Karma Istri Durhaka
Sosok pria yang saat ini tengah berada di ruangan gym pribadinya untuk melatih otot-otot demi bisa menjaga stamina agar kuat saat membuat sang kekasih mendesah dan meneriakkan namanya ketika bercinta dengannya, terlihat sibuk dengan alat-alat olahraga.
Pria yang tak lain adalah Arya Mahesa berusia 24 tahun, terlihat bersemangat karena hari ini ada janji bertemu di hotel dengan sang kekasih yang sudah satu bulan lebih menjalin hubungan diam-diam dengannya.
Setelah pagi-pagi sekali ia menghubungi sang kekasih, Arya langsung pergi ke ruangan gym pribadinya tanpa membawa ponsel. Saat sudah setengah jam ia melatih otot, menyadari bahwa ponselnya lupa dibawa dan tidak bisa melihat sudah jam berapa karena biasanya akan joging pagi di sekitar jalanan kompleks rumahnya selama beberapa menit.
Setelah membersihkan bulir peluh yang mengalir di tubuhnya, Arya meneguk air mineral yang tadi sudah disiapkan oleh pelayan dan berjalan menuju ke kamarnya untuk memeriksa apakah ada pesan atau telpon.
Begitu tiba di ruangan kamarnya, ia sudah berjalan mengambil benda pipih yang merupakan nyawa kedua manusia tersebut. Menyadari bahwa semua orang di zaman sekarang tidak bisa hidup tanpa ponsel karena menganggap itu adalah barang paling penting layaknya nyawa sendiri.
Arya yang melihat beberapa panggilan tidak terjawab dari nomor sang kekasih, kini memicingkan mata dan karena merasa sangat penasaran, ia langsung memencet tombol panggil. Selama beberapa saat, ia menunggu hingga panggilannya diangkat.
Namun, tidak mendapatkan jawaban dan membuatnya semakin merasa aneh. "Tadi menelponku, sekarang dihubungi tidak diangkat. Apa karena ada suaminya, sehingga Putri tidak berani mengangkat telpon?"
"Lebih baik aku joging sebentar sambil menunggu Putri menelpon," ucap Arya yang kini sudah keluar dari ruangan pribadinya, menuju ke rak dan memakai sepatu.
Suasana rumah dengan lantai dua yang sudah terlihat para pelayan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, bisa dilihat oleh Arya dan juga ia hanya tersenyum saat semua pekerja menyapanya ketika berjalan.
"Sayang, tunggu!" teriak sosok wanita paruh baya yang masih memakai gaun tidur, tak lain bernama Rani Paramitha yang merupakan ibu dari Arya Mahesa.
Arya yang tadinya sudah memegang kenop pintu, kini menurunkan tangan dan menoleh ke arah belakang. "Ada apa, Mom?"
Rani kini berjalan mendekati putranya yang tidak datang menghampiri, sehingga ia yang berinisiatif untuk mendekat karena tidak ingin berteriak di pagi buta.
"Nanti siang antarkan ke rumah salah satu sahabat mommy karena ada acara arisan sekaligus memperkenalkan anak masing-masing. Jadi mommy ingin kamu ikut karena ingin memperkenalkanmu pada mereka. Siapa tahu ada salah satu gadis yang kamu suka di sana."
Seketika wajah Arya berubah masam karena rencananya dengan sang kekasih terancam batal gara-gara acara mendadak dari sang ibu. Ia yang sama sekali tidak tertarik dengan ajakan sang ibu, refleks menggeleng perlahan.
"Aku tidak bisa, Mom karena sudah ada janji penting. Lagipula kenapa harus mendadak? Aku benar-benar tidak bisa dan juga sama sekali tidak tertarik dengan pertemuan para wanita sosialita. Oh ya, satu lagi yang perlu Mommy tahu, aku sudah punya seorang kekasih."
Merasa sangat terkejut dengan pengakuan yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya, Rani kali ini benar-benar tidak mempercayai perkataan dari putranya.
"Tidak mungkin. Kamu pasti berbohong pada mommy, kan? Mommy tahu kamu masih belum bisa move on dari Early."
Mendengar nama seseorang yang membuatnya merasa sangat muak, Arya kini ingin mengingatkan sang ibu agar tidak lagi membahas tentang masa lalunya hingga membuatnya terpuruk.
"Aku tidak ingin nama wanita sialan itu disebut karena telingaku sakit mendengarnya!"
Tanpa menunggu tanggapan dari sang ibu, Arya sudah membuka pintu dan berjalan keluar. Begitu tiba di halaman, ia memilih untuk segera berlari keluar pintu gerbang rumahnya dan mengelilingi kompleks perumahan mewah sekitar untuk meluapkan kekesalan.
Tak lupa saat ia berlari, umpatannya terdengar dengan napas tersengal.
"Sialan! Saat aku sudah berhasil melupakan wanita sialan itu, sekarang mommy malah mengungkitnya lagi."
Arya sudah berlari cukup jauh dari area rumahnya dan saat napasnya tersengal karena lelah dan deru napas memburu, ia kali ini benar-benar kehabisan tenaga karena terlalu memforsir diri.
Ia pun memilih duduk meluruskan kakinya di rumput hijau taman dan menormalkan deru napasnya.
Ia kini menghirup udara segar yang masih belum terkontaminasi dengan polusi, seperti asap kendaraan bermotor dan melihat ada beberapa orang yang tengah joging pagi sepertinya.
Refleks ia pun mengingat pertemuan pertamanya dengan sosok wanita cantik seusianya di taman itu dan seperti hari ini.
Saat itu, ia sedang lari pagi, sedangkan seorang wanita bernama Early Pratiwi tengah berjalan sambil membawa kucing dan membuatnya terpesona.
Dari situlah ia merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama pada Early yang terlihat sangat menyayangi binatang. Akhirnya setiap pagi, ia datang ke taman dan selalu bertemu dengan wanita yang tak lain adalah salah satu saudara jauh dari rekan bisnis sang ayah dan tinggal di kompleks dekat rumahnya.
Hingga hubungannya yang sudah semakin baik dan sering keluar makan dan belanja bersama. Bahkan ia selalu membayar apa yang diinginkan oleh Early.
Hingga satu bulan kemudian, ia menyatakan cinta karena merasa yakin jika Early juga mencintainya. Bahkan ia sudah membeli sebuah cincin dan saat mengungkapkan niatnya untuk melamar, jawaban wanita yang membuatnya jatuh cinta tersebut sangat mengejutkan.
Bahkan sampai saat ini Arya masih mengingat dengan jelas perkataan dari wanita yang dianggapnya sangat baik, ternyata tak lebih dari wanita materialis.
"Early, aku jatuh cinta padamu saat pertama kali bertemu. Aku berharap kamu mau menerimaku sebagai kekasih dan juga calon suamimu."
"Apa? Calon suami? Apa kamu sedang sakit? Jangan berpikir kita sering jalan bersama dan barang-barang yang kamu berikan bisa membuatku tergila-gila padamu."
"Aku hanya menganggapmu teman dan tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan serius karena kamu bukanlah tipeku. Aku lebih menyukai pria mapan dan sudah bekerja di perusahaan. Bukan pria manja sepertimu yang bisanya hanya meminta uang pada orang tua."
Saat mengingat perkataan dari Early yang menghinanya habis-habisan, wajah Arya kembali berubah memerah dengan rahang mengeras dan bunyi gemeretak gigi yang saling berbenturan.
"Membusuklah di neraka, wanita sialan! Dasar wanita bodoh! Seharusnya dia tahu kalau aku adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan besar di Jakarta. Lambat laun, akulah yang akan jadi pemimpin perusahaan keluargaku."
"Bisa-bisanya dia mengatakan aku adalah seorang pria manja yang tidak berguna karena tidak pernah bekerja. Saat aku mau, aku bisa langsung bekerja di perusahaan daddy, tanpa harus susah payah melamar pekerjaan."
Di saat Tomy baru menutup mulut, tanpa sengaja ia melihat seorang gadis belia tengah berjalan ke arah taman dengan seekor anjing dan membuatnya sangat ilfil.
"Para wanita-wanita munafik! Aku pikir wanita penyayang binatang adalah seorang wanita yang baik, ternyata hanya sebuah topeng kepalsuan."
"Hanya Putri yang tidak pernah memakai topeng dari pertama kali aku bertemu dengannya. Dia adalah seorang wanita dewasa yang tidak manja dan tidak pernah berpura-pura menjadi seorang wanita manis seperti wanita lain yang kebanyakan munafik dan matrealistis."
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
dineeeey
semangatttt , kamu pasti bisa dapetin viewers
2022-09-29
0