Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
buronan.
Kehancuran Kota Elit mengguncang Kerajaan Krisan hingga ke fondasinya. Kabar itu bagai petir di siang bolong, tak hanya bagi rakyat Krisan, tetapi juga bagi kerajaan-kerajaan tetangga yang selama ini mengakui Kota Elit sebagai simbol keamanan dan kemewahan. Bahkan, penjagaan istana kerajaan manapun dianggap tidak sebanding dengan sistem keamanan Kota Elit yang terkenal tak tertembus.
Berita tentang lenyapnya Kota Elit dalam semalam menimbulkan berbagai spekulasi. Apakah para elit kota telah melakukan penghinaan terhadap sosok yang sangat berkuasa hingga kota itu dihapus dari peta? Namun, pengumuman resmi kerajaan yang menyatakan bahwa kehancuran itu terjadi tanpa campur tangan manusia justru membuat bulu kuduk merinding. Desas-desus yang beredar semakin liar, menyebutkan bahwa penduduk kota itu telah ditolak oleh langit dan bumi, sehingga musnah kota elit dengan tanpa jejak.
Sementara itu, Sean, yang merasa telah menyelesaikan "misinya" dengan baik, kini dalam perjalanan kembali ke markas kemiliteran untuk melapor. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa sebuah pasukan besar telah disiapkan untuk menyelidiki tragedi di Kota Elit, dengan perintah tersembunyi untuk melenyapkan semua anggota pasukan elit yang selamat.
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, Sean akhirnya tiba di gerbang markas kemiliteran. Orang-orang yang berada di sana menatapnya dengan ekspresi datar, seolah ia adalah seorang penjahat yang tertangkap basah.
"Tangkap dia!" teriak Jenderal John yang sudah menunggangi kudanya. Seketika, puluhan prajurit bergerak maju, mengepung Sean dari segala arah.
Sean yang merasa keheranan menegakkan tubuhnya dan menatap bingung orang-orang di sekelilingnya. "Awas kalian semua, jangan menghalangi jalanku! Aku mau pergi beristirahat sebentar setelah melakukan misi yang begitu berat. Semua orang telah tiada, dan hanya aku seorang yang selamat dari misi ini," ucap Sean sambil berusaha melewati kerumunan prajurit di hadapannya. Ia berjalan dengan santai, belum menyadari tatapan dingin dan permusuhan yang ditujukan padanya.
Jenderal John sampai turun dari kudanya dan menghadang jalan Sean. Sean yang mengenali Jenderal John langsung memberikan salam hormat. Setelah melakukan penghormatan, Sean terdiam, menunggu apa yang diinginkan jenderal itu darinya. Setelah menunggu cukup lama, Jenderal John tiba-tiba menyerahkan pedangnya kepada Sean.
"Cepat bunuh dirimu sendiri dengan pedang ini," titah Jenderal John dengan nada dingin yang membuat Sean yang tadinya santai langsung mengerutkan keningnya.
"Maksud Anda apa?" tanya Sean, masih berusaha untuk tidak berprasangka buruk.
"Atas perintah Yang Mulia Raja, para anggota bayangan elit yang selamat dari misi harus dibunuh. Dan siapa pun yang menentang perintah ini akan dianggap sebagai pengkhianat kerajaan dan menjadi buronan sampai mati."
Sean mengerti. Mereka yang melanggar perintah raja tidak akan mendapatkan penghormatan seperti para anggota elit yang gugur dalam misi. Mereka akan dicap sebagai pengkhianat dan diburu. Namun, Sean merasa tidak melakukan kesalahan apa pun.
Sean menatap pedang di tangan Jendral John dengan tersenyum sinis.
'berani beraninya' batinnya.
Karena Sean hanya diam, Jenderal John langsung mengangkat pedangnya dan mengayunkannya ke arah leher Sean.
Serrrtttttt, , , , , , , , ,
Pedang itu hampir mengenai leher Sean, hanya tinggal beberapa inci lagi, tetapi tiba-tiba senyum tipis terbit di bibir Sean,'dasar manusia bodoh, berani-beraninya mengusik diriku'
dalam sekejap ia menghilang, meninggalkan kepulan debu tipis di tempatnya berdiri.
Jenderal John menggeram frustrasi. Melenyapkan seorang anggota elit bayangan bukanlah pekerjaan mudah, terutama jika anggota tersebut tidak bersedia dan memilih untuk melawan. Padahal, saat perekrutan, ia telah membacakan mantra yang seharusnya membuat para elit bayangan tidak bisa memberontak. Namun, entah mengapa, Sean sama sekali tidak terpengaruh.
" dari awal bertemu dengan remaja ini, memang sudah terlihat kalau dia tidak biasa " batin Jendral John, sambil celingak-celinguk untuk mencari keberadaan Sean.
Para prajurit yang menyaksikan kejadian itu tercengang melihat kecepatan seorang elit bayangan. Mereka yang juga merupakan seorang elit yang dilatih keras oleh Jenderal John secara langsung hanya mampu melakukan serangan mematikan dan pertahanan yang kokoh, tetapi tidak memiliki kecepatan gerakan seperti Sean.
Jenderal John yang mengerahkan kekuatannya tadi pun tidak terlihat pergerakannya, namun bocah remaja itu kini menghilang tanpa jejak. Orang-orang celingukan, bertanya-tanya di mana Sean berada.
"Jenderal, aku bergabung dengan kemiliteran kerajaan atas ajakanmu, aku menerimanya hanya karena berniat untuk menghabiskan waktu luangku saja. Tetapi sekarang kamu malah berniat menyerangku? Apakah kau merasa sehebat itu sehingga dirimu berniat menyingkirkanku?" suara Sean tiba-tiba terdengar dari atas menara pengawas. Suaranya lantang, mampu didengar oleh semua orang di markas, bahkan mungkin di seluruh kerajaan.
Terlihat dari sebuah gelombang energi yang menyebar ke seluruh wilayah kerajaan Krisan.
"Jika hanya karena aku tidak mau mati atas perintah rajamu itu, aku dianggap sebagai pengkhianat kerajaan, aku siap menerima itu. Tapi ingat baik-baik ini, Jenderal John," Sean menghentikan ucapannya sejenak, memberi penekanan pada kata-katanya.
"Aku akan mengungkapkan semua rahasia Kerajaan Krisan ketika diriku melakukan 'misi rahasia' . Yang pertama, tentang Kota Elit yang telah musnah. Kota itu bisa musnah karena penduduknya telah menyimpang dari kodrat dan aturan manusia. Dan sungguh luar biasanya kerajaan kita ini yang malah membiarkannya dan memenuhi kebutuhan menyimpang yang di inginkan oleh orang-orang gila itu, bahkan dari kerajaan tetangga pun malah memberikan hal-hal yang menyimpang itu!" Sean menjentikkan jarinya, dan di langit yang cerah tiba-tiba muncul kilas gambar bergerak yang mengerikan, memperlihatkan kebejatan yang terjadi di Kota Elit: hubungan sesama jenis yang bebas dilakukan, pergaulan dengan monster roh yang telah ditundukkan, dan pesta seks bebas yang sering diadakan. Orang-orang di seluruh kerajaan yang menyaksikan pemandangan itu di langit ada yang muntah-muntah karena merasa jijik. Untungnya hanya orang-orang dewasa saja yang bisa mendengar dan melihat kejadian yang Sean beberkan.
"Lalu, tahun lalu, tentang penculikan anak-anak yang merajalela, hal itu sengaja dilakukan oleh para anggota elit bayangan yang menculik anak-anak tidak bersalah atas perintah dari Raja Kerajaan Krisan yang mulia, dengan tujuan untuk mengurangi populasi, dan menjadikan tumbal untuk melakukan persembahan. Sebagian ada yang di jadikan tumbal dan sebagian lagi ada yang di bunuh dengan keji, Bahkan daging dari anak-anak yang di bunuh itu ada yang sengaja diperdagangkan di pasaran untuk menghasilkan uang lebih bagi para pejabat kerajaan!" terlihat lah di langit, gambaran penyiksaan dan pembunuhan yang di lakukan kepada anak-anak yang menjerit karena merasakan sakit yang luar biasa ketika bagian tubuh mereka di potong potong, padahal kalau mau membunuh sebaiknya langsung di bunuh saja sekaligus, tetapi orang-orang yang melakukan penyiksaan itu sengaja melakukan hal tersebut karena mereka merasakan kepuasan dari jeritan kesakitan tersebut. Dan gambaran tentang anak-anak yang di jadikan tumbal terlihat lebih manusiawi, karena ketika anak-anak tersebut di masukkan ke dalam sebuah lingkaran persembahan tubuhnya langsung hancur menjadi debu tanpa adanya suara jeritan.
rutukan langsung di lontarkan oleh para orang tua yang menyaksikan gambaran itu.
" dasar manusia biadab, bagaimana kalian bisa melakukan itu "
" biadab , , , , , "
" bagaimana bisa ada manusia sekejam itu "
"Dan yang terakhir, informasi ini akan menentukan nasib seluruh rakyat Kerajaan Krisan di beberapa tahun ke depan. Kerajaan Krisan, sekarang sedang mengalami sebuah masalah dan beberapa tahun lagi akan datang sebuah bencana besar di kerajaan kita ini karena ulah sang raja, sang raja telah melakukan persekutuan dengan ras aneh, bahkan dengan tanpa rasa manusiawi sang raja rela mempersembahkan anak-anak tidak bersalah agar bisa melakukan persekutuan dengan lancar, tetapi semua itu belum cukup untuk memuluskan persekutuan dengan ras aneh itu, oleh karena itu sang raja berencana untuk mengorbankan seluruh rakyat kerajaan Krisan " sontak saja hal itu membuat semua orang, termasuk Jendral John yang mendengarnya langsung membulatkan matanya karena merasa tidak percaya dan kaget.
Tetapi sebelum Sean menceritakan semuanya,
sebuah serangan energi yang sangat kuat menghantam menara pengawas tempat Sean berdiri. Sean dengan sigap menghindar dan kini melayang di udara.
"Berani-beraninya kau mengarang cerita sebesar itu! Dasar pengkhianat!" seru seorang pria yang datang bersama para menteri dan tokoh-tokoh hebat Kerajaan Krisan. Dia adalah Zhao Jang, sang Raja Kerajaan Krisan. Wajahnya terlihat tenang, tetapi tatapannya menyimpan amarah yang membara. Sean sendiri yang melihatnya tidak habis pikir, melihat kembali manusia berwajah baik namun berhati busuk.
Sean memang bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, tetapi merekalah yang pertama kali mengincarnya, jadi bagaimana mungkin ia bisa diam saja? Melihat orang-orang yang katanya memiliki kedudukan tinggi di kerajaan ini tidak membuat Sean gentar. Toh, ia tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia hanya akan merasa takut jika memang bersalah.
Sean menyipitkan matanya ketika melihat di antara orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi itu ada tiga orang yang terasa tidak asing baginya, tetapi ketiga sosok itu menyembunyikan wajahnya ketika Sean menatap tiga sosok itu
'mereka seperti' belum sempat berpikir lebih jauh, dirinya malah teringat tentang adab yang selalu dirinya terapkan.
Meskipun demikian, Sean tidak melupakan sopan santun. Ia memberikan salam kepada orang-orang di bawah sana yang menatapnya dengan tajam. "Salam Yang Mulia Raja beserta para tokoh terhormat lainnya," sapa Sean dengan gaya seorang kesatria sejati.
sungguh luar biasa, setelah mengucapkan salam, Sean langsung menghilang dari hadapan semua orang yang terpaku melihatnya. Di manakah remaja itu? Apakah dia manusia? Apakah itu hanya ilusi? Semua orang yang berada di sana bertanya-tanya dalam hati, karena kenyataannya, Sean kini telah berada di rumahnya kembali.
" pada awalnya aku tidak berniat membocorkan semua itu pada semua orang, tetapi karena berani mengusikku maka rasakan sendiri akibatnya " ucap Sean. Sean memang bikan tipe manusia yang suka mencampuri urusan orang lain, dia hanya manusia yang akan ikut campur dalam urusan hal-hal yang telah melenceng karena memang itu salah satu perintah dari sang pencipta. Para pembunuh anak-anak telah di singkirkan semuanya tanpa sisa, orang-orang yang berada kota elit pun telah dia singkirkan. untuk raja Zhao Jang, dia biarkan karena yang pantas memberikannya hukuman adalah para rakyat kerajaan Krisan sendiri.
Sean menatap langit dan menjentikan jarinya, membuat langit kembali seperti semula.
Di istana kerajaan, di tempat yang Sean membuat orang-orang merasa bingung,
Raja Zhao Jang yang tidak ingin rahasianya terbongkar langsung memerintahkan semua orang untuk berpencar dan mencari keberadaan Sean yang sama sekali tidak terdeteksi di kawasan itu.
" Cari pengkhianat itu sampai dapat, mau hidup atau mati. Yang penting bawa orang itu ke hadapanku " ucapnya dengan lantang, Meskipun wajahnya terlihat tenang, dalam hatinya Raja Zhao Jang terus merutuk Sean dan merasa khawatir akan apa yang terjadi jika remaja itu tidak segera ditemukan dan dibunuh.
Salah satu dari tiga sosok tokoh hebat yang sempat menyembunyikan wajahnya ketika di tatap oleh Sean, menghampiri Raja Zhao Jang dan berbisik, "Sebaiknya Anda tenang saja, Yang Mulia. Sean tidak akan melakukan apa pun selama kita tidak mengusiknya. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mencapnya sebagai buronan dan pengkhianat saja. Jika bertemu dan bisa ditangkap, segera singkirkan dia. Tetapi jika tidak, kita semua tidak usah khawatir, karena sepertinya dia sudah merasa puas, dan sebaiknya kita jangan menyinggungnya lebih dari ini."
Raja Zhao Jang yang mendengar itu menatap orang itu dengan tatapan penuh pertanyaan, bagaimana dia bisa mengetahui hal tersebut.
" aku harus menemukannya, karena jika tidak, seluruh rakyat kerajaan ini akan menyerangku balik, dan beberapa pihak akan menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan hal yang tidak di inginkan "
orang itu meminta agar sang raja menghentikan pencarian dan mengajaknya untuk mengobrol bersama kedua rekannya yang sudah menunggunya.
" saya bisa mengatasi hal tersebut, yang terpenting sekarang yang mulia raja jangan pernah mengungkit tentang Sean lagi " ucapnya menenagkan sang raja.
"Awas saja kalau kamu berbohong, Penyihir Sai!" ancam Raja Zhao Jang, tetapi Sai hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.