NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Sandiwara: Pengantin Pengganti

Cinta Dalam Sandiwara: Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Suami amnesia
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Piscisirius

Dunianya seakan runtuh dalam satu malam. Bagaimana tidak, Nerissa secara tiba-tiba diminta menjadi pengantin pengganti untuk kakak angkatnya. Nerissa terpaksa harus menikah dengan pria yang sehari-harinya tahu bahwa yang dicintainya adalah sang kakak.

Soraya, kakak angkatnya itu mengalami kecelakaan bersama Darius—tunangannya, tepat satu hari sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Soraya dinyatakan tewas ditempat, sementara Darius mengalami luka parah yang membuatnya kehilangan ingatan sementara.

Karena sebetulnya pernikahan itu didasari oleh perjanjian antar keluarga, mau tak mau pernikahan tetap dilakukan. Nerissa harus menanggung semuanya, termasuk menjalani peran sebagai Soraya.

Sebab kenyataan paling menyedihkan dari semua itu adalah Darius yang memandang dan beranggapan bahwa sosok Nerissa adalah Soraya—sebagai sosok perempuan yang akan menjadi istrinya. Di lain sisi, Nerissa sendiri sudah memiliki kekasih.

Lantas, bagaimana jika semua kebenaran itu terungkap?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piscisirius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 6 - Tanggal Menikah

Bola mataku sudah membeliak—menjuling ke atas, tenagaku kalah besar dengan Darius. Aku sudah berusaha untuk memukul-mukulnya, tapi dia tetap mencekikku. Tatapannya berbinar, dia berkaca-kaca.

Aku tidak mengerti, tak bisa berpikir untuk sekadar menerka. Hanya memikirkan bahwa nyawaku sudah diujung tanduk.

Tuk!

Tuk!

Tuk!

Suara ketukan di pintu membuat cekikan itu melonggar, dia langsung buru-buru mendekatkan wajahnya padaku, lalu—

“Hmmphh!”

Mataku lebih-lebih melotot. Bagaimana tidak, tangannya langsung berpindah ke belakang kepalaku, mendorongnya ke depan agar bibir kami saling bertemu.

Dia menciumku!

Aku mencoba mendorongnya, tapi Darius dengan tenaganya itu selalu berhasil mengambil satu langkah lebih maju dariku. Kulihat matanya terpejam, bulir air matanya membelah pipi, kurasakan dinginnya ketika pipi kami saling beradu.

Perlahan napasku mulai stabil meski masih sedikit tersendat-sendat.

“Astaga!”

Spontan ujung mataku melirik ke sumber suara, ibu berdiri di ambang pintu dengan ekspresi kaget. Seperdetik kemudian dia tersenyum malu-malu.

“Aku merasa bersalah karena telah mengganggu kalian,” sambungnya kemudian.

Atensiku berpindah ke depan, Darius menarik kedua tangannya dariku. Menjauh, berdiri tegap sembari mengusap sisa air mata di wajah.

Sedang aku langsung menunduk, merasa malu. Menahan kesal, tapi bagaimanapun juga aku tak mungkin bisa melakukan pembelaan—atau sekedar memberitahu bahwa tindakan yang terlihat tadi adalah hanyalah sebuah kebohongan belaka.

“Maaf, maaf, aku hanya tidak bisa menahan rasa rindu,” ujar Darius.

Aku mendengar langkah kakinya yang berjalan menjauh, dia mendekati ibu. Suaranya mulai berbisik-bisik, tapi ibu terkikik geli. Entah apa yang mereka bicarakan.

“Soraya,” panggil ibu.

Aku menoleh padanya. Melihat bahwa mereka berdua saling melirik. Seperti sudah merencanakan sesuatu. Darius melengos lebih dulu, sedang ibu menghampiriku.

“Kamu bersiaplah sebentar, ada yang ingin dikatakan oleh Darius nanti.”

Keningku mengerut. “Tentang apa, Bu? Aku tidak ada tenaga untuk sekedar beranjak dari kamar.”

Ibu terlihat tak peduli, dia malah sibuk berjalan ke arah lemari untuk melihat-lihat baju yang memungkinkan untuk aku pakai.

“Jangan bicara begitu, dia sudah repot mau mendatangi kamu ke sini. Sejujurnya dia belum terlalu pulih, dokter melarangnya untuk pulang, tapi dia memaksa hanya karena ingin bertemu denganmu!”

Kemudian ibu menyerahkan sebuah dress berwarna merah tua padaku. Dress itu pemberian ayah tahun lalu—tepat saat aku berulang tahun.

“Bu, aku tidak bisa memakai dress ini. Aku—”

“Sama saja! Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Maka kamu sudah bisa memakai dress itu. Jadi cepatlah berganti pakaian dan merias diri, jangan membuat Darius menunggu!”

Aku tertunduk. Ibu pergi meninggalkan kamar. Beberapa menit aku mulai terisak, aku sudah berjanji akan mengenakan dress itu di hari yang paling spesial—di depan calon suamiku tepatnya saat kami bertunangan.

Ibu tidak salah, tapi lelaki yang aku inginkan bukanlah Darius. Bukan pria bermuka dua yang entah menyimpan rahasia apa sehingga aku harus menanggung perubahan sikapnya itu.

Saat mengingat bahwa dia telah menciumku tadi, rasa mual langsung naik ke tenggorokan. Tergopoh-gopoh aku berlarian ke kamar mandi, menumpahkan isi perutku ke sana.

Saat kran diputar dan mencipta air mengalir, suaranya seketika mengisi keheningan. Aku mengangkat wajah, mematut diri di depan cermin.

“Aku di masa lalu ... tak pernah terpikirkan sedikitpun bahwa aku akan mengalami semua hal ini.”

Jika memejamkan mata, aku masih bisa membayangkan betapa romantisnya kisah cinta mereka berdua—Darius dan mendiang kakak angkatku. Tapi melihat beberapa kejanggalan yang terjadi, aku jadi meragukan semua yang pernah kuketahui.

Ah, entahlah. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua.

***

“Tidak ada alasan untuk menunda lagi,” kata Ayah yang membuat atmosfir ruangan terasa lebih tegang.

Aku sudah berada di tengah-tengah mereka, duduk di antara ibu dan ayah dan tepat di seberangku ada Darius dengan senyum yang tampak meyakinkan.

“... kalian sudah cukup lama bersama. Darius juga sudah pulang dari rumah sakit, jadi kalian bisa melangsungkan pernikahan yang sempat tertunda,” imbuh ayah.

Aku buru-buru menyahut sambil menoleh pada ayah yang duduk di sebelahku, “Tunggu dulu, Yah. Tapi bukankah ini terlalu cepat? Mas Darius pulang bukan karena sudah sembuh total, tapi—”

“Itu sebabnya kalian dianjurkan untuk segera menikah,” serobot ibu, pandanganku pun langsung berpindah padanya, “Dengan begitu kamu bisa fokus merawatnya.”

“Ayah dan Ibu benar.”

Aku menoleh.

Kulihat Darius membentang senyum hangat, tatapannya teduh sekali. Padahal aku tahu, dibalik kilatan matanya itu menyimpan penuh rahasia berbalut kepalsuan.

“Apa kamu berubah pikiran dengan pernikahan ini, Soraya?”

Darius bertanya, aku memalingkan pandangan.

“Di-dia hanya kaget dengan situasi ini.” Lagi-lagi ibu yang mengambil peran, aku tahu ini akan terjadi.

Saat ini tangan ibu berada di pundakku, memberi elusan—bukan lembut yang ingin menenangkan, tapi seperti sebuah kecaman agar aku bisa berakting dengan profesional.

“Ya, aku percaya. Karena sejak awal Soraya yang paling semangat untuk melangsungkan pernikahan. Jadi, aku harap setelah melewati kejadian tak menyenangkan ini, kita masih bisa melakukan rencana yang sudah disiapkan.”

Lihatlah, betapa lihai dia melakukan itu. Berpura-pura baik di depan ayah dan ibu, seakan-akan dia memang murni pemilik senyuman hangat itu. Seakan-akan dia tak pernah berusaha ingin membuatku kehilangan nyawa.

“Bulan depan, bagaimana? Aku dengan tim juga keluargaku akan mengatur segalanya. Kalian cukup meminta ingin pesta atau perayaan yang bagaimana.”

“Kalau begitu—”

“Tidak usah ada pesta,” jawabku secepat kilat—memotong ucapan ibu yang belum tuntas, sehingga saat ini aku menjadi pusat semua tatapan mereka.

Dan tatapan ibu yang terlihat paling berbeda—seperti mengisyaratkan kode bahwa aku lebih baik diam dan biarkan dia yang mengurus semua ini.

Tapi aku sadar, aku sudah terlalu banyak berkorban. Tanpa mereka tahu—mengenai segala hal yang aku alami belakangan ini.

“Kamu yakin, Soraya?” Darius mengangkat sebelah alis, ingin sebuah kepastian lebih.

Aku mengangguk tanpa ragu, tak peduli jika mendiang kakakku mungkin sempat berbicara padanya dan menginginkan sebuah pesta.

“Baik, aku setuju.” Darius angguk-angguk sembari mengeluarkan ponsel dari saku. “... tidak ada pesta. Maka aku akan meminta pernikahan diadakan minggu depan.”

Aku berkedip-kedip cepat. “Eh?”

Sepertinya apapun keputusannya, aku akan tetap berada dalam pihak yang dirugikan.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!