Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Ternyata Bukan
BAB 28
Leon memberi kalimat sambutan di peresmian mall salah satu koleganya, lagi-lagi Pamela kagum pada pria yang berdiri di atas panggung. Leon begitu sempurna sebagai seorang pria, namun sikapnya yang selalu kasar mengurangi kesempurnaannya itu.
“Kenapa? Kau mengagumi suami mu sampai meneteskan air liur seperti itu?”, cibir Leon usai memberi sambutan dan duduk di sisi istrinya.
“Tidak, enak saja tuan mengejek aku. Air liur dimana?”, Pamela menekuk wajahnya.
“Jangan perlihatkan wajah jelek mu, paham”, tegas Leon.
Tiba saatnya tamu undangan berkeliling mall melihat keseluruhan isi tempat ini, bahkan banyak dari mereka yang mengeluarkan uang membeli beberapa produk edisi terbatas.
“Ada yang ingin kau beli?”, tanya Leon dingin.
“Tidak ada tuan, aku tidak memiliki uang untuk membeli benda-benda mahal ini. Lagi pula anda sudah menyiapkan semuanya untukku”
“Ck, pakai saja uang yang aku kirimkan itu, apa kau sengaja menumpuknya?”, sinis Leon.
Pamela hanya tersenyum kaku menanggapi Leon, bahkan sedikit menunduk.
“Uang yang anda kirimkan untuk biaya pengobatan nenekku tuan, aku tidak akan menyentuhnya samapi memastikan nenek ku sembuh”, kata hati Pamela.
Pamela mengikuti Leon memasuki toko perhiasan, mata istri Aleandro Leonard begitu terpana melihat gemerlap benda dalam kotak kaca.
“Pilihkan kalung dengan berlian terbaik untuk seorang wanita cantik”, ucap Leon pada pelayan toko.
Hati Pamela berdebar karena mendengar ucapan suaminya, ia senang Leon memberikannya kalung. Apa tidak salah mendengar jika Leon meminta kalung untuk wanita cantik.
Tidak seberapa lama, Leon menuntaskan pembayaran dan membawa kotak bludru biru tua memasukannya pada saku jas. Pamela hanya diam tak bertanya, jika memang kalung itu untuknya kenapa ia tak langsung memberikannya.
“Leonard?”, suara seorang wanita yang Pamela kenali begitu menyita perhatian.
“Kamu disini juga?”, tanya Megan mengecup bibir Leon di hadapan Pamela.
“Hem ya”, Leon mengangguk santai, ia memandangi tubuh di depannya yang menggunakan gaun mewah rancangan designer terkenal.
“Oh ini, aku menjadi salah satu model peluncuran produk baru di sini, sekaligus memeriahkan acara peresmian”, ucap Megan begitu bahagia bisa melihat kekasihnya.
Pamela hanya menurunkan pandangan , meremat kedua tangannya. Entahlah rasanya ngilu dan sesak melihat suaminya memegang mesra pinggul wanita lain. Lalu wanita itu pun berani mencium Leon di depan umum, padahal disini Pamela yang istri Leon namun hanya bisa diam membeku.
“Ini untukmu, kekasihku”, ucap Leon pelan tapi Pamela masih bisa mendengar dengan jelas.
Kedua maniknya pun menoleh pada dua insan yang tak berjarak itu, sungguh teriris hatinya. Rupanya kalung berlian yang beberapa menit lalu dibelinya merupakan hadiah untuk Megan. “Jadi itu bukan untukku, terlalu bermimpi kamu Pamela”, hatinya bersedih.
“Ah, terima kasih honey”, ucap Megan ingin kembali memagut bibir kekasihnya namun Leon menahan.
“Tahan honey, ini tempat umum, ingat statusmu dan aku minta kamu segera meninggalkan Dylan”, ucap Leon.
“Apa? Jadi wanita itu kekasih Tuan Dylan? Tetapi menjalin hubungan dengan Tuan Leon, benar-benar tidak masuk akal”, monolog Pamela di hatinya.
Megan sedikit menjaga jarak dengan Leon, dirinya meminta Leon membelikan beberapa tas mewah,dan tentu saja Tuan Muda ini menyanggupi.
“Gunakan ini”, Leon memberi kartu pada Megan hingga senyum bahagia tersungging di wajah model cantik dan seksi ini.
Pamela hanya mengikuti Leon berjalan di belakang, kehadirannya benar-benar dilupakan, dan mungkin hanya sebagai pemanis saja.
“Tuan”, panggil Alonso
“Tunggulah”, perintah Leon.
Pria ber-title dingin dan kejam berpamitan pada kekasihnya karena harus menghadiri pertemuan penting di Torres Inc.
“Aku masih merindukanmu Leon”, suara manja menjijikan terdengar di telinga Pamela.
“Sore ini tunggu aku di hotel”, ucap Leon menggoda kekasihnya.
Kedua mata Pamela terbelalak mendengar hotel, ia tidak percaya apa yang didengarnya. Apa karena dokter belum mengizinkan Leon menyentuhnya hingga mencari wanita lain.
Pamela pun berjalan mengikuti Leon, namun Megan menarik tangannya hingga Pamela sedikit terpeleset.
“Ah malangnya nasibmu, kau tahu Leon hanya milikku”, angkuh wanita yang berdiri di depan Pamela.
Leon pergi begitu saja tanpa ingat istrinya, bahkan Alonso pun tak mengajaknya pulang. Hari Pamela sangat sial, andai boleh memilih ia lebih baik terkurung dalam penthouse.
“Temani aku belanja”, ucap Megan.
“Tapi Megan aku harus pulang”, lirih Pamela.
“APA? MEGAN? Ck, berani sekali pelayan seperti mu, jangan karena kau datang bersama Leon sampai berani menentangku. Panggil aku Nona, mengerti?”.
Megan yakin Pamela hanya wanita yang di sewa Leon untuk menemaniya ke acara formal, mereka tidak ada hubungan apapun, terlihat bukan dengan diabaikannya Pamela oleh Leonard.
Megan banyak membeli tas dan sepatu menggunakan kartu yang diberikan oleh Leon, ia tak peduli tangan Pamela sudah kesulitan membawa barang-barang Megan.
“Kau masih mau membeli apa lagi?”, tanya Pamela terengah-engah. Kakinya pegal dan mungkin lecet karena ia tidak nyaman menggunakan stilleto.
“Kau itu berisik sekali, pelayan dilarang banyak bicara”, Megan mendorong tubuh Pamela.
Dua jam Pamela menemani kekasih suaminya berkeliling hingga seluruh toko disinggahi, Megan pun membawa Pamela ke basement dimana mobilnya terparkir.
“Masukan semua ke dalam sana, awas jangan sampai kau membawa salah satu dari mereka”, kata-kata Megan sangat angkuh.
“Lain waktu datanglah ke apartemenku, bersihkan apartemenku”, Megan tertawa senang bisa menjahili wanita yang pernah duduk dipangkuan Leon ini.
“Apa?”, lirih Pamela, ia hanya bisa melihat mobil yang ditumpangi super model keluar dan menjauh.
Pamela bingung kini apa yang harus ia lakukan dengan penampilan seperti ini. Menghubungi Alonso? Ponselnya saja tertinggal di mobil Leon, jadi isi tasnya hanya beberapa lembar uang.
“Aku harus pulang”, lirih Pamela.
Seketika suara decit ban bergesek dengan aspal memekakkan telinganya, Pamela melihat pria tampan dengan kemeja dan celana denim turun dari mobil, melepas kacamata hitam yang melekat di matanyanya.
“Pamela, kamu kah?”
“Tuan Dylan?”, Pamela menatap tidak percaya karena penampilan Dylan sangat jauh berbeda
“Ya ini aku. Kau sedang apa di sini? Ah ya tidak perlu menjawab, menemani Leon bukan? Tapi pria itu malah meninggalkanmu. Masuklah aku antar pulang”.
Dylan memang tak diundang dalam peresmian namun ia hendak mengajukan proposal pada perusahan Marquez dimana salah satu putra Tuan Marquez mengelola mall terbesar ini. Tapi karena ia lebih dulu bertemu Pamela, Dylan pun lupa akan niat utamanya.
“Kenapa kaki mu?”, tanya Dylan karena setelah masuk mobil Pamela memijat kakinya.
“Tidak apa-apa tuan”, lirih Pamela yang merasa perih pada kaki kanannya.
“Sudah aku bilang jangan panggil Tuan, langsung saja namaku Dylan”, ucap pria casanova ini begitu ramah.
“Apa kamu datang bersama Leonard? Dimana dia?”, geram Dylan.
“Tuan Leon sedang ada urusan di kantornya”, jawab Pamela benar adanya. “Eh Tuan, maksudku jangan, Dylan”, Pamela berusaha menarik kakinya dari pangkuan rival bisnis sang suami.
Dylan melepas stilleto di kaki Pamela dan menatap ngeri melihat beberapa bagian yang membengkak. “Kakimu lecet”, Dylan mengusap bagian itu.
“Keterlaluan kau Leonard membuat wanitaku terluka”, desis Leon di hatinya.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat