Sahabat mu adalah Ular. Itulah yang terjadi pada Ashila yang sudah bertahun-tahun berteman dengan perempuan yang dia anggap saudara
Lolita merebut kekasih yang sangat di cintai oleh Ashila untuk kesekian kalinya dan sayangnya gadis itu baru menyadari seberapa buruk perilaku sahabatnya itu
Tapi kehidupan mempertemukan mereka kembali, seperti sebuah karma kekasih Lolita menyukai Asila bahkan terkesan Obses dan mengunci wanita itu dalam lingkup kekejaman nya
akan kah wanita itu menghindar atau memberi pelajaran pada Lolita?
Namun sayang nya gadis itu sudah membuat pria itu terpesona hingga tidak melepaskan dirinya lagi
"Lepaskan saya Tuan Leus!".
"Mau kemana? kemarilah dan balaskan dendam mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERSAINGAN DUA SAHABAT
Penetapan yang sudah di tentukan Ashila sampai akhir magang harus berada di ruangan yang sama dengan Agharna menjadi seorang sekretaris yang akan membantu pria itu dalam pekerjaan
“Saya masih Mahasiswa pak, sangat sulit bagi saya bisa menggenggam kepercayaan bapak”. Ucap Ashila kala itu bukan hanya karena tanggung jawab tapi juga ketidak nyaman Ashila saat berada dekat dengan Agharna di tambah pria itu punya hubungan dengan Lolita yang semakin membuatnya kesal
“Nona… sepertinya kau tidak tahu seberapa berkuasa nya aku di sini bukan kah aku sudah memperingatkan mu?”.
“Tapi Bagaimana jika saya melakukan kesalahan berat?”.
Senyum Agharna terangkat dari sudut bibirnya entah mengapa ada sebuah rencana jahil di benaknya
“Kalau begitu kau harus menikah dengan ku, untuk melunasi hutang mu seumur hidup mu”.
Wajah gadis itu langsung berubah pias dan cemberut yang menurut Agharna sangat menggemaskan, dan hati pria itu semakin ingin menjahili gadis itu
“Maka kerjakan pekerjaan mu dengan benar dan jangan membuat masalah dengan ku”.
“Baik pak”. Cih Menyebalkan sekali padahal aku harusnya bersama degan Kak Devan, aku mungkin bisa semakin dekat dengannya. Gumam Ashila dengan sedih dan melakukan semuanya dengan terpaksa.
Tok.TokTok.
Suara ketuka pintu membuat Ashila beranjak membuka pintu di ujung sana, baru sana membuka pintu hal yang membuat nya sebal sudah berada di sana dengan tatapan kesal.
“Ck kau berada di sini? Padahal kau hanya Mahasiswa Magang!”. Kesal Lolita lalu berjalan menuju Agharna dengan wajah sumringah “Sayang.. aku bawa yang kau minta…”.
Lolita masuk dengan gerakan yang menurut orang lain munkin akan sangat aneh juga dengan pakaian mewah yang sangat minim terlalu menunjukan harga diri Lolita sampai di mana titik dia berada
Gadis itu tampak meletakkan sesuatu dengan ukuran kecil di meja Agharna sebuah benda yang Agharna berikan pada Lolita beberapa saat lalu
“Satu lain nya sudah ku letakkan di tempat yang kau perintahkan”. Ucap gadis itu, lalu duduk di samping Agharna dengan mesra
“bagus kau melakukannya dengan sangat baik”.
Agharna mengecek benda itu dan semuanya berada dalam keadaan baik sesuai dengan rencana nya untuk beberapa hari kedepan mungkin pekerjaan Lolita sudah beres dan dia akan membuang gadis itu
Tapi sesuatu hal lain membuat pria itu berpikir sejenak pandangannya tertuju pada Ashila dia tahu jika gadis itu tidak nyaman saat ada Lolita di sana, dan dia menyukai ekspresi itu di bandingkan ketika berdua dengan dirinya
Ashila selalu menunjukan wajah datar tanpa eskpresi padanya itu membuat pria itu sedikit kecewa padahal dia sudah bertaruh beberapa hal untuk menunjuk gadis itu keuangannya
“Kemarilah Lolita…”.Agharna menepuk meja di sampingnya, Lolita yang paham langsung duduk di meja dengan wajahnya yang sumringah di tambah saat Agharna menyentuh pahanya membuat gadis itu seperti melayang saja “Kau suka?”.
“Umh…”. Jawab Lolita dengan sensual
Sementara gadis di sudut ruangan sana mencoba untuk acuh walau suara desahan Lolita yang terkesan berlebihan di telinga nya
Tok…Tok…Tok.
Suara ketukan pintu untuk kedua kali kini membuat kedua orang itu berhenti, Agharna menarik Lolita sampai terperosot ke lantai
“pergilah… ada pekerjaan yang harus ku lakukan”.
“Ta..tapi…”. Gadis itu kecewa karena berharap lebih pada Agharna tapi sepertinya pria itu hanya mempermainkannya untuk tujuan lain
Saat seseorang di luar sana masuk kedalam dan menatapnya dengan tajam Lolita sama sekali tidak menyukainya karena pria itu tampan dan dekat dengan Ashila
“Kenapa kau tidak sopan? Harusnya…”.
“Nona hanya karena kau tinggal dengan tuan jangan berharap diri mu tinggi, kau hanya sekian banyak gadis yang menumpang di sana lalu di buang”. sarkas pria itu dengan tatapan tajam, fakta yang tidak bisa di terima oleh Lolita membuat gadis itu kesal
“Cih… sayang…”. Lolita memanggil Agharna dengan lembut, pria itu menoleh namun bukan seperti yang dia harapakan Agharna malah mengebaskan tangannya menyuruh gadis itu untuk pergi
Dengan terpaksa Lolita pergi dengan sangat kesal dia tidak mengerti dengan sikap Agharna yang terkadang baik dan cuek padanya, pria itu membuatnya bimbang setiap saat dan kadang kala Lolita memang sadar dengan sikap Agharna yang terkesan memanfaatkan nya namun matanya tertutup karena kemewahan yang di berikah oleh pria itu padanya
“Tidak ku sangka kau ingin bermain dengan gadis itu, apalagi di ruangan mu sendiri dan …”. Devan menatap Ashila yang tampak pucat walau terlihat tegar di ujung sana dengan beberapa lembar kertas dan juga komputer “Dia masih belum terbiasa, kenapa kau sangat tega”.
“Ck diamlah!”. Sial wajahnya bahkan tidak berekspresi, bukan itu yang ku inginkan. Gumam Agharna dia mencuri pandang pada Ashila yang kini terlihat lebih tenang namun saat tatapannya menatap gadis itu
Ashila malah menatap kearah Devan, tatapan yang dia inginkan dari gadis itu sebelum nya tatapan lembut dan sebuah kekaguman
Lalu Agharna beralih pada Devan yang sedang fokus menjelaskan laporan pemasaran padanya, tidak ada gadis yang memilih Devan lebih dari dirinya bahkan beberapa kekasih Devan malah menyatakan perasaan kepadanya
“Kau mendengarkan ku tidak!”. Ucap Devan dengan kesal “Ada apa dengan mu kau tidak fokus belakangan ini!”.
“Ah maaf, aku lelah susun laporan mingguan ke log book aku akan memeriksa ulang nanti”.
“Baiklah”. Devan memuatar bola mata malas lalu menatap Agharna yang mencuri pandang pada Ashila tatapan yang pernah dia lihat dulu
Dia tidak perna menatap seorang perempuan seperti itu, ada apa dengannya. Gumam Devan merasa tidak nyaman . Kenapa aku takut, Ashila berbeda, dia tidak seperti kebanyakan perempuan di masa lalu ku, tapi kenapa aku takut…..
Devan berperang melawan kekhawatirannya sendiri, sambil menyusun barang dia hendak pergi tapi perasaannya tidak enak lalu kembali ke meja Agharna dengan tatapan penuh arti
“Aku sudah lama berteman dengan mu, ku harap kau tidak mengecewakan ku”. Ucap Devan “Dia gadis baik, aku menyukai dia”.
“Tapi aku juga menyukainya”. Ucap Agharna secara terang-terangan membuat Devan melotot ternyata dugaannya benar dan Agharna tidak pernh berbohong padanya “Aku tahu kau pasti berpikir aku egois karena selama ini mencuri perhatian gadis mu, tapi kau harus sadar Devan selama ini aku melindungi mu dari gadis-gadis yang tidak setia”.
“Ck alasan apa itu?”. Kesal Devan
“Mari kitas tes gadis itu, kita lihat di mana batas harga dirinya kita akan melihat kemampuan gadis itu dan kita akan sama-sama mencari perhatiannya”.
“Kau tidak pernah sepicik ini”.
“Ya karena aku tidak tertantang, kau tahu dia pernah menolak tawaran ku dan mendiamkan aku beberapa saat saat aku sedang bersamanya dan aku tertarik dengan wanita yang tidak penasaran sepertinya”
Devan terdiam walau dia sesungguhnya dekat dengan Ashila tapi di sisi lain dia takut dengan pilihan gadis itu, karena sebelumya dia akan selalu kalah karena kempuan Agharna