NovelToon NovelToon
Man Jadda Wajada

Man Jadda Wajada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Cinta Murni
Popularitas:114.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

IG Rahma_ar77
TIKTOK RahmaAR

Bagi Hasan, mencintai harus memiliki. Walaupun harus menentang orang tua dan kehilangan hak waris sebagai pemimpin santri, akan dia lakukan demi mendapatkan cinta Luna.

Spin of sweet revenge

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MJW 10 Perjodohan bertahun lalu

"Kamu ke rumah sakit tadi malam, San?" Laila langsung menginterogasi Hasan pagi ini, setelah jam mapel usai.

Hasan tidak menjawab. Dia baru saja mengirim materi soal soal fisika berikut pembahasannya pagi ini pada Luna. Dia menghela nafas panjang, berusaha sabar menghadapi calon istri yang selalu kakeknya inginkan untuknya

Gadis itu terlalu ikut campur dengan urusannya. Dia tau dari uminya?

"Umi Siti yang ngasih tau. Tapi kenapa kamu ngga cerita sama umi siapa orang tua Luna?" tanya Laila lagi. Kali ini nada suaranya agak direndahkan. Teman temannya dan teman teman Hasan seakan mengerti jadi saat ini seperti sengaja memberikan kesempatan padanya untuk berbicara dengan Hasan.

"Umi ngga perlu tau."

Laila tercekat mendengar jawaban Hasan yang terkesan menuduhnya.

"Aku ngga kasih tau umi, kok. Cuma agak bingung aja waktu umi nanya ke aku," jelas Laila cepat agar Hasan tidak salah paham.

"Aku sudah bilang ke umi kalo sakit Luna ngga parah, sudah ditangani dengan baik. Aku sengaja melakukan itu agar Umi Siti tidak merasa khawatir," sambung Laila lagi ketika tidak melihat tatapan penuh tuduhan Hasan lagi padanya.

"Terimakasih." Hasan berdiri dan berjalan meninggalkan kelas. Riyas dan keempat temannya mengikuti Hasan.

Laila mematung, ngga mengira reaksi Hasan sedatar itu.

Janna, Bilqis dan Namia saling tatap.

"Bagaimana nanti rumah tangga mereka, ya?" bisik Janna.

"Hasan terlalu dingin dan cuek dengan Laila." Bilqis ikut berbisik juga.

"Kalo aku jadi Laila, lebih baik membatalkan perjodohan. Dari pada ngga bahagia," sambung Namia.

"Susah juga kalo udah kecintaan begitu," sambung Janna yang diangguki kedua temannya.

Laila bukannya tidak tau teman temannya sedang membicarakannya. Tapi dia pura pura tidak peduli. Baginya mendapatkan Hasan adalah impiannya sejak kecil. Kakek dan nenek mereka sangat mendukung perjodohan ini. Tidak akan dia gagalkan hanya karena Luna, yang tidak bisa dibandingkan dengan dirinya.

Tapi sikap Hasan semakin hari semakin membingungkan. Dia lebih rajin ke perpustakaan. Laila yang membuntutinya bersama ketiga temannya melihatnya tampak serius belajar dan yang aneh, teman temannya diminta menjauh dari mejanya. Karena sesekali dia melihat Hasan sibuk dengan ponselnya dan seperti membuat video.

Hanya saja yang membuat Laila lega saat bertanya pada uminya Hasan tentang keberadaan Hasan, uminya selalu menjawab kalo Hasan sedang sibuk belajar buat ujian. Dua minggu lagi mereka memang akan ujian kenaikan kelas.

Untungnya dia selalu punya banyak alasan saat bertanya hingga uminya Hasan tidak tau kalo dia curiga Hasan ke rumah sakit.

Leganya lagi gadis hedon itu juga tidak pernah terlihat lagi.

Semoga tangannya benar benar patah, jadi dia akan merasa insecure dengan Hasan, harapnya selalu.

Dia bukan orang jahat, tapi tiap mengingat Hasan menggendong Luna, hatinya selalu dikobari api kebencian.

Minggu ini kakek neneknya datang lagi dan mengajak dirinya bersama abi dan umi ke rumah Hasan.

Laki laki itu ada di sana, dia baru saja selesai mendengarkan hapalan para santri. Dan yang paling membahagiakan Laila, kakek dan nenek Hasan juga ada menyambut kedatangan mereka.

"Cucu kita sangat serasi," senyum Kyai Arifin-kakek Laila.

"Iya," balas Kyai Mukhtar-kakek Hasan sambil menatap Hasan dan Laila.

"Laila juga akan melanjutkan kuliah ke Kairo juga. Ada Hasan, jadi kita sekeluarga lebih tenang," jawab Nyai Roshida-nenek Laila dengan senyum sumringah.

"Laila juga harus mempersiapkan diri juga, kan, karena nanti akan jadi istri pimpinan pondok" Nyai Hafiza-nenek Hasan juga mengembangkan senyum lebarnya.

Laila menunduk malu ketika kakek dan nenek mereka membicarakan masa depannya dengan Hasan.

"Setelah lulus nanti, apakah pertunangan mereka bisa dilakukan?"

Hasan sampai menatap kakeknya yang baru saja berucap begitu

"Bagaimana Hasan?" tanya Siti Azizah-uminya sambil menatap lekat putra pertamanya.

"Kalau Laila terserah Hasan," sambung Nyai Roshida membuat hati Laila makin tidak tenang.

Hasan masih belum menjawab. Ini pertanyaan kedua kali dalam rentang waktu dua tahun.

"Hasan masih memikirkan ujian, ya. Laila juga pasti begitu. Kita saja sebagai orang tua yang ngga pernah sabar. Mereka masih remaja, tapi sudah kita paksa untuk menikah," kelakar abinya Laila-Yahya Salim.

"Ya, ya." Terdengar tawa berderai lagi.

"Tunggu saja setelah mereka selesai kuliah. Hasan dan Laila juga pasti tidak akan. mengecewakan kita," jawab kakek Hasan-Kyai Mukhtar.

Laila melirik Hasan yang sampai akhir pertemuan tidak mengatakan apa apa.

Hingga berhari hari kemudian, ujian pun diadakan. Hasan sekalipun tidak pernah membahas perjodohan mereka.

*

*

*

Luna sudah mempersiapkan hadiah spesial buat Hasan. Jam tangan seharga setengah M.

Rasanya Hasan sangat pantas dihadiahi seperti ini. Lagi pula dia tidak meminta uang orang tuanya. Luna hanya menguras sedikit tabungannya saja.

Video video pembelajaran yang dikirimkan Hasan selalu membuatnya tersenyum dan dadanya riuh berdebar.

Laki laki itu memang tidak pernah datang lagi ke rumah sakit atau menanyakan kabarnya walaupun sudah mempunyai nomor telponnya.

Tapi dia berlagak menjadi tutor yang handal mengajarinya beberapa mapel yang memang sulit dipelajari sendiri oleh Luna.

Bukannya Luna tidak mau bertanya pada Fadel dan Fathir, tapi keduanya terlalu serius bersaing menjadi yang nomer satu. Kalo pun nanti bertanya, jawabannya pasti tidak akan sedetil Hasan.

Ini hari terakhir dan Luna akan memberikan jam tangan ini yang pasti akan membuat Hasan terlihat semakin macho di matanya jika mengenakan di lengan kokohnya.

Jantung Luna berdebar riuh lagi. Teringat Hasan pernah menggendongnya.

"Udah selesai?" tanya Nathalia berbisik ketika melihat Luna yang sudah merampungkan ujiannya setengah jam lebih cepat dari waktu yang diberikan.

Luna ngga menjawab, hanya tersenyum penuh rahasia. Dia pergi meninggalkan sepupu sepupunya yang menatapnya heran.

Luna agak mempercepat langkahnya menuju kelas Hasan yang cukup jauh dari kelasnya. Dia tau, laki laki itu pasti juga sudah selesai karena Fadel dan Fathir pernah membicarakannya.

"Hasan," panggil Luna. Tidak dipedulikannya teman teman Hasan yang ada di sana juga, kini ikut menoleh menatapnya heran.

Luna tersenyum ketika Hasan juga tersenyum sambil berjalan mendekatinya.

"Ada apa?" tanya Hasan. Setelah dua minggu baru mereka bertemu lagi.

"Buat kamu." Luna menjadi gugup karena mata teduh Hasan terus menyorot padanya. Biasanya hanya menatap sebentar.

Tangan Luna sampai gemetar saat meraih totte bag kecil yang polos tampa merek, berwarna hitam yang dia simpan di dalam tas punggungnya.

"Kalo ngga suka disedekahin aja, ya. Buat amal jariyah," ucapnya lagi setelah Hasan menerimanya.

Walaupun Hasan belum merespon, Luna buru buru beranjak pergi. Dia ngga mau ketahuan sepupu sepupunya kalo sudah mendatangi Hasan.

Hasan menatap kepergian Luna dengan hati ngga tenang.

"Apa ini?" tanya Riyas ketika mencoba mengintip isi totte bag yang Hasan pegang.

"Wow..... Ini jam tangan mahal, San," ucap Anwar yang juga ikut melihatnya.

"Sepertinya video yang kamu kirimkan berhasil, ya." Dimyati tersenyum lebar.

DEG

Laila yang mendengarnya terkejut. Dia mengira Hasan sudah putus komunikasi dengan Luna. Ternyata hubungan keduanya sudah melesat jauh di belakangnya.

"Video apa? Kamu ngga tau, Laila?" tanya Bilqis yang juga terkejut, kedua teman mereka yang lain juga begitu. Padahal Laila beberapa hari yang lalu sudah menunjukkan foto pertemuan keluarga besarnya dan Hasan yang membahas rencana pertunangan mereka.

Laila tau, dia harus segera mengambil tindakan tegas pada Luna. Juga Hasan.

1
Lusi Hariyani
blm up dr kmrn
🟢MENTARY
makin seru
anggita
iklan bunga🌹👆
anggita
hasan ga bisa begitu🤔? ya., karena hasan cuma bisanya begini..🥱
Tri Handayani
abiyan,,cinta hasan udah mentok k luna,,laila aja yg udah lama suka sampe buka kerudung dan cadarnya sampe g pke pelindung dada'hasan tetep g meliriknya
Tri Handayani
kesabaran riyas juga ada batasnya laila'mending terima aja takdirmu dan belajarlah mencintai suamimu.
Tri Handayani
nich abiyan'suka bikin galau orang ngga ke para wanita'ke sepupunya juga.
zahrahaifa
kasian deh lu ampe kaki lu buntung pun hasan tetep aje ga ngelirik elu.... tobat wooiii....
Yana Phung
kenapa hasan tidak bisa begitu padanya??
ya itu karena kamu playing victim
didepan hasan dan keluarga hasan bertingkah bak malaikat
ehh... di belakang org2 kelakuanmu kayak org2 yg nggak dididik agama
Yana Phung
riyas sangat mencintaimu "kata umi laila"
udah nggak lagi umi,, cinta riyas udah ilang byk
dia hanya bertahan dg puing2 cinta dan sebatas tanggung jawab
Ernaaaaa
abiyan kompor meleduk..
Zea Rahmat
akal bulus abu nawas hasan🤭🤭🤣🤣🤣... tinggal 2 yg blm soldout🤭🤣
Zea Rahmat
iya bebas buat cerain km.... keren lg klo riyas dingin ke Laika disaat Laila buka hati ke riyas
Yana Phung
abiyan ini jln hidupnya mulus2 aja
belum ngalamin yg kek dhafi ditinggal putus sama salma
udah mulus jln nya si luna,, eh.. candaan2 abiyan yg bikin galau
getok aja kepalanya abiyan lun
Lusi Hariyani
si riyas nekat jg istri y blm sembuh digarap jg🤣...abyan mmg kompor meleduk...
Rahmawati
abiyan ngomporin aja lu, gk mgkin hasan mau duain Luna, bisa menikah sm Luna aja dia udah bahagia bgt
Rahmawati
paling nanti riyas poligami 😂
🟢MENTARY
akhirnya Laila nikah ama Riyas juga
zahrahaifa
kasian riyas thor .... masa akhirnya sm si jalang sih
Lusi Hariyani
ditengah jln pernikahan riyas&laila bakal cerai nich klo si laila g merubah sifat y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!