NovelToon NovelToon
ISTRI MUDAKU MAFIA

ISTRI MUDAKU MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:42.2k
Nilai: 5
Nama Author: demit bahagia

"Berani berulah sama gue! gue patahin leher lu!" hardiknya garang penuh emosi. Dialah Viska Aulia, Viska Aulia gadis cantik berusia 22tahun, awal perkenalan yang mulanya dikenalkan oleh gadis imut nan manis Ida Khasanah yang kata lainnya adalah pacar gelapku,
ya karna aku adalah seorang ayah dengan dua anak cowok cewek. Anak yang pertama cowok, berusia lima tahun. Dan anak yang kedua cewek, berusia beberapa bulan.

Sudah komplit kebahagianku, namun demikian, aku masih suka berburu gadis-gadis muda untuk menjadi hiburanku, sekedar variasi hidup pikirku.

Tiit...tiit...titt... drrrtt...drrrt.
Tiba-tiba hapeku bunyi dan bergetar, ada pesan masuk.

"Masih mau kencan nggak?"

Pesan singkat yang kubaca hampir saja aku tak percaya.
Dengan cepat jemariku menari lincah dikeyboard hape.

"Ya mau dong, kapan?" balasku tidak sabar.

"Besok kita ketemu di caffe coklat, sebrang jalan dekat toko sport mania"
selang beberapa menit muncul juga balasannya.

"Okey jam 9 kita ketemu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon demit bahagia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Sambil mengucek-ngucek mata,"ada apa sih mbak! bikin kaget saja" katanya sambil memandangku heran.

"ASTAGHFIRULLOH! dik Ubay!!" aku menepuk jidatku, dan tersenyum malu sendiri. Adik ku Ubay memang kadang suka tidur sama aku, kalau aku sedang dirumah. Meski badannya besar dia masih penakut.

"Uh bikin kaget saja kamu dik, kirain siapa. Lha tiba-tiba ada disampingku sih" ujarku tersenyum senang, ku peluk Ubay untuk mengobati rasa rinduku sama adiku yang gembul ini. Kuraih hape yang di samping bantalku, kulihat sudah menunjukan pukul 08.00 pagi.

"Bapak sama Mamak kemana dik? kayake rumah kok sepi" tanyaku pada Ubay.

"Tidak tahu mbak, mungkin cari hutangan"jawabny biasa saja.

"Hutangan? hutangan apa dik?" tanyaku penasaran.

"Hutang orang sih mbak, terus buat bayar Bank setan"jawab Ubay, aku malah tambah bingung dibuatnya.

"Bank seetan? apaan tu dik!"

"itu lho mbak, yang tiap hari datang" jawab Ubay kembali rebahan lagi.

"Ohh Bank mingguan ya, kok datangnya tiap hari"tanyaku makin penasaran.

"Tidak tahulah mbak, nanti tanya Mamak sendiri." Percuma saja tanya Ubay, kayaknya dia juga belum begitu ngerti dengan situasi saat ini.

Daripada di Liputi rasa penasaran, baiknya memang aku tanyakan langsung semua kepada Bapak dan Mamak.

Aku buka tas, dan kukeluarkan semua barang-barangku. Dan kutaruh dengan rapi kedalam almari, "ini terus ku taruh dimana?"kulihat almariku sudah penuh, sedangkan baju-baju koleksiku dan sepatu yang biasa tak buat manggung masih banyak di dalam tas.

Aku beranjak keluar kamar, mengeluarkan baju lama ku yang ada di almari luar, kutaruh dalam kardus bekas. Cukup banyak juga baju-baju lamaku, sampai dua kardus besar. Setelah semua beres, aku melanjutkan untuk mandi. selesai mandi kulihat Ubay masih ada dalam kamarku,"dik bangun, pindah ke kamar kamu sendiri sana, mbak mau ganti pakaian." Ubay bangun dan berjalan dengan malas ke arah kamarnya, yang tepat di sebelahku.

Ceklek- ceklek. pintu depan terbuka.

"Assalamu'alaikum?"

"walaikumsalam!" jawabku dari dalam kamar. Aku tahu itu Bapak dan Mamak baru pulang, Bapak batuk-batuk berjalan menuju dapur, sedangkan Mamak langsung menghampiriku ke dalam kamar.

"Vis, kamu ada duit nggak nak?" tanya Mamak yang langsung duduk ditepi ranjang di sebelahku.

"Ada Mak sedikit, buat apa Mak?" tanyaku menoleh ke arah Mamak, kemudian aku melanjutkan menghadap ke cermin memoles wajahku tipis-tipis.

"Mamak pinjam dulu ya Nak, buat bayar Bank mingguan" kata Mamak kelihatan sedih. "Mamak Bapak tadi sudah keliling cari pinjaman, tapi tidak dapat Nak" lanjut Mamak lesu.

"Aku ada sekitar dua juta Mak, duitku tinggal segitu gitunya, kalau Mamak mau pakai, Pakai aja dulu Mak" jawabku sambil memoleskan lipstik ke bibir.

Aku memandangi wajah Mamak penuh tanya,aku menghela nafas panjang. Aku bingung, harus ku mulai dari mana pertanyaanku. Bapak datang kemudian duduk bersandar didepan pintu kamarku, kulihat wajah beliau kelihatan capek, karna sedari pagi sudah diajak Mamak keliling cari pinjaman.

"Pak, Mak, sebenarnya ada apa? dan apa yang terjadi dengan rumah ini?" kataku pelan, agar tidak menyinggung perasaan Beliau. Bapak terbatuk-batuk lagi agak keras, kelihatan ada sesuatu yang di sembunyikan dariku.

"Seperti yang kamu lihat Nak, semua sudah habis! buat bayar Bapak periksa, buat bayar adikmu sekolah dan buat kebutuhan sehari-hari" kata Mamak menjelaskan. "Bapakmu mengidap penyakit paru-paru nak, makanya setiap Minggu harus pergi berobat,belum lagi si Ubay kebutuhan sekolahnya juga semakin tinggi. Sudah lama Bapakmu tidak bekerja, makanya semua habis Vis" lanjut Mamak menjelaskan semuanya padaku.

"Kalau Mamakmu tidak petingkah, juga tidak akan seperti ini Vis!" sela Bapak, yang membuatku tersentak kaget.

"Petingkah? petingkah gimana pak?" tanyaku melihat wajah Bapak yang kayaknya kesal dengan Mamak.

"Ya karna Mamakmu ini ganjen Vis, dia tergoda sama lelaki lain, sehingga gampang ditipunya duit Mamakmu ini" jelas Bapak, kemudian terbatuk-batuk lagi, dan terasa sesak nafasnya.

Memang aku akui,mamakku masih kelihatan mudah dan cantik. pasti banyak lelaki hidung belang yang merayu Mamak, ditambah sifat mamak yang genit dan ganjen kalau bicara dengan lelaki, pasti lebih mudah merayu Mamak. Apa Mamak tidak memikirkan perasaan Bapak.

"Kenapa butiknya bisa habis gak tersisa gini Mak? sudah aku modalin banyak, aku harap Mamak bisa mengembangkannya, dan bisa menunjang perekonomian kita." tanyaku, yang dijawab Mamak dengan derai air mata. membuatku tambah bingung.

"Yaitu Vis, karna Mamakmu petingkah,tiap hari pergi dengan lelaki lain, alasannya jualan keliling baju-baju yang ada di butik, tapi setiap pulang tidak membawa duit. Alasannya setiap Bapak tanya, bajunya di kreditin ke orang-orang" malah Bapak yang menjawab pertanyaanku. Mamak hanya menangis sesenggukan di sebelahku.

Kulihat muka Bapak merah padam karna jengkel dengan ulah Mamak.

"Apa mentang-mentang Bapak sudah tidak bisa bekerja, Bapak sudah sakit-sakitan. Seenaknya saja Mamakmu ngrendahin Bapak kayak gini" tambah Bapak memarahi Mamak,sekaligus mengadu padaku.

"Tidak cuma itu saja, perhiasan yang kamu belikan, juga sudah habis dijualnya. Alasan buat berobat Bapak! berobat apa? Hah, Bapak berobat juga pakai kartu Jamkesda. Alasan saja" ujar Bapak dengan suara sedikit keras, aku hanya diam mendengarkan.

"Sudahlah pak, jangan dilanjutkan. Viska baru pulang, dia masih capek, biarkan dia istirahat"kata Mamak lirih di selingi linangan air mata, air mata buaya.

Aku masih diam termenung,mencoba menyermati perkataan Bapak. Tidak sedikit modal yang aku kasih untuk membuat butik dirumah, ditambah warung. Padahal waktu dulu,setiap seminggu sekali aku pulang, butik selalu ramai. Apalagi menjelang Idul Fitri, sampai tidak muat rumahku oleh pembeli. sampai aku minta bantuan teman-temanku untuk ikut melayani pembeli.

Belum lagi perhiasan berupa beberapa gelang dan kalung, kalau di hitung beratnya kisaran 100gram lebih. Aku kepingin menjadi Anak kebanggan orang tua,terutama buat Mamak. Makanya aku belikan perhiasan buat Mamak supaya Mamak tidak di pandang rendah oleh tetangga. tapi kenyataannya, setelah memakai perhiasan dan perekonomianku sedikit meningkat, Mamak menjadi besar kepala. Kalau ngomong sama tetangga, uh tak mau kalah.

"Kalau sudah kayak gini, baru sadar, baru mengakui kesalahan. Heleh, lagu lama" lanjut Bapak mengomel.

Kenapa Mamak melakukan ini semua? apa benar gara-gara Bapak tidak bekerja, sehingga Mamak harus berpaling dari bapak, kalau gara-gara itu, kenapa Mamak yang modalin lelakinya, kenapa Mamak yang di porotin? ataukah Bapak sudah tidak bisa memberi kepuasan kepada Mamak, yang masih energik dan agresif, sehingga Mamak mencari lelaki lain dari Bapak.

Aku tambah jadi bingung, Aku sendiri banyak masalah, eh dirumah di Bebani masalah lagi. Lengkap sudah semua beban masalah yang menimpaku, yang harus aku pikul sendiri. Dan aku pula yang harus cari solusinya.

Kulihat Ubay keluar dari kamarnya, mungki dia terganggu dengan Suara bapak yang keras tadi. Dia berjalan lewat di depan Bapak, memandangku dan Mamak sekilas dengan sikap cuek sambil menggaruk-garuk perut buncitnya, berjalan santai menuju kamar mandi, mungkin Ubay sudah terbiasa dengan keributan yang terjadi di rumah ini. Aku jadi tersenyum geli melihat Ubay kayak gitu, yang sabar ya dik.

"Sudahlah pak, mungkin Mamak khilaf. yang sudah terjadi mau bagaimana lagi, tidak usah kita sesali. mari kita bangkit bersama, kita mulai lagi" kataku mencoba meredam Bapak, dan juga menghibur Mamak.

"Mulai lagi dari mana? kita sudah tidak punya apa-apa lagi, apalagi Mamakmu sekarang banyak hutang" cibir Bapak masih dengan nada tinggi.

"Oya pak, tadi malam ada Polisi kemari mau ngapain?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Mau nangkap Mamak kamu, biar dia tidak petingkah lagi"aku menghela nafas panjang mendengar jawaban Bapak, orang di tanya baik-baik malah ngelantur kemana-mana.

"Polisi tadi malam yang datang, nyariin kamu nak, kamu ada masalah apa Vis? Mamak sampai gemetaran karna takut" ujar Mamak. Aku hanya terdiam, haruskah aku katakan yang sebenarnya kepada orang tuaku, kalau aku sebenarnya buronan.

"Oya! Mamak katanya pinjam duit ya? sebentar Mak, aku ambilkan." Aku beranjak dari tempat duduk ku kemudian mengambil dompet yang aku taruh di dalam almari, setelah itu aku kasihkan uangku ke Mamak. hanya menyisahkan beberapa lembar ratusan buat kebutuhanku.

tok... tok... ibu, permisi.

"Tuh Bank setann datang" sungut Bapak, kemudian beranjak pergi kebelakang.

Setalah Mamak menerima uang yang aku kasihkan, aku keluar dari kamar untuk melihat bentuk Bank settan itu seperti apa sih. wajar dong penasaran, masak siang-siang gini ada setann.

Aku berjalan menuju pintu depan untuk membukakan pintu, aku pingin lihat dari dekat bentuk Bank setan seperti apa.

"Ya tunggu sebentar Bank settan!" sahutku. Samar-Samar dari balik kaca dalam rumah terlihat dua orang lelaki tinggi besar, memakai jaket hitam dan bercelana hitam tapi tidak jelas wajahnya karna tertutup korden jendela rumah.

1
Inonk_ordinary
ohhh gini kisahnya,,kadang gw heran ada bapak² kere ,,jelek tapi tukang selingkuh ternyata ttiknya diungkap sama author..amajing
Kinan Rosa
duh mau ngerampok lu bang
Kinan Rosa
ya habis dah
Kinan Rosa
emang si kampret
Kinan Rosa
bagus kak
Kinan Rosa
kayaknya seru deh
Kinan Rosa
aku mampir kak
udah masuk faforit juga
demit bahagia
lanjutkan karya bagus ini
Roroazzahra
aku mau mampir tapi paforit dulu
Adam Algibrani
sangat bagus 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
Adam Algibrani
weh jj
Achi
saya sudah mampir dan like..

semangat 💪💪💪 Thor
demit bahagia
Badungnya ganti mewekan
Emilia Vransiska
viska sekarang lebih sering nangis ya..
Badung ny viska di awal cerita kemana???
demit bahagia
trims dukungannya
Adam Algibrani
good
Adam Algibrani
🥰🥰🥰
Adam Algibrani
semangat kak
Adam Algibrani
lanjut
Adam Algibrani
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!