Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran
"Mau beli sesuatu dulu nggak untuk kakek..? " tanya Viola memecahkan kesunyian.
"Mau beli apa..? " tanya Evan datar masih fokus menyetir.
"nggak tau, apa ya..? "sahut Viola
Evan melirik Viola sekilas
"Beli baju hangat gimana? " tanya Viola tanpa menoleh
"Boleh.. "
Percakapan sepasang suami istri yang terlihat kaku.. Evan yang so cuek.. dan Viola yang terbiasa melakukan semua sendiri.. Sebenarnya dia bisa saja langsung membeli apapun tanpa minta persetujuan evan..tapi sekarang dia sudah mulai menghargai pendapat evan,viola ingin mereka sama-sama saling berusaha menyesuaikan diri..
Mereka masuk ke sebuah Mall dan berjalan berdua dengan canggung.. sebenarnya Viola ingin sekali berjalan dengan cepat.. begitu pun Evan.. tapi lucu nya mereka terlihat gugup saat harus berjalan berdampingan.
"Kamu jalan duluan aja.. aku di belakang.. " kata Evan menutupi rasa gugupnya.
Viola terdiam sejenak melihat pasangan yang bergandengan tangan melewati mereka.
Dengan kaku Evan memegang tangan Viola dan berjalan pelan mengitari mall.
Setelah mendapatkan baju hangat yang sesuai mereka memutuskan untuk segera pulang.
"Langsung pulang..? " tanya Evan setelah mereka di dalam mobil
Viola mengangguk .
"Gil*.. canggung banget sih.. padahal cuma ke mall.. " pikir Evan dalam hati.
Sementara Viola masih gelisah dengan sikap Evan yang tiba-tiba menggandeng tangan nya tadi.
"Dia... nggak mungkin suka aku kan..? " batin Viola.
...****************...
Akhirnya mereka sampai di bandara. kakek memeluk Evan.dengan hangat
"Jaga istrimu Baik-baik ya.. kalau perlu kalian tambah cuti.. untuk bulan madu.. jangan memikirkan perusahaan terus.. "
Evan dan Viola hanya tersenyum.
"Tuh denger jangan kebanyakan kerja.. hidup ini harus di nikmati bro.. apa lagi punya istri cantik gitu.. " bisik Rico
Evan meninju lengan rico.. dan tidak terasa setelah berbincang sejenak. mereka pun harus berpisah .
Evan dan Viola mengantar kepergian mereka dengan berat..tampak evan yang melangkah dengan hampa..
"Mau jalan-jalan dulu..? " ajak Evan.
"kamu..? " Viola tanya balik.
Evan menarik napas
dan langsung masuk ke mobil nya di ikuti Viola yang masih terlihat bingung
"Kamu,.. memang sekaku ini ya...? " tanya Evan tiba-tiba
Viola terdiam
"Viola.. kamu bukan robot kan? "
Viola menoleh "maksud nya..? "
"aku hanya bingung.. aku pikir cuma aku yang gila kerja sampai lupa menikmati hidup.. ternyata perempuan juga ada ya..? " tanya evan sinis.
"Aku nggak ngerti.. "
"aku ingin kita bulan madu.. " kata evan tiba-tiba membuat Viola melotot.
"Kenapa.. apa pernikahan aliansi nggak perlu bulan madu..? " sindir Evan
"Cuti ku sebentar lagi.. " jawab Viola gugup.
"Vio... kita ini pemilik perusahaan bukan karyawan yang kalau nggak masuk di potong gaji.. kamu ngerti maksud aku..? "
"Aku nggak ada waktu memikirkan diri ku sendiri.... " jawab Viola datar.
Evan tersenyum smirk.
"Ok.. kalau gitu.. aku yang pergi sendiri.. "
Viola terkejut mendengar Evan.
"Kamu marah sama aku..? " tanya Viola pelan.
Evan menghentikan mobilnya..
"Viola.. jujur aku nggak ngerti sama kamu.. untuk seorang pemimpin kamu berhasil. tapi untuk jadi istri... "Evan menghentikan ucapan nya
"Evan, kita baru saja menikah.. dari mana kamu tau aku nggak bisa jadi istri.. " hardik Viola kesal
"Kalau gitu tunjukkan sama aku, kamu bisa jadi istri.. " tantang Evan.
"Ok.. Kamu mau aku gimana? "
Evan mendengus kesal.
"tanya sana sama ibu... " Evan terdiam kaget dengan ucapan nya sendiri
Viola menatap Evan tajam dan memalingkan wajah nya. terlihat ada kesedihan yang tiba-tiba nampak di wajah nya.
Sementara Evan mengutuki diri nya sendiri, ingin ia memotong mulut nya sendiri karena telah ngomong sembarangan
"Sorry.. maksud aku.. "
"aku bisa belajar sendiri.. " gumam Viola
"apa..? "
"Aku nggak perlu orang untuk mengajari aku.. aku bisa jadi seorang istri yang baik.. " ujar Viola lagi berusaha menahan emosi nya.
Evan terdiam, sungguh kali ini dia menyesal karena telah menyinggung Viola dengan menyebut ibunya. yang telah lama pergi meninggalkan nya.
...****************...
Viola melempar tas nya ke atas tempat tidur sementara evan mengikuti nya dari belakang. terlihat wajah yang tidak bersahabat. Evan tau istrinya itu masih marah atas ucapan nya di mobil tadi..
"Maaf soal tadi aku nggak bermaksud.. " Viola langsung bergegas masuk kamar mandi tanpa mendengarkan evan. Evan mendengus kesal.dan langsung hempas kan tubuh nya di sofa.
Viola menggunakan handuk kimono berwarna merah, hingga terlihat kontras dengan kulit nya yang putih mulus. Evan berusaha memalingkan wajah nya..
Viola menyalakan hairdryer dan mengeringkan rambutnya . Lagi-lagi Evan hanya bisa mengagumi kecantikan istri nya tanpa bisa menyentuhnya...
Viola melirik ke evan yang sedari tadi menatap nya diam-diam..
"Kamu nggak mandi..? "
"Sebentar lagi.. " jawab evan datar
"aku laper.. "
Evan menghela napas. .
"Kamu bisa masak ? " tanya Viola tiba-tiba
Evan menatap Viola dengan tajam
"Aku cuma nanya, siapa tau kamu mau masakin aku... " ujar Viola lirih.
"Aku males,.. suruh aja si bibi.. "
Viola menatap Evan..
"Kata nya mau belajar jadi suami istri yang baik.. mana ?nggak ada romantis -romantis nya... "ucap Viola
Evan tersenyum smirk..
"Viola kamu kebiasaan merintah orang ya... jadi kamu seenaknya merintah aku..? "
"Evan, dengar aku nggak merintah siapapun.. aku cuma nanya sama kamu..? "
"maksud pertanyaan itu apa.. biar aku masakin kamu kan.. "
Viola menarik napas
"Evan, kita bicara Baik-baik.. "
Viola menghampiri evan dan duduk di sebelah nya
"Evan dengerin aku.. aku hidup dari kecil sudah bersama nenek.. sejak kecil aku tidak pernah merasakan apa itu keharmonisan. ibu dan ayah ku selalu bertengkar.. hingga bercerai.. jadi, aku harus belajar sama siapa untuk menjadi istri yang baik.. nggak ada yang bisa aku jadikan contoh.. "jelas Viola membuat evan terdiam.. Lagi-lagi ia berusaha untuk memahami Viola tapi, kenapa justru ia merasa seperti dia sedang menyakiti Viola..
"Kamu bisa ajari aku...? " tanya Viola membuat evan tak percaya seorang Viola yang kemarin berkoar tentang pernikahan aliansi. sekarang justru ingin belajar jadi istri yang baik.
"Kenapa tiba-tiba kamu ingin jadi seorang istri.. bukan kah kemarin kamu yang ngomong pernikahan ini hanya kontrak.. "
"Kamu ini gimana sih van, kemarin kamu sendiri yang nantangin aku untuk jadi istri yang baik.. sekarang kamu malah nanya alasan nya..? "
"Jadi, kamu ingin belajar hanya karena aku menantang kamu.. kamu bukan ingin menjadi seorang istri ,kamu hanya terobsesi untuk selalu menjadi yang terbaik... " ujar evan kesal.
"Loh apa beda nya... sama-sama belajar kan.. " sahut Viola polos.
"Entahlah... aku bingung dengan cara pikir kamu..." sungut evan dia pun pergi meninggalkan Viola yang juga nampak kebingungan. .
...****************...
Viola terbangun di tengah malam, tiba-tiba dia merasa kehausan.. ia bangun dari tempat tidur nya.. dan mengambil air di sisi tempat tidurnya.. karena ngantuk dia tak sengaja menyenggol gelas hingga jatuh dan membuat evan terbangun.
"Viola... kamu lagi ngapain..? "
"aku nggak sengaja jatuhin gelas Sorry.. "
evan bangun dari tempat tidurnya menghampiri Viola yang berjongkok memunguti pecahan gelas.
"Sini biar aku saja... " evan langsung mengambil sapu dari sudut kamar nya.
Viola hanya menatap evan dengan sayu
"Terima kasih ya evan.. " ujar nya dan kembali merebahkan diri nya untuk tidur..
Evan menggelengkan kepala nya melihat tingkah Viola..
"hebat , cepat banget tidur nya.. " ucap evan lirih melihat Viola sudah terlelap..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...