Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Langkah Pertama sebagai Murid Dalam
Qin Tian berdiri di depan gerbang besar yang memisahkan wilayah murid luar dan murid dalam. Gerbang ini tidak hanya sekadar batas fisik, tetapi juga simbol pemisah antara mereka yang biasa-biasa saja dan mereka yang memiliki potensi luar biasa. Saat ia melangkah masuk bersama Instruktur Zhang, tatapan tajam dari beberapa murid dalam langsung tertuju padanya.
"Inikah murid luar yang mendapat rekomendasi langsung?" salah satu murid dalam berbisik kepada temannya.
"Hmph, sekte ini mulai menurunkan standar mereka," sahut yang lain dengan nada meremehkan.
Qin Tian tidak terpengaruh. Ia telah menghadapi penghinaan seperti ini sebelumnya, dan ia tahu bahwa di dunia kultivasi, hanya kekuatan yang berbicara.
Di aula penerimaan, puluhan murid dalam berkumpul. Seorang tetua sekte yang berjanggut panjang berdiri di depan mereka, matanya memancarkan kewibawaan.
"Selamat datang di wilayah murid dalam," kata tetua itu dengan suara tenang tetapi penuh tekanan. "Di sini, kalian akan mendapatkan akses ke sumber daya yang lebih besar. Namun, ingat satu hal—di sekte ini, hanya mereka yang kuat yang layak bertahan."
Tatapan tetua itu tertuju pada Qin Tian. "Kau, Qin Tian. Meskipun mendapat rekomendasi khusus, itu tidak berarti kau bisa langsung diterima begitu saja. Tiga hari dari sekarang, kau akan bertarung dalam duel dengan salah satu murid dalam pilihan kami. Jika kau menang, kau akan diterima sepenuhnya. Jika kalah... kau akan kembali menjadi murid luar."
Ruangan itu menjadi hening. Semua mata kini tertuju pada Qin Tian, beberapa dengan rasa ingin tahu, beberapa dengan ejekan tersirat.
"Tiga hari? Itu terlalu singkat untuk menyesuaikan diri."
"Ya, biasanya murid luar butuh waktu berbulan-bulan sebelum mereka bisa bertahan di sini."
Namun, Qin Tian tetap tenang. Ia mengangkat kepalanya dan menatap langsung ke arah tetua sekte. "Aku menerima tantangan itu."
Tetua itu tersenyum tipis. "Bagus. Gunakan waktumu dengan bijak."
Setelah upacara penerimaan selesai, Qin Tian dipandu ke asrama murid dalam. Kamarnya lebih luas dibandingkan tempat tinggalnya di wilayah murid luar, dengan tempat tidur yang nyaman, meja meditasi, dan rak yang berisi beberapa gulungan kitab tentang teknik kultivasi.
Begitu pintu kamar tertutup, Qin Tian segera duduk bersila di atas tempat tidur. Ia tidak bisa membuang waktu. Dalam tiga hari, ia harus meningkatkan kekuatannya secepat mungkin.
Ia mulai bermeditasi, menarik energi spiritual dari sekelilingnya. Udara di wilayah murid dalam terasa lebih kaya akan energi dibandingkan di wilayah murid luar, membuat kultivasi jauh lebih efektif.
Setelah satu jam bermeditasi, Qin Tian mengambil salah satu gulungan di rak. Ini adalah salah satu teknik dasar murid dalam—"Langkah Bayangan Angin"—sebuah teknik gerakan yang meningkatkan kecepatan dan kelincahan dalam pertempuran.
"Teknik ini bisa membantuku menghindari serangan lawan dalam duel nanti," pikirnya.
Ia segera mulai mempelajari pola gerakan yang dijelaskan dalam gulungan. Teknik ini mengharuskan pengguna untuk menyelaraskan aliran Qi dengan gerakan tubuh, menciptakan efek seperti bayangan yang sulit ditebak.
Malam itu, Qin Tian menghabiskan berjam-jam berlatih di halaman belakang asrama. Awalnya, langkahnya terasa canggung, tetapi setelah puluhan kali mencoba, gerakannya mulai menjadi lebih ringan dan cepat.
Saat fajar menyingsing, keringat membasahi tubuhnya, tetapi matanya bersinar penuh semangat. Ia tahu bahwa ia belum sempurna, tetapi dalam waktu tiga hari, ia akan memastikan dirinya siap menghadapi duel yang akan menentukan nasibnya di sekte ini.