Kau, terlihat semakin menarik saja," ucap pria itu dengan seringai yang sama.
Morgan memperhatikan penampilan Serra dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia sudah banyak berubah, tak terlihat seperti gadis bodoh nan lemah seperti yang pernah dia kenal beberapa tahun yang lalu. Bahkan dia jauh lebih menarik dari kakaknya, yakni Sarah.
"Hebat ya kau sekarang, bisa berada di dalam sebuah pesiar mewah dengan segala fasilitas nomor satu. Pakaian mahal, perhiasan, parfum terkenal, sampai sepatu yang kau pakai pun bukan dari brand murahan. Apa kau menjual harga dirimu untuk mendapatkan semua kemewahan ini?! Sudah berapa banyak sampah diluaran sana yang berhasil menidurimu?!" Morgan berkata dengan sinis.
Serra mencoba tak terpancing emosi ketika berhadapan dengan pria satu ini. Bajingan yang dulu hampir merenggut kehormatannya ketika dia masih sebagai mahasiswi dan pekerja paruh waktu.
"Berapa banyak pun banyak sampah yang tidur denganku itu tidak ada hubungannya denganmu!! Daripada kau sibuk mengurusi hidup orang lain, sebaiknya urusi saja hidupmu sendiri. Dan jika aku tidak salah ingat, kau adalah seorang G*golo muda yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kemewahan. Dirimu tak lebih baik dari kotoran dibawah sepatuku!!"
"Kau~"
"Jauhkan tanganmu darinya jika kau tidak ingin aku sampai mematahkannya!!" Seru seseorang dari belakang.
Sontak Morgan menoleh. Matanya membelalak melihat siapa yang datang. Sementara Serra melewati Morgan begitu saja dan menghampiri pria itu yang pastinya adalah Lucas.
"Kau datang tepat waktu, Lu. Pria ini, dia mencoba melecehkan ku. Dan kau harus memberinya pelajaran." Ucap Serra pura-pura ketakutan, bahkan dia bersembunyi dibelakang punggung Lucas, seringai licik tampak disudut bibirnya.
Lucas melirik Serra dari ujung matanya. "Apa yang dia lakukan padamu? Dan tangan mana yang berani mel*cehkanmu?!" Ia bertanya dengan suara dingin dan datang.
"Kedua tangannya. Dia mencoba untuk melakukan hal tak sen*noh padaku. Bahkan dia membisikkan kata-kata kotor di telingaku, dan itu membuatku ketakutan." Ujar Serra menuturkan.
Morgan membulatkan matanya. Dia menggeleng. "Tidak, itu tidaklah benar. Wanita itu hanya mengatakan omong kosong, Tuan. Jangan tertipu dengan akting j*lang murahan seperti dia!!"
"Jal*ng?! Siapa yang kau sebut j*lang?!" Lucas menatap pria itu dengan tajam.
"Tentu saja dia, Tuan. Wanita itu diusir keluar dari rumahnya karena tidur di hotel dengan seorang hidung belakang. Ayahnya malu karena dia sudah mencoreng nama baik keluarganya, jadi dia diusir keluar dari keluarganya!!"
"Apa kau tau siapa hidung belakang yang kau maksud itu?!" Pandangan Lucas kembali menajam.
Morgan mengangguk. "Tentu saja tau, dia adalah pria yang berhasil terjerat oleh rayuan mautnya. Bahkan saya pernah hampir kehilangan segalanya karena tertipu oleh muslihatnya. Dia itu wanita bermuka dua yang hobinya menjerat laki-laki kaya." Tutur Morgan.
"Darimana kau bisa tau jika dia melakukan semua kebusukan itu?! Apa kau memiliki buktinya?!" Lucas menatapnya dengan selidik.
"Tentu saja, Tuan. Karena saya sangat dekat dengan keluarganya."
"Dan saking dekatnya, dia sampai pernah hampir mengambil kehormatanku! Kau lihat bekas luka diwajahnya itu. Itu adalah bekas yang aku tinggalkan ketika mencoba lepas darinya, Sarah dan ibunya yang menjebakku lalu menyerahkan padanya agar nama baikku hancur!!" Ujar Serra menimpali.
Lucas menatap wanita disampingnya itu. Dia melihat amarah, dendam dan kebencian di dalam matanya. Sepertinya Serra mengatakan yang sebenarnya. Kemudian Lucas menyerahkan sebuah sebuah senjata api pada Serra.
"Orang yang pernah membuatmu trauma dan hampir dilec*hkan ada di hadapanmu, balas dia sekarang. Karena orang itu layak mendapatkannya," pinta Lucas pada sang istri.
Serra menatap Lucas lalu bergulir pada senjata yang ada di tangannya. Kemudian pandangannya bergulir pada Morgan yang tampak menelan ludah. Dia menggeleng, menggunakan sebuah isyarat supaya Serra tak melakukannya dan terjadi ucapan Iblis seperti Lucas.
Lucas mengangguk, memberi kode supaya Serra mengambil senjata itu dari tangannya. Dia ingin supaya Serra membalas perbuatan bejat Morgan padanya dimasa lalu.
Serra menggeleng. "Tidak, jika aku melakukannya. Maka apa bedanya aku dengan bajingan ini?! Lebih baik jebloskan dia ke dalam penjara, supaya dia membusuk di-sana!!" Ucap Serra.
"Permintaanmu segera terkabulkan, Nona. Polisi akan datang menjemputnya kurang dari 30 menit. Tapi sebelum mereka datang, ada baiknya jika dia mendapatkan sedikit pelajaran!!"
Dorrr...
"Aarrrkkhhh!!"
Morgan berteriak kesakitan ketika satu timah panas menembus paha kirinya dan membuatnya jatuh seketika. Insiden yang tidak menarik perhatian sedikit pun, karena Lucas sudah memasang sebuah peredam di dalam senjata apinya.
"Ayo kita pergi dari sini," Lucas merangkul pundak terbuka Serra dan keduanya meninggalkan Morgan yang kesakitan begitu saja.
-
-
Bersambung.