Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 28
Setelah kedua orang tuanya meninggalkan kamar milik Sheva,ia segera mengambil ponselnya untuk memberi kabar baik ini pada Hana. Sahabatnya yang saat itu akan bersiap pergi bersama mamanya ke butik tiba-tiba berhenti sejenak
"Bentar ma,Sheva telfon" ucap Hana kepada mamanya
"Ya sudah mama tunggu di depan ya"
Hana menekan tombol jawab dan mulai berbicara
"Halo Va"
"Han,hari ini kamu sudah siap bekerja?"
"Iya ini gue mau berangkat ke butik sama mama,ada apa?"
"Bukan itu maksud aku?"
"Lalu apa?"
"Mulai hari ini kamu akan bekerja di perusahaan papi aku dan menjadi asisten pribadiku"
"Haaa??? tapi kan Va aku sama sekali tidak menempatkan CV di kantor papi kamu"
"Sudah,pokoknya setengah jam lagi aku akan ke sana buat jemput kamu. Sebaiknya sekarang kamu segera bersiap"
"Tapi Va.... tut.. tutt... tuttt"
Hana senang bukan main tetapi juga merasa bingung kenapa tiba-tiba Sheva memintanya untuk bekerja sebagai asistennya. Ia keluar menemui mamanya yang menunggu di depan
"Ma...."
"Ayo Han kita berangkat sekarang?"
"Kayaknya mulai hari ini Hana nggak bisa bantu mama di butik deh"
"Loh kenapa Han?"
"Karena Sheva meminta Hana untuk mulai bekerja di kantor papinya mulai hari ini juga"
"Sungguh? mama tidak salah dengar?"
"Iya ma"
"Selamat ya sayang,akhirnya cita-cita kamu buat jadi wanita kantoran terwujud"
"Semua ini berkat Sheva ma,dia yang merekomendasikan aku untuk jadi asistennya"
"Nah oleh karena itu kamu harus baik-baik sama Sheva dan keluarganya,mau bagaimanapun selama ini mereka sudah banyak membantu keluarga kita"
"Iya ma"
Tak berapa lama Sheva datang dengan mobil mercy putih milik maminya,melihat itu membuat Hana begitu terkejut.
"Va,ini kan mobil mami kamu yang limited edition itu"
"Iya,ayo masuk"
Setelah Hana masuk,mereka segera pergi menuju perusahaan papinya. Setiba disana seorang security melarang mereka berdua masuk karena tidak memiliki kartu identitas.
"Maaf,mbak-mbak ini ada keperluan apa ya?"
"Saya mau ketemu pak Robert" ucap Sheva
"Maaf tuan Robert sedang sibuk,sebaiknya mbak buat janji terlebih dahulu"
"Saya sudah ada jadwal ya pak"
"Tunggu sebentar biar saya tanyakan ke receptionis" ucap security itu kemudian berlari pergi
Sheva yang merasa malas menunggu main masuk begitu saja,dan security lainnya mencegahnya.
"Maaf mbak,kalau belum punya janji silahkan untuk pergi"
"What?? kamu ngusir saya?" ucap Sheva jengkel
"Maaf mbak,saya sudah konfirmasi kepada pihak receptionis bahwa hari ini tuan Robert tidak memiliki janji dengan siapapun. Tetapi meski begitu mbak tidak bisa asal masuk dan harus membuat janji terlebih dahulu"
"Apa-apaan sih kalian,masak mau ketemu papi sendiri harus buat janji" jawab Sheva
"Papi? tapi setahu saya putri tuan Robert ada di Itali"
"Iya,itu kakaknya Sheva dan teman saya ini adalah putri bungsunya" ucap Hana yang ikut kesal
"Udahlah mbak nggak usah mimpi begitu,jangan ngaku-ngaku deh mbak"
"Ihhh menyebalkan sekali sih kalian,aku telfon papi aku dan ketika dia sampai disini akan saya suruh dia untuk memecat kalian" ucap Sheva sambil mengambil ponselnya
"Hallo sayang,kamu dimana?"
"Sheva di lobby pi,tapi dua security ini melarang Sheva naik"
"Ya sudah kamu tunggu saja di sana,papi turun sekarang"
"Iya Pi.... awas ya kalian,saya akan minta tuan Robert buat memecat kalian"
Kedua security itu masih cengengesan melihat perempuan di hadapannya itu terus berhalusinasi,tak berapa lama tuan Robert datang dan menghampiri Sheva bersama security itu.
"Sheva...."
"Papi...."
"Tuan Robert" ucap Security itu bersamaan
"Pi,mereka bilang Sheva berhalusinasi jika Sheva ini benar anak papi"
"Pak Budi,pak Eko. Ini putri bungsu saya Sheva. Mulai hari ini ia akan sering kemari karena dia adalah direktur perusahaan ini"
"Maafkan kami nona,kami sama sekali tidak tahu"
"Pi,pecat aja mereka"
"Jangan nona,maafkan kami"
"Mereka itu security pengganti karena security lama sedang cuti,jadi mereka tidak tahu soal kamu. Sekarang kita naik ke ruangan papi ya,ayo Hana"
"Iya om"
Sesampainya di ruangan papinya,Sheva di berikan arahan oleh sekretaris papinya yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
"Hay Sheva apa kabar" ucapnya sok akrab
Sheva hanya tersenyum kecil karena ia tidak begitu menyukai perempuan tersebut
"Jadi Va,Gina yang akan mengatur jabatan untuk kamu dan dia juga yang akan membimbing kamu nanti"
"Nggak ada yang lain ya pi?"
"Bukankah kalau sudah kenal justru semakin enak?"
"Ya udah deh terserah papi aja"
"Okey,setengah jam lagi kita akan meeting bersama. Hana kamu juga ikut ya"
"Baik om" jawab Hana
"Kalau begitu Gina,kamu antarkan Sheva dan Hana ke ruangannya"
"Baik om" ucap Gina yang membuat Sheva melotot
Gina membawa mereka ke sebuah ruangan yang berada di bawah lantai ruangan papinya,di sana ada satu ruangan besar dan sekat lainnya di dekat pintu untuk ruang sekretaris.
"Ini ruangan kamu Sheva"
"Hmmm"
Sheva dan Hana masuk ke dalam,mereka melihat sekeliling dan Sheva menatap Hana yang mengangguk kepadanya.
"Ya udah sana kamu boleh keluar,nanti kalau sudah tiba waktunya meeting kamu kabari saja"
"Baik Va"
Gina keluar meninggalkan ruangan mereka,dan keduanya tersenyum senang.
"Gila,ini ruangan kita Va?" ucap Hana yang kegirangan
"Yaps.gimana? kamu suka?"
"Suka lah,impian gue buat kerja kantoran akhirnya tercapai"
"Kalau ada yang ingin kamu rubah atau perlukan bilang saja"
"Gue udah bersyukur banget Va"
"Tapi tunggu dulu deh"
"Kenapa Va?"
"Sebaiknya mulai sekarang kamu harus merubah gaya bicaramu yang tadinya loe gue jadi kamu,aku atau saya. Karena sekarang kita bukan anak kampus lagi Han"
"Okelah,akan gue coba. maksudnya aku"
"Nah gitu,nanti lama kelamaan kamu juga akan terbiasa kok"
"Tapi Va,kamu sepertinya tidak begitu suka sama sekretaris bokap. Kenapa?"
"Oh si Gina?"
"Iya,padahal dia kayaknya kalem loh"
"Luarnya aja,kamu gak tahu aja bagaimana kehidupanku saat SMA yang harus satu sekolahan dengan dia"
"Memangnya ada apa?"
"Dia itu jadi mata-mata aku di sekolah atas permintaan mami,bahkan saat aku dekat dengan cowok pun dia adukan juga. Sampai suatu hari aku pernah di hukum sama mami buat nyuci piring selama seminggu karena aku telat pulang"
"Yahhh cepu banget sih"
"Ya gitu deh,itu awal mula aku benci sama si Gina. Selain itu ortu juga biayain dia kuliah sampai selesai dan sekarang dia di angkat jadi sekretaris bokap"
"Enak banget hidupnya,coba aku sepupu kamu"
"Buat apa jadi sepupu kalau kita sejauh aku dengan Gina"
"Iya juga sih"
"Tapi kamu tenang saja Han,aku udah anggap kamu melebihi seorang sepupu"
"Thanks ya Va"
"Oh ya,btw gimana kabar Rania? tiba-tiba dia ngilang gitu aja setelah lulus"
"Iya ya,dia juga jarang banget buat chat aku"
"Kita telfon aja kali ya"
"Ide bagus"
Ketika Sheva hendak mengambil ponselnya untuk menghubungi Rania,tiba-tiba Gina masuk.
"Va...."
"Apaan?"
"Di suruh om Robert ke ruang meeting"
"Iya duluan"
"jangan lama-lama ya,soalnya semua kepala bagian sudah berkumpul"
"Iya bawel banget sih"
Gina keluar meninggalkan Sheva dan Hana yang bersiap mengikutinya lagi
"Ih serius mulai nyebelin tuh anak" ucap Hana
"Sabar-sabar ini baru permulaan" jawab Sheva sambil memegang bahu sahabatnya itu
... GINA...