Disarankan untuk membaca novel Emak yang kedua berjudul For 365 sebelum membaca novel ini .
Sepenggal kisah tentang gadis biasa yang memberanikan diri untuk meraih mimpinya hingga sekolah di luar negeri . Bertahan dengan semua tempaan demi tempaan yang sedikit demi sedikit membuatnya menjadi gadis yang kuat . Berkali kali terluka nyatanya tak menyurutkan tekadnya untuk membuat bangga keluarga dan orang orang yang telah menolongnya . Di bumbui kisah cinta yang manis walau awalnya terasa pahit .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
" Mas tidak membawa gadis itu pulang !? " tanya Bu Sri pada suaminya yang baru saja pulang .
" Biar Abbio yang mengurusnya sayang , aku sudah pernah berjanji padamu kalau aku tidak akan terlibat apapun selain urusan perusahaan . Aku Ingin hidup damai di sisa hidupku bersamamu "
Bu Sri tersenyum dan mengecup pipi suaminya sekilas . Kehidupan sederhana yang ia jalani dengan suaminya benar benar membuatnya bahagia .
" Mas sudah makan ?! "
" Sudah , tadi kami mampir karena kebetulan Abbio ada pertemuan dengan klien lama yang juga mengenalku . Jangan bilang kalau kau belum makan karena menungguku "
" Sudah , tadi aku makan malam bersama Zahid . Tadi aku juga sempat melihat gadis yang bernama Anna , gadis yang dititipkan Vio di sini . Sepertinya gadis muda itu sudah menarik perhatian kedua putramu . Aku bisa melihat Zahid juga sangat mengagumi gadis itu "
" Biarkan mereka yang menyelesaikan hal itu . Sekarang kita selesaikan urusan kita dulu "
Gaffar memeluk istrinya kemudian menggiringnya menuju ranjang mereka . Walau usia mereka tidak muda lagi tapi kegiatan ranjang tetap mereka lakukan untuk menjaga keharmonisan hubungan mereka .
" Mandi dulu Mas ... "
" Tadi di barak aku sudah mandi , aku masih wangi sayang ... "
" Maaasss ..... "
" Ya ... ya ... aku akan mandi dulu . Kau tunggu sebentar jangan sampai ketiduran seperti biasanya "
" lyaaaa ... "
" Dan tidak usah pakai baju biar aku tidak perlu repot lagi untuk membukanya "
Dan Bu Sri menjawabnya dengan satu cubitan keras di perut suaminya yang sudah mulai membuncit .
" Dasar gendut mesum !! "
" Tapi itu efektif untuk menghemat waktu ! Bisa bisa kita masuk angin kalau kelamaan tidak pakai baju "
" Mandi sekarang atau aku akan benar benar tidur Mas !! "
Tanpa menjawab Gaffar segera melesat ke kamar mandi . ia tak ingin jatahnya tertunda malam ini . Usia yang tak lagi muda tidak bisa memadamkan hasratnya yang selalu berkobar untuk istri tercintanya .
*
Sedangkan Abbio yang baru saja membersihkan diri segera turun dari kamarnya menuju area kolam renang . Sebentar dipandanginya kamar di bangunan belakang yang masih menyala itu .
" Ckk ... masih sakit jam segini belum.juga tidur "
Tapi matanya kemudian mengernyit ketika melihat bayangan yang mirip gadis itu sedang berjalan di bawah . Sepertinya gadis itu membawa sesuatu dari dapur maid . Abbio segera mendekat karena ingin memastikan bayangan siapa itu .
" Kenapa mengikutiku !? Aku bukan pencuri yang harus kau awasi . Tadi aku ke dapur maid untuk meminjam ini .... tenang saja besok aku kembalikan "
Abbio melihat tangan gadis itu tersodor ke arahnya dengan membawa dua butir telur .
" Itu untuk apa ?! "
" Hanya membantu induk ayam untuk mengeraminya " jawab asal Anna dan langsung berjalan meninggalkan Abbio di belakangnya .
" Hei ... aku serius !! Untuk apa telur itu ??? "
" Aku ingin menggorengnya karena tadi aku ketiduran dan melewatkan makan malamku . Kau tidak akan jatuh miskin karena meminjamkan dua butir telur " sungut Anna yang melihat tatapan aneh Abbio padanya . Pria itu pasti sedang berpikir yang tidak tidak tentang dirinya .
"' Ya sudah ... "
Anna segera membalikkan badan dan pergi meninggalkan Abbio , perutnya sudah sangat lapar hingga ia ingin segera menggoreng telur telur itu . Sampai di atas ia segera berjalan menuju satu buah ruangan yang ada persis ada di sebelah kamarnya . Ruangan yang ia ubah fungsinya menjadi ruangan dapur sederhana .
Selesai menggoreng ia segera mengambil nasi dan langsung keluar dari dapur , seperti biasanya ia akan makan di depan kamarnya karena tidak ada ruang khusus untuk makan di tempat itu .
" Ya Tuhan ... !! " Anna di kagetkan dengan seseorang yang juga sudah duduk di depan kamarnya .
" Tuan mau apa masih di sini !!? "
" Memang kenapa ?! Aku hanya ingin memastikan kau memakan telur telur itu " jawab Abbio sekenanya karena ia tak punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan gadis di depannya .
" Hissshh ... tapi aku tidak bisa makan jika kau terus saja melihatku !! "
" Aku tidak yakin ... "
Benar saja Anna yang tidak mau ambil pusing dengan tingkah tuan mudanya segera duduk dan melahap makanan yang ia bawa dari dapur . Abbio tampak menelan ludah ketika melihat hadis itu terlihat begitu lahap makan . Dan hanya dalam waktu sekejap makanan di atas piring itu tandas tak bersisa .
" Apa itu enak ??! Telur dan nasi ? "
" Tidak .... "
" Tapi kau menghabiskannya !!! "
" Jika aku jawab iya pasti besok pagi kau suruh aku untuk membuatkannya untukmu ... tidak mau " sahut Anna beranjak dari duduknya untuk ingin menaruh piring kotornya di dapur .
Abbio hampir saja terbahak ketika mendengar gadis itu bisa menebak isi pikirannya . Entah apa yang merasukinya tiba tiba saja Abbio meraih pinggang gadis itu dan menariknya hingga Anna terjatuh dipangkuannya . Dia meraih piring yang masih ada di tangan Anna dan meletakkannya di meja .
" Tu ..... "
" Ssssstttttt ... diamlah " satu telunjuknya ia tempatkan di atas bibir gadis itu . Dan tangannya masih mengeratkan rengkuhannya di pinggang gadis yang sedikit meronta di pelukannya .
" Ckk ... diamlah atau aku akan ' menghabisimu ' disini sekarang juga " kata Abbio datar dengan mata terpejam , dia merasakan sesuatu perlahan bangkit di dalam dirinya ketika Anna terus saja bergerak di atasnya .
Dan Anna auto diam ketika mendengar Abbio yang berkata ingin menghabisinya , saat ini tubuhnya tak bisa ia gerakkan ketika mata elang itu sedang menatapnya .
" Cantik ... " lirih Abbio .
BLUSSHHH ...
Wajah Anna seketika merona mendengar kata kata itu keluar dari mulut tuan muda menyebalkan yang membencinya dari awal mereka bertemu .
" Biarkan begini dulu , aku tidak akan bertindak lebih jauh jika kau tetap diam di pangkuanku "
" Mesum ... " cicit Anna yang langsung membuat Abbio tersenyum lebar .
Abbio tak peduli dengan apa yang ada di pikiran Anna saat ini , tapi sungguh sudah dari kemarin ketika gadis itu terjatuh ia selalu ingin berada di sampingnya . Dia hanya ingin menjaga agar gadis itu tidak bertindak ceroboh lagi .
" Dahimu sudah sembuh !? "
" Turunin dulu .... malu kalau dilihat orang " kata Anna yang jika bisa saat ini ingin sekali menghilang . Dia tak bisa bayangkan jika saat ini dia berada di pangkuan Abbio , pria menyebalkan yang selalu bertindak seenaknya .
" Tidak sebelum kau menjawab semua pertanyaanku "
" Hissshhh menyebalkan , kau kan bisa lihat dahiku sudah tidak berdarah "
" Apa aku semenyebalkan itu di matamu !? "
" Iya ... emmmpphhhtt "
Dan terjadilah apa yang sudah dari tadi Abbio tahan sekuat hatinya . Niatnya hanya ingin mengecup bibir menggemaskan yang selalu saja berkata sinis padanya . Tapi entah kenapa kecupan itu malah berubah menjadi ciuman yang cukup lama .
PLAKKKK ...
" Aku membencimu .... "