Kenzo awalnya adalah siswa SMA biasa, namun karena pacarnya dibunuh, ia bangkit melakukan perlawanan, menggunakan belati tajam dan menjadi pembunuh berantai.
‘Srett…srett… srett… srett’
Remaja itu memenggal kepala setiap orang, dan Kepala-kepala itu disusun di ruang pribadi hingga membentuk kata mengerikan "balas dendam".
BALAS!
DENDAM!
Ruangan itu seolah seperti neraka yang mengerikan!
Kenzo dijebloskan ke penjara sejak saat itu! Di penjara, Kenzo, yang telah berlatih seni bela diri sejak kecil, bertarung melawan para pengganggu penjara dengan seluruh kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Si Rubah Abadi
Tak seorang pun menyangka perubahan akan terjadi secepat itu. Siapa sangka "Rubah Abadi" Kayden, yang sebelumnya tak begitu dikenal, bisa bergerak secepat kilat dan menunjukkan kekuatan yang begitu mengerikan?
Begitu cepatnya gerakan Kayden, hingga mata siapa pun tak mampu menangkap pergerakan tangannya sebelum lengan kanan Damian patah dan tercabik menjadi dua. Padahal, Damian dikenal sebagai pembunuh yang tangguh, dengan kecepatan dan refleks luar biasa. Namun di hadapan Kayden, ia bahkan tak sempat bereaksi.
Pemandangan ini benar-benar di luar nalar siapa pun. Keheningan langsung menyelimuti seluruh lapangan sepak bola. Hampir sepuluh ribu narapidana terperangah, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Lebih dari seribu sipir hanya bisa tertegun, sementara kedua kubu yang sebelumnya bertarung kini terdiam, menatap sosok nomor tiga dari gedung Timur yang berdiri tegak, sementara Damian merintih dengan wajah penuh ketidakpercayaan.
Namun, bahkan sebelum teriakan Damian benar-benar keluar, Kayden yang tangannya berlumuran darah tidak menunjukkan keraguan sedikitpun. Ia mengubah tangannya menjadi bentuk telapak terbuka, melengkung indah, lalu menghantamkan telapak tangannya dengan kekuatan luar biasa ke arah leher Damian. Gerakannya begitu cepat, hingga semua orang yang menyaksikan hanya bisa menahan napas. Dalam keheningan itu, suara telapak tangan yang membelah udara terdengar begitu tajam!
Pek!
Krek!
Jeritan Damian langsung terhenti. Telapak tangan Kayden menghancurkan laring dan mematahkan tulang lehernya.
Damian tewas seketika.
Tanpa berhenti, Kayden yang telah mengejutkan semua orang langsung melompat ke depan. Bersama Kenzo yang sudah bangkit dari tanah, mereka berlari ke arah kerumunan. Tubuh mereka melesat dengan kecepatan mengerikan, menciptakan bayangan yang sulit diikuti mata.
Zevan dan Lucas yang masih terpaku menyaksikan kematian Damian tak sempat berpikir panjang. Dua sosok besar tiba-tiba muncul di hadapan mereka seperti bayangan kematian.
Mereka tak pernah menyangka Kayden menyimpan kekuatan sebesar itu—cukup untuk membunuh pembunuh bayaran kelas atas hanya dalam dua gerakan. Meskipun keberhasilannya juga dipengaruhi oleh kelengahan Damian dan serangan mendadak, tetap saja kekuatannya sungguh mencengangkan. Ditambah dengan kehadiran Kenzo, keputusan mereka untuk tetap bertarung kini terbukti sebagai kesalahan fatal.
Tanpa perlu saling bicara, keduanya memutuskan mundur secara bersamaan. Sayangnya, niat mereka tak sejalan dengan kenyataan—Harimau Gila tak memberi celah sedikit pun.
Saat Zevan melancarkan dua pukulan kuat sebagai upaya pengalihan, Harimau Gila menerima pukulan itu langsung di bahunya. Ia lalu menjejakkan kaki kirinya sebagai poros dan melayangkan tendangan menyapu yang menghantam betis Zevan dengan keras.
Zevan yang sedang mencoba kabur kehilangan keseimbangan, tubuhnya gemetar dan terhuyung beberapa langkah, hampir jatuh.
Harimau Gila tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia meraung keras, memutar tubuhnya 360 derajat, dan meluncurkan tendangan penuh tenaga dari kaki kanannya ke arah rusuk kanan Zevan seperti pusaran maut.
Bugh!
Di bawah hantaman mengerikan itu, tubuh Zevan yang beratnya lebih dari 80 kilogram terpental tanpa daya. Tubuhnya melayang di udara, darah muncrat membentuk busur panjang, dan ia terlempar lurus ke arah Kayden yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Kayden menyeringai tajam saat melihat tubuh itu mendekat. Dengan langkah ringan namun kuat, ia menjejak tanah dan tubuhnya langsung melayang ke udara. Di tengah lompatan, ia melakukan jungkir balik indah 180 derajat. Kedua tangannya berubah menjadi cakar, telapak menghadap keluar, disilangkan di depan dadanya, lalu menukik tajam ke arah Zevan yang belum sempat jatuh ke tanah!
Tepat sebelum cakarnya menyentuh leher Zevan, kedua tangan itu tiba-tiba bergerak ke sisi berlawanan—cepat dan presisi!
Seolah sebuah mekanisme yang ditahan terlalu lama, kini meledak dalam sekejap!
Krek!
Darah menyembur ke segala arah. Tubuh Zevan yang masih melayang langsung hancur di udara dengan suara tulang-tulang retak. Kepala dan tubuhnya terpisah seketika!
Keduanya jatuh ke tanah seperti hujan darah yang jatuh dari langit.
Itu terlalu cepat. Serangkaian gerakan yang begitu memukau hingga membuat semua orang sulit bereaksi. Zevan bahkan tak sempat memahami apa yang terjadi. Yang ia rasakan hanyalah kegelapan menelan pandangannya, dan pikirannya pun berhenti selamanya.
Di sisi lain, Lucas diam-diam bersukacita saat melihat Harimau Gila beralih menyerang Zevan. Tanpa pikir panjang, ia langsung mundur dengan seluruh kekuatan yang tersisa, berharap bisa melarikan diri sebelum semuanya terlambat.
Namun ia terlalu percaya diri pada kecepatannya sendiri—dan meremehkan Kenzo.
Belum genap sepuluh langkah ia bergerak, Kenzo sudah muncul di belakangnya. Dengan satu gerakan tajam, Kenzo menerjang ke depan, menjejak tanah dengan satu tangan untuk menghentikan momentum, lalu menggunakan tangan itu sebagai poros untuk menciptakan putaran mematikan. Kakinya berayun deras membentuk busur, menghantam Lucas yang tengah mencoba kabur.
Lucas tak sempat bereaksi. Ia langsung terlempar dan terjerembab ke tanah akibat tendangan keras tersebut.
Ia ketakutan. Tapi bagaimanapun juga, Lucas bukan pria lemah. Dalam kepanikan dan pikiran kacau, ia masih bisa bereaksi. Dengan mengerahkan tenaga pada kedua telapak tangannya, ia mencoba bangkit.
Sayangnya, meski cepat, Harimau Gila lebih cepat lagi.
Setelah menendang Zevan hingga terbang, Harimau Gila memanfaatkan momentum itu untuk memutar tubuhnya dan langsung menerjang ke arah Lucas yang baru saja terjatuh.
Dan tepat ketika Lucas hendak bangkit, tendangan Kenzo tadi memberikan celah sempurna bagi Harimau Gila.
Sebelum Lucas benar-benar berdiri, Harimau Gila meraung keras. Dengan kekuatan penuh, lengan kanannya yang sudah terkumpul tenaga, berayun seperti palu raksasa, menghantam punggung kiri Lucas dengan kekuatan yang menggetarkan!
Waktu, sudut, dan koordinasi dengan Kenzo—semuanya nyaris sempurna. Seolah mereka bertiga sudah melatih gerakan maut ini ratusan kali.
Dughh!
Tubuh Lucas bergetar hebat, dan darah menyembur dari mulut dan wajahnya!
Dan di saat yang sama, Gavien—yang entah muncul dari mana—tiba-tiba ikut bergabung. Dengan suara menggelegar yang tertahan, tinjunya menghantam leher Lucas dari samping tanpa ampun!
Krek!
Sebuah lengkungan cekung mengerikan muncul di leher Lucas, namun kekuatan dahsyat dari pukulan Gavien belum juga berhenti. Tinju itu terus menghantam tanpa belas kasihan, menghujam leher Lucas hingga kepalanya terbentur keras ke tanah. Dan saat tubuhnya masih terguncang dari serangan ganda, kekuatan brutal dari Max di belakangnya ikut menambah daya rusak. Kepala Lucas berhenti sesaat… lalu terpental ke udara!
Lima detik kemudian!
Lucas akhirnya menyusul Zevan. Kepala dan tubuhnya jatuh ke tanah secara terpisah, menyisakan pemandangan mengerikan yang membekukan darah siapa pun yang melihatnya!
Serangkaian serangan mematikan dari Kayden, Kenzo, Max, dan Gavien—cepat, brutal, dan sempurna—menghantam mental seluruh penghuni lapangan seperti iblis yang mengamuk.
Tiga pengaruh besar dari gedung Timur… Tiga nama yang telah menanamkan rasa takut selama bertahun-tahun di kalangan terpidana mati… Tiga pria kuat yang selalu terlihat tak terkalahkan… kini mati secara tragis dalam sepuluh detik! Tanpa sempat membalas, tanpa sempat mengucap sepatah kata perpisahan pun—kepala mereka terpisah dari tubuh!
Dari tribun, Belly hanya bisa menggertakkan gigi. Sementara di tepi lapangan, sang Pangeran Kael berdiri membeku. Ketika Damian roboh, mereka tahu—segalanya telah berakhir.
Hanya sepuluh detik.
Seluruh dunia mereka runtuh dalam sekejap. Bukan hanya tentang kekalahan. Tapi yang lebih memilukan—orang-orang terdekat mereka, saudara-saudara yang mereka andalkan, orang-orang yang tumbuh bersama dalam darah dan peluh—semuanya lenyap di depan mata mereka, tak tersisa apa pun kecuali genangan darah.
Penyesalan pun datang menghantam hati mereka seperti ombak besar. Bukan pada lawan mereka, bukan pada musuh... tapi pada diri sendiri.
Mereka tidak menyalahkan Kenzo—bagaimana bisa? Semua ini terjadi karena mereka terlalu tinggi hati. Karena rasa percaya diri buta itulah saudara-saudara mereka kini terkapar di tanah, tak bernyawa. Mungkin… mereka tak seharusnya menerima tantangan kelompok Kenzo sejak awal. Mungkin… jika mereka bisa menahan ego, menerima posisi mereka, saudaranya tak akan berakhir tragis seperti ini. Mungkin… jika mereka sedikit lebih bijak, Kayden tak akan muncul sebagai mimpi buruk baru di medan ini.
Tapi “mungkin”… tak akan pernah jadi milik mereka lagi.
Setelah pertempuran hari ini, tiga pria kuat dari gedung Timur telah tiada. Daren dan Axel pun tak akan bisa menghentikan Kenzo. Dan lebih menakutkan lagi—setelah “Harimau Gila” itu, kini muncul satu lagi ancaman yang tak terduga: Rubah Abadi - Kayden.
Yang paling cemerlang dalam pertempuran ini bukanlah Harimau Gila maupun Darah Elang, tapi makhluk kecil misterius yang bernama Kayden!
Nama itu—Kayden—kini akan tertanam dalam ingatan hampir sepuluh ribu terpidana mati. Cara bertarungnya yang cepat, kejam, dan dominan cukup untuk membuat siapa pun gemetar hanya dengan mendengar namanya!
Di lapangan yang kini dibanjiri darah, Gavien menarik napas panjang setelah memastikan Lucas tak bernyawa. Kenzo pun melangkah maju, mengangkat tangannya, lalu mengayunkan pandangannya ke seluruh lapangan dengan tatapan dingin dan tajam.
"Harimau Gila dan ketujuh belas tahanan hukuman mati, semuanya mundur!"
Suara Kenzo menggema dan menggetarkan udara.
"Saudara-saudara yang tadi menyerbu gedung—hari ini aku beri kalian satu kesempatan! Siapa pun yang bisa membawa lima kepala musuh ke lapangan ini… aku, Kenzo, akan memberimu satu tempat di Kelompok Darah Elang! Kata-kataku adalah janjiku!"
Delapan puluh satu narapidana yang awalnya terpaku oleh kekejaman yang mereka saksikan, kini mulai menunjukkan sorot mata berbeda. Sorot penuh semangat. Penuh fanatisme.
Inilah kekuatan sejati—pertarungan para raksasa yang sesungguhnya. Mungkin mereka tak bisa menjadi yang terkuat… tapi bisa berdiri di sisi orang-orang seperti ini sudah lebih dari cukup untuk memberi makna dalam sisa hidup mereka yang kelam.
Setelah beberapa detik hening, delapan puluh satu narapidana hukuman mati secara kolektif mengeluarkan raungan yang menakutkan.
"Bunuh!”