NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Nggak adil

"Kenapa? Memang ada yang salah dari senyumanku?" Senyuman manis Steven langsung hilang seketika, kini keningnya mengerenyit.

"Nggak ada yang salah." Citra menggeleng. "Hanya saja itu membuat aku makin jatuh cinta."

"Tadi katanya buat kamu makin sedih? Yang benar yang mana?"

"Dua-duanya benar."

"Maksudnya?" Wajah Steven terlihat bingung, ucapan Citra memang terdengar membingungkan.

"Kalau aku makin mencintai Om, aku juga makin sedih karena aku tahu Om nggak mencintaiku."

"Jadi Bapak nggak mencintai istri Bapak? Tapi kenapa?" Dokter berkacamata yang masih ada di sana tiba-tiba ikut menyahut dengan sebuah pertanyaan. Mendadak dia jadi kepo.

"Karena Om Ganteng menganggapku keponakannya Om Dokter." Yang menjawab Citra, suaranya terdengar begitu lirih. "Masa aku minta bercinta saja dia nggak mau, Om. Katanya alasannya belum mencintaiku," ujarnya memberitahu.

"Kok begitu?" Dokter itu menatap Steven yang mematung. "Kenapa bisa begitu, Pak? Harusnya Bapak bersyukur ... istri Bapak ini selain cantik, dia juga terlihat jauh lebih muda dibanding Bapak yang sudah Om-om."

Steven berdecak kesal. Kejujuran dari bibir Dokter itu mendadak membuat dadanya panas. Steven tersinggung dengan ucapannya.

"Itu bukan urusan Dokter!" tegas Steven marah, matanya melototi Dokter berkacamata itu.

Lantas, dia pun segera membelakangi Citra dan membungkukkan badannya. Dari belakang kedua lengannya meraih tubuh kecil istrinya, lalu menariknya dan setelah itu dia menegakkan tubuhnya. Sekarang Citra sudah berhasil dia gendong.

"Saya permisi, Dok." Steven berlalu keluar dari sana, dia menghela napasnya dengan kasar sambil melangkah.

Sejujurnya dia ingin menggerutu pada Citra lantaran apa yang diucapkannya tadi, yang seolah membeberkan aib rumah tangganya. Tetapi rasanya mulut Steven berat untuk berbicara sebab takut jika nanti Citra kembali menangis.

Citra tersenyum senang, dia menangkup punggung Steven dengan penuh kebahagiaan. Lalu menempelkan wajahnya ke arah punggung lebar itu, perlahan Citra mengendus aroma tubuh Steven. Aromanya selalu membuatnya mabuk dan mendebarkan jantung. Citra sangat menyukai apa pun yang ada di tubuh pria itu.

"Jangan menciumi punggungku begitu, Cit!" Steven merasakan sentuhan hidung Citra yang sejak tadi menempel dan mengelus-elus punggungnya. Itu membuat tubuhnya seketika meremang dan geli.

"Pelit banget, apa-apa nggak boleh!" Citra mendengus kesal. Gegas dia menjauhkan wajahnya pada punggung Steven sembari mengerucutkan bibirnya.

"Bukan nggak boleh, tapi 'kan kamu tahu sendiri aku belum mandi dari pagi. Pasti bau!" gerutu Steven.

"Iya, Om memang bau! Aku tahu kok Om bau!" pekik Citra ngambek.

Dari belakang, rasanya dia ingin menjambak rambut hitam Steven lantaran gemas, tetapi dia tak berani dan malah rambut itu membuatnya terpesona.

Citra berdecak. 'Ck! Kenapa Om Ganteng selalu membuat jantungku berdebar, sih? Kenapa juga dari belakang dia masih terlihat ganteng? Kenapa dia masih ganteng dan wangi walau belum mandi? Rasanya nggak adil banget!' gerutunya dalam hati.

"Sudah tahu bau, terus kenapa nyiumin?" tanya Steven.

Langkah kakinya seketika terhenti, matanya membulat sempurna kala melihat dari kejauhan ada seorang pria dan wanita paruh baya tengah berjalan ke arahnya. Mereka bergandengan tangan dan Steven tentu kenal mereka itu siapa.

'Sial! Ini gawat!' Merasa panik, Steven langsung menoleh ke kanan dan kiri, dia mencari-cari ruangan untuk bersembunyi. Dan pilihannya jatuh kepada ruangan yang berada di lorong paling ujung.

Steven berlari kelabakan lalu masuk ke dalam sana dan memojokkan tubuhnya. Deru napasnya tersengal-sengal, dia merasa capek sebab dia juga membawa tubuh Citra yang cukup berat.

"Om ... kenapa kita masuk ke sini? Dan di mana ini, Om?"

Citra mengerutkan keningnya. Ruangan itu minim pencahayaan, tetapi meski begitu samar-samar dia melihat banyak sekali beberapa brangkar di sana. Ada kain putih di atasnya dan sontak matanya membulat kala tatapannya tertuju pada sebuah kaki yang terlihat putih pucat, kaki itu berada dibalik kain putih dan keluar sedikit.

"Aaakkkhhh!" Citra menjerit ketakutan saat kakinya bersentuhan pada kulit yang terasa dingin, dan saat dia menjatuhkan pandangannya—ternyata kakinya bersentuhan pada kaki pucat yang berada di salah satu brangkar.

Dari luar, Sindi menghentikan langkahnya dan menahan lengan suaminya sampai membuatnya ikut menghentikan langkah. Lantas, dia pun menoleh ke arah samping tepat pada sumber suara yang dia sempat dengar tadi.

Seketika bulu kuduknya berdiri, tubuhnya juga langsung meremang kala ternyata ruangan yang dilihatnya itu adalah ruang jenazah.

"Mama kenapa? Kok berhenti?" tanya pria yang berada di sampingnya seraya menoleh padanya, dia suaminya Sindi.

"Ta-tadi Mama de-dengar suara jeritan dari ruangan itu, Pa," ujarnya terbata. Dengan tangan yang bergetar, Sindi menunjuk ruangan itu dengan ibu jarinya. Wajahnya tampak ketakutan.

"Jeritan apa?" Suaminya itu menoleh ke arah yang dimaksud, lalu keningnya mengerenyit. "Itu 'kan kamar jenazah, Ma."

Sindi mengangguk cepat. "Iya. Mama dengar ada yang menjerit."

"Masa sih? Papa nggak dengar apa-apa."

"Tapi Mama dengar, coba kita lihat, Pa." Padahal takut, tetapi Sindi merasa penasaran.

"Isinya 'kan orang yang sudah meninggal, Ma. Mana mungkin ada suara yang ...." Perlahan pria itu pun mendekati ruangan tersebut, Sindi juga ikut.

Steven yang berada di dalam sana sudah berkeringat dingin dan harap-harap cemas, dia mendengar suara percakapan kedua orang tuanya itu. Seluruh wajah hingga tubuh sudah berkeringat dan hawa di dalam sana juga sangat panas.

Citra kini sudah digendong dalam posisi saling berhadapan, punggung gadis itu menempel pada tembok dan jarak tubuh di antara keduanya sangatlah dekat. Bahkan sudah saling menempel. Tetapi bibir Citra tengah ditutup oleh salah satu tangan Steven, itu dilakukan supaya gadis itu tak kembali menjerit dan makin membuat penasaran orang yang diluar.

Jika Citra terlihat ketakutan lantaran mengetahui mereka dikelilingi orang mati, Steven justru takut kalau sampai orang tuanya tahu dan melihat mereka di dalam sana.

'Ya Allah ... jangan biarkan Mama dan Papa masuk ke sini. Aku nggak mau, aku nggak mau mereka tahu.'

Jantung Steven berdebar begitu kencang, sorotan matanya begitu tajam menatap pintu. Sontak—dia pun mendelik saat terdengar suara handle pintu yang diturunkan dari luar.

Ceklek~

...Jangan dikabulin ya Allah 🤲 biar ketahuan 😆...

1
Dedeh Herawati
mampir ach
Ariyani Ariyani
aku sllu like cuman jarang koment dd othor🙏💪💪💪
visi Sembiring
thor apa anak nissa dan tian bknnya diculik ya sama aulia ms mrk ga sadar juga?
IG: @rossy_dildara: Rahasia kak, nanti terungkap pas mereka dibuat judul baru🤭
total 1 replies
Nayosha
waah udh normal si Stev ternyata
Nayosha
hahaha pisang anaknya ternyataaaa...ngakak dech
Nayosha
mau liat CCTV ya
Nayosha
ih PD banget ya Fira
Nayosha
bener jgn di kasih izin Bu...tuman tuh si Fira...emang ga tau diri
Nayosha
beresin dulu SM Aulia nya Om...supaya aman
Ariyani Ariyani
ko tidak ada ya? mohon infonya 🙏🙏🙏
IG: @rossy_dildara: udah aku pindahin ke aplikasi GN' Kak
total 1 replies
Nayosha
enak aja Lo Fir mau rujuk sm Tian...halu dia
Nayosha
dasar Steven buka puasa nya langsung goyangin Citra kayanya
Nayosha
Fira ya
Nayosha
bagus dech ada kemajuan....tp abis di pukuli Tian jadi ngga Inget...ada yah am esia gitu...ada yg muncul Inget ada yg lupa LG sebagian
Nayosha
amnesia nya udh maju dikit kedepan kayanya ...udh Inget Citra waktu di culik si kumis Lelel soalnya
Nayosha
hahahaha. bagus jg KL di dunia nyata ada Burung seperti Kevin....buat ngasih pelajaran pelakor/Facepalm/
Nayosha
duel
Nayosha
Bikin Stev kelabakan aja LG Cit...ngumpet dl sm si kembar di rumah Om Tian...bisa di liat reaksi Steven gimana
Nayosha
Citra tau tuh Stev chatingan sm si Imel
Nayosha
tuh kan mana tahan Stev ga akan bisa lah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!