Cerita ini hanya karangan penulis, terdiri dari 2 season ya, meski bab nya banyak.hehe
Anggita adalah gadis tomboy anak seorang pengusaha kaya, ia sedikit keras kepala tapi ia sangat jago beladiri.
Suatu hari ia yang secara tidak sengaja masuk ke dunia komik, masuk ke tubuh sang Ratu yang karakternya berbanding terbalik dengan Gita.
Di dunia nyata ia tidak pernah dekat dengan laki-laki dan ketika berperan jadi Ratu, ia harus menjadi istri sang Raja dan melayaninya, membuat Gita mengalami hal yang tak terduga.
Mampukah ia menjalani hidupnya di dunia komik sendirian tanpa dukungan keluarganya?
Bisakah Anggita kembali ke dunia nyata?
Dan ada hal seru apa saja selama ia berada didunia komik?
yuu, ikuti ceritanya..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha_violet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Selir Janie
"Apakah kau sudah melaksanakan tugasmu?" Tanya Selir Janie
"Iya ibu, dan itu akan menjadi hal terakhir yang aku lakukan untuk ibu." Ucap Pangeran Xia sembari melangkah pergi
"Tunggu dulu aku belum selesai bicara." Teriak Selir Janie
Tetapi Pangeran Xia tak menghiraukannya, ia melangkah pergi menjauh dari ibu nya itu.
Pangeran Xia lahir 2 bulan setelah Deon lahir, dan mereka bersahabat sejak kecil ditambah kehadiran Pangeran Ceng yang ceria membuat persahabatan mereka semakin berwarna.
Pangeran Xia tidak ingin dijadikan boneka oleh ibunya, ia selalu menolak jika sang ibu membujuknya melakukan hal curang.
Ibunya benar-benar menginginkan Pangeran Xia menjadi Raja selanjutnya, dan harapannya kandas saat Pangeran Deon yang terpilih, tetapi Selir Janie tidak menyerah, ia menyusun sebagian rencana untuk mencapai tujuanya itu.
Tiga sahabat itu memang tidak haus kekuasaan, justru mereka menginginkan kebebasan. Menjadi Raja pun bukan sesuatu yang mudah karena ada tanggung jawab besar di dalamnya belum lagi serangan musuh dari berbagai arah yang membuat nyawa mereka akan terancam.
Kini Pangeran Ceng merasa lega karena ibunya sudah menerima keputusannya untuk hidup seadanya dan tidak ingin menjadi Raja.
Untuk Pangeran Deon meski ibunya tidak memaksakan kehendak tapi apa daya itu sudah takdirnya menjadi seorang penerus, karena ayahnya menurunkan tahtanya padanya, Ibunya kini hanya mendukung dan berusaha melindungi anaknya itu.
Untuk Pangeran Xia, ia masih sedang berselisih paham dengan ibunya, karena selir Janie masih belum menerima keputusan Raja terdahulu, ia berpikir bahwa anaknya yang lebih pantas mendapatkan tahta itu.
* *
Setelah Ratu jauh dari kedai itu ia mulai merasa lega, Ratu akhirnya berhenti sejenak karena merasa lelah berlari. Sementara itu,
"Hosstt … hosstt kenapa kau terus berlari sejauh ini? Bahkan mereka tidak sadarkan diri." Ucap Pangeran Ceng
"Aku hanya ingin memastikan semuanya benar-benar aman." Jawab Ratu ia kemudian duduk dibawah pohon besar
"Aku tidak menyangka ilmu beladiri mu sehebat itu, bahkan sepertinya aku harus berguru padamu." Ucap Pangeran Ceng menggoda Ratu.
"Sudahlah, aku haus.. bisakah kau membelikanku minuman..!" Ratu menyuruh Ceng
"Lihatlah dimana kita? Disini sudah tidak ada tempat berjualan.. sebaiknya kau minum air sungai disana..!" Ucap Pangeran Ceng
"Apa?" Ratu terkejut
Tapi akhirnya Ratu meminum air sungai itu karena ia benar-benar kehausan. Lagi pula air itu kelihatannya bersih.
Saat mereka bersantai dan sudah merasa lebih baik, Pangeran Ceng bertanya mengenai kejadian di paviliun belakang, dan Ratu membenarkan kejadian itu.
Pangeran Ceng menilai bahwa Ratu Anggrek yang sekarang menjadi seseorang yang sangat berbeda bahkan kini ia mengagumi Anggrek.
Setelah dirasa cukup istirahat, mereka kembali meneruskan perjalanan, Pangeran Ceng berniat berjalan-jalan sebentar lalu pulang ketika hari mulai gelap. Karena ia tak ingin ketahuan jika kembali ke istana pada di siang hari.
Tetapi saat baru menjelang sore hari,
"Astaga si Putih." Gita (Ratu) mulai teringat kudanya itu
"Ayo kita pulang..!" Ajak Ratu
"Ini masih terang Anggrek, kita harus menunggu gelap ketika memasuki istana, apa kamu mau kita ketahuan dan mendapat hukuman?" Ucap Pangeran Ceng menjelaskan
"Tapi aku mengkhawatirkan si Putih." Jawab Ratu lesu
Karena Pangeran Ceng tidak tega melihat Ratu murung seperti itu, akhirnya ia mengambil resiko besar dengan pulang ke istana di sore hari, mereka melewati jalur belakang.
"Lihatlah..! Masih banyak penjaga ketika sore hari bahkan jumlahnya lebih banyak daripada pagi hari." Ucap Pangeran Ceng pada Ratu
"Biarkan aku yang mengatasinya." Jawab Ratu dengan yakin
"Ta-pi.." Ucap Pangeran Ceng Ragu dan berniat menarik Ratu tapi ia terlambat, Ratu malah keluar dari tempat persembunyiannya dan lari menghampiri para penjaga itu.
Akhirnya Pangeran Ceng hanya bisa memperhatikannya dari balik pohon, tentunya dengan rasa khawatir yang berlebih.
"Wahhh.. aku padamu." Ucap Pangeran Ceng ketika melihat semua pengawal jatuh pingsan.
Ratu berhasil membuat semua para penjaga pingsan dan bergegas masuk, ia benar-benar merasa bersalah karena melupakan si Putih yang sedang sakit itu, tanpa memikirkan Pangeran Ceng yang masih bersembunyi.
"Anggrek tunggu..!" Pangeran Ceng berteriak, tapi ia langsung menutup mulutnya, ia lupa kalau itu membahayakannya saat ini.
Pangeran pun berlari, mengikuti Ratu.
"Ya ampun.. dia benar-benar melupakan aku." Gumamnya dalam hati sambil berlari
Untunglah keadaan si Putih membaik, membuat hati Ratu merasa lega.
"Hoss.. hoss.. , lari mu kencang sekali bah-kan aku ti-dak bisa mengejarmu." Ucap Pangeran Ceng terbata-bata karena kelelahan
Lalu Pangeran menyadari pakaian mereka yang masih belum diganti, ia mengingatkan Ratu untuk berganti pakaian sebelum ada yang melihatnya.
Rey yang kebetulan sedang menjaga si Putih langsung diperintahkan oleh Ratu untuk mengambil pakaian di paviliunnya.
Saat terdengar suara langkah kaki yang mendekat,
"Bawa kemari bajuku Rey?" Ucap Ratu tanpa menoleh karena sibuk memberi makan si Putih bersama pangeran Ceng.
Saat menyadari tak ada jawaban dari Rey, Ratu Pun menoleh,
"Astaga." Ratu kaget hingga ia jatuh terduduk yang dari awal posisinya berjongkok itu.
Bersambung...