"Aku mengutukmu, Putri! Kau tidak akan pernah hidup bahagia setelah menjadi istri durhaka!"
Nafsu yang membuat seorang istri memilih pada jalan untuk mengkhianati ikatan suci pernikahan telah membuat wanita bernama Putri Wardhani harus menanggung karma dari perbuatannya.
Apa yang membuat seorang istri memilih untuk menjadi istri tak setia! Apakah karma yang didapatkannya setelah menjadi istri durhaka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Kamu hanya milikku
Beberapa saat lalu di dalam ruangan hotel, Arya benar-benar terlihat sangat frustasi begitu mendengar suara ketukan pintu. Namun, ia yang merasa sudah hampir meledak, ingin mengakhiri kegiatan panas dan liarnya.
"Aaarrh ... menyebalkan sekali!"
Setelah mengumpat, Arya kembali bergerak sangat cepat dan memuaskan hasratnya yang sudah lama ia tahan. Seolah ia sama sekali tidak memperdulikan keadaan sekitar atau pun orang lain saat bercinta dengan wanita yang sudah menyatu dengannya.
Hal itu berhasil membuat Putri semakin gila karena kembali merasakan kenikmatan yang hakiki saat lonjakan kenikmatan mengalir di setiap aliran darah.
Arya yang semakin bergerak liar tanpa mempedulikan apapun di sekitarnya, merasa akan mencapai *******, kini mempercepat ritme gerakannya.
Hingga beberapa saat kemudian, suara rahangnya mengeras dan tatapan tajam, serta lenguhan dengan geraman lolos dari bibirnya
Di saat bersamaan, ia sudah meledakkan benihnya ke rahim wanita yang juga mendesis dengan suara yang menurutnya paling seksi. Hingga membuatnya tersenyum puas.
Putri kali ini sudah tidak kuasa menahan beban tubuhnya dengan kedua kaki. Hingga membuatnya seketika jatuh terkulai lemas dengan posisi tengkurap dan napas yang memburu setelah percintaan panas yang berlangsung sangat lama tersebut.
Masih mencoba untuk menormalkan deru napasnya, kuasa Arya yang sudah terlepas, kini langsung turun dari ranjang dan membersihkan bukti kenikmatan di tubuhnya. Kemudian langsung berjalan cepat menuju ke arah pintu untuk mengecek siapa yang datang.
Sementara itu, Putri yang merasa sudah kehilangan tenaga dan remuk tulang-tulangnya, membersihkan diri dari sisa-sisa perbuatan pria yang baru saja pergi tanpa berkata apapun padanya.
Kemudian meraih selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos dan memejamkan mata, serta menormalkan deru napasnya yang memburu.
'Arya benar-benar sangat kuat dan membuatku gila. Pria sepertinya yang kubutuhkan. Bukan pria seperti suamiku yang tua dan lemah itu. Aku benar-benar akan menuntut cerai darinya karena sudah tidak mempunyai rasa padanya.'
'Sekarang, hanya Arya yang kuinginkan. Aku ingin menikah dengannya. Ia adalah seorang pria idaman para wanita dan akan menjadi suamiku setelah kami menikah nanti,' gumam Putri yang saat ini membuka kelopak mata dan melihat punggung lebar pria yang berjalan ke arah pintu.
"Siapa yang datang? Apa staf hotel? Bukan orang yang mengenalku, kan?" lirih Putri yang saat ini khawatir jika sampai ada yang melihatnya masuk ke dalam hotel bersama seorang pria, sedangkan statusnya masih istri dari Bagus.
Sementara itu di sisi lain, Arya yang sudah melihat dua sahabatnya di depan pintu, refleks langsung memberikan tinjunya pada perut masing-masing.
"Berengsek!" umpat Arya yang kali ini dikuasai oleh kemurkaan.
"Apa kalian mau mati?"
Tentu saja Rendi dan Leo yang saat ini meringis menahan rasa nyeri sambil memegangi perut, refleks sama-sama mengangkat kedua tangan ke atas.
"Sorry, Brother. Aku tidak bermaksud menggangumu," ujar Rendi yang berusaha untuk menguraikan suasana menegangkan akibat ulahnya.
"Tidak menggangu kepalamu! Kalian sudah menggangguku. Kenapa kalian mengikutiku? Bahkan mengganggu saat aku masih belum selesai."
Arya yang kembali mengangkat lengannya, berniat untuk kembali memukul lengan dua sahabatnya, tidak jadi melakukannya begitu mendengar suara dari Leo.
"Ini semua atas nama pertemanan, Brother. Kita khawatir kamu dijebak wanita yang bernama Putri itu. Lagipula kalian, kan baru saling mengenal. Bagaimana bisa berakhir di hotel?"
Rendi yang kini ikut mengkhawatirkan sahabatnya, ikut berkomentar agar Arya berpikir bahwa perbuatannya salah.
"Apa kamu tidak memikirkan dampak negatif dari perbuatanmu yang melakukan **** sebelum menikah? Bagaimana jika orang tuamu tahu? Mereka pasti akan sangat murka."
Arya mengerti bahwa kekhawatiran dari dua sahabatnya karena memang sangat menyayanginya. Bahkan mungkin sudah menganggap seperti saudara sendiri. Namun, ia tidak ingin urusan pribadinya dicampuri oleh orang lain.
Apalagi ia sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi yang mengetahui apa yang baik dan buruk untuknya. Ia benar-benar sangat menyukai Putri dan berpikir akan serius pada wanita yang telah membuatnya tergila-gila.
"Sudahlah! Kalian tenang saja karena kekasihku sangat tulus padaku dan ingin membuktikan cintanya padaku. Akulah yang memintanya untuk menunjukkan bukti cintanya padaku."
Arya kini mengibaskan tangannya untuk mengusir sahabatnya.
"Aku lelah, mau tidur. Kalian pulang saja!"
Arya berbalik badan dan berniat untuk masuk ke dalam kamar, tapi menoleh ke belakang begitu lengannya ditahan oleh Rendi.
Rendi yang masih merasa sangat khawatir pada Arya, belum menyerah untuk mengubah pikiran sahabatnya tersebut.
"Arya, lebih baik kamu segera pergi dari hotel. Bukankah kamu sudah memuaskan hasratmu pada Putri? Jadi, daripada nanti ada para wartawan yang datang ke hotel dan mencemarkan nama baikmu, lebih baik kamu tidur di rumah saja."
"Tinggalkan saja wanita itu di hotel dan anggap ini one night stand."
Kini, Arya hanya memijat pelipisnya karena merasa sangat kesal pada sahabatnya yang malah berpikir ia hanya main-main pada Putri.
"Aku mencintai Putri dan ini bukan one night stand seperti di novel-novel atau film yang kalian tonton. Aku akan menikahinya karena harus bertanggungjawab telah berhubungan **** dengannya."
Refleks Rendi dan Leo saling bersitatap dan sama-sama bertanya.
"Bertanggungjawab? Maksudnya?"
"Ya menikahinya setelah bercinta dengan wanitaku. Memangnya apa lagi? Dasar bodoh!" sarkas Arya yang hanya geleng-geleng kepala, melihat sikap bodoh dua sahabatnya.
"Kamu yakin akan menikahi wanita yang baru kemarin kau temui?" tanya Rendi dengan wajah penuh keheranan karena merasa seperti tidak mengenal sahabatnya yang tiba-tiba berubah seperti pria dewasa karena berpikir ingin menikah muda.
"Sepertinya Arya masih belum sadar dari pengaruh pelepasan. Lebih baik kita biarkan ia tenang dan beristirahat. Lagipula tugas kita sudah selesai karena sudah berusaha mengingatkan."
"Jika sampai terjadi sesuatu, jangan bawa-bawa kami, oke!" umpat Rendi yang merasa sangat kesal karena niat baiknya sama sekali diabaikan.
Masih dengan wajah kesalnya, Rendi kini beralih menatap ke arah Leo. "Kamu mau menunggunya bercinta sampai pagi, apa ikut pulang bersamaku?"
Leo yang tadinya menatap ke arah Arya, refleks meninju ringan lengan Rendi. "Kamu gila, apa menyuruhku menunggu Arya bercinta. Ya, pulang lah!"
"Ya sudah. Cepat pulang sana!"
Tanpa menunggu kepergian dua sahabatnya, Arya yang merasa tubuhnya sangat lelah, ingin segera berbaring di atas ranjang king size dengan memeluk wanitanya. Kemudian berjalan masuk ke dalam kamar dan menutup pintu.
Sementara itu, Rendi dan Leo yang masih berdiri di depan pintu, kini sama-sama saling bersitatap.
"Wah ... Arya benar-benar sangat menyebalkan rupanya. Tahu begini, tadi kita tidak usah susah-susah ke sini." Masih dengan wajah masam, Rendi kini melangkahkan kaki panjangnya menuju ke arah lift.
Sementara itu, Leo hanya diam tanpa berkomentar apapun karena mengakui bahwa ide konyol tadi adalah darinya.
"Sudahlah! Arya jadi seperti itu juga karena pengaruh dari wanita bernama Putri itu. Wanita itu pasti tadi merayunya. Kita lihat saja besok, pasti ia akan meminta tolong pada kita."
"Kamu benar. Kita lihat saja besok," sahut Leo yang sudah masuk ke dalam ruangan kotak besi dan memencet angka satu untuk menuju ke loby hotel.
Sementara itu di dalam ruangan kamar hotel, Arya yang saat ini berjalan mendekati ranjang, sudah melihat sosok wanita yang ada di hadapannya, tertidur sangat pulas dengan napas teratur.
"Wanita ini sangat cantik. Putri ... bahkan namanya pun juga cantik. Rasanya aku ingin memeluknya."
Arya kini menyingkap selimut tebal yang saat ini melindungi tubuh polos dengan kulit putih itu.
Arya yang masih tidak berkedip menatap wajah cantik wanita yang telah berhasil membuatnya melepaskan keperjakaan, kini semakin mantap untuk bertanggungjawab atas perbuatannya.
'Aku akan menikahimu, Putri. Apapun yang terjadi, kamu hanya milikku setelah hari ini. Kamu harus bercerai dengan pria itu.'
Kini, Arya memilih untuk naik ke atas ranjang dan langsung mendekap erat tubuh polos di bawah selimut dan bisa mencium aroma khas wanitanya.
Kemudian ia memejamkan kedua mata dan berharap mimpi indah bersama wanita yang sudah tertidur pulas dengan napas teratur tersebut.
To be continued....
good job author anda orang pertama yg bisa buat gua baca novel sampai emosi dan hampir banting hp gua👍😤