NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Muda

Tangisan Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Erna BM

Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.

Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.

Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

Langit sore mulai gelap ketika Arya memarkir mobilnya di halaman rumah. Hari ini terasa lebih melelahkan dari biasanya. Pekerjaan di toko menumpuk, dan ia hanya ingin pulang, bertemu Alice dan anak mereka, Devan, lalu menikmati makan malam dengan tenang. Namun, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok yang tak asing di halaman depan.

Ranti, istri pertamanya, sedang duduk di bangku taman bersama Shela, anak mereka. Wajahnya tampak berseri, seakan-akan kehadiran Arya membuatnya bahagia.

“Shela ingin bermain sebentar denganku, Arya,” ujar Ranti dengan senyum manis yang tampak dipaksakan.

Arya menatap Shela sejenak. Bocah itu mengangguk polos, tak memahami betapa rumitnya hubungan orang tuanya.

“Hm, baiklah. Tapi jangan sampai terlalu malam.”

Ranti tersenyum senang. “Tentu.”

Arya tak ingin berlama-lama. Ia hanya ingin masuk ke rumah dan melupakan kehadiran Ranti.

Di dalam kamar, Alice tengah tertidur bersama bayi mereka, Devan. Napasnya pelan, matanya terpejam, tampak sangat lelah setelah seharian mengurus anak dan rumah. Namun, ketenangannya buyar ketika suara Arya menggema di ruangan.

“Alice.”

Alice tersentak bangun. Ia melihat Devan masih tertidur pulas di sampingnya. Dengan cepat, ia bangkit dan keluar kamar.

“Kamu sudah pulang?” tanyanya seraya mengusap sisa kantuk di wajahnya.

Arya mengangguk. “Aku lapar.”

Alice tersenyum kecil. “Aku sudah masak. Sebentar, aku siapkan dulu.”

Dengan sigap, Alice menuju dapur dan mengambil hidangan yang tadi sudah disiapkan. Arya duduk di kursi makan, menunggu dengan sabar. Aroma masakan memenuhi ruangan, membangkitkan selera makannya.

Alice datang dengan sepiring nasi dan lauk-pauk. “Ini, coba dulu,” ujarnya lembut.

Arya mengambil sendok, lalu menyuapkan sesendok nasi dan lauk ke dalam mulutnya. Namun, begitu makanan itu menyentuh lidahnya, rasa asin yang menyengat membuatnya spontan memuntahkannya kembali.

Alice terkejut. “Ada apa?”

Arya mengernyit, lalu menatap Alice dengan kecewa. “Ini kenapa asin sekali?”

Alice buru-buru mencicipi makanannya sendiri. Lidahnya langsung dikejutkan oleh rasa garam yang sangat berlebihan. Ia terdiam sesaat, lalu tatapannya berubah tajam.

“Seseorang telah menambahkan garam ke dalam makanan ini,” katanya penuh curiga.

Arya mendengus. “Jadi, kamu tidak sengaja membuatnya asin?”

“Tentu saja tidak!” Alice menatap Arya dengan serius. “Aku memasaknya dengan benar. Aku yakin, saat aku meninggalkannya di dapur tadi, rasanya masih normal.”

Pikiran Alice segera tertuju pada satu orang, yaitu Ranti.

Perasaan Alice mulai berkecamuk. Ranti baru saja berada di halaman. Bisa saja dia masuk diam-diam dan merusak makanan ini saat Alice sedang beristirahat.

Alice mengepalkan tangannya. “Arya, aku curiga ini ulah Ranti.”

Arya menghela napas panjang. “Alice, kamu terlalu berlebihan. Kamu yang memasak jangan suka menyalahkan orang. Kenapa Ranti harus melakukan hal seperti itu? Apa untungnya buat dia?"

Alice menatap Arya tajam. “Kamu tahu sendiri dia membenciku. Sejak awal dia tidak pernah menerima pernikahan kita. Dan sekarang, setelah Devan lahir, dia pasti lebih marah lagi.”

Arya terdiam. Ia tahu Ranti memang tidak pernah merelakan dirinya bersama Alice. Namun, tuduhan Alice terdengar terlalu terburu-buru baginya.

Alice berdiri, hatinya penuh kemarahan. “Aku tidak akan diam saja, Arya. Aku harus bicara dengan Ranti.”

Alice melangkah cepat keluar rumah, meninggalkan Arya yang masih duduk di meja makan dengan perasaan bingung.

Di halaman, Ranti masih duduk bersama Shela. Namun, senyumnya menghilang ketika melihat Alice berjalan mendekat dengan wajah penuh amarah.

“Mbak Ranti, tunggu! aku ingin bicara denganmu.” seru Alice.

Ranti mengangkat alis. “Ada perlu apa? sepertinya penting?”

Alice menatapnya tajam. “Kamu masuk ke rumah saat aku tidak ada di dapur, bukan?”

Ranti mengerutkan kening. “Kenapa memangnya kalau aku masuk? Toh kamar aku di rumah ini?”

“Jangan berpura-pura. Seseorang telah memasukkan terlalu banyak garam ke dalam makanan yang aku masak untuk Mas Arya. Dan aku yakin itu kamu mbak.”

Ranti terkekeh pelan. “Alice, kamu benar-benar berpikir aku akan melakukan hal konyol seperti itu?”

Alice tidak terpengaruh oleh nada mengejek Ranti. “Aku tahu kamu benci padaku, mbak... Tapi sampai kapan kamu akan melakukan hal seperti ini? Tempo hari pasir, sekarang garam”

Ranti tersenyum tipis, lalu mendekatkan wajahnya ke arah Alice. “Alice, kalaupun aku ingin menyakitimu, aku tidak akan sebodoh itu. Masih banyak cara yang lebih efektif.”

Alice menegang. Nada suara Ranti begitu dingin, seakan menyimpan ancaman terselubung.

Arya yang baru saja keluar dari rumah langsung menyela. “Sudah cukup.”

Ia berdiri di antara keduanya, menatap Alice dan Ranti bergantian. “Aku tidak mau ada pertengkaran seperti ini di depan Shela.”

Shela memang tampak kebingungan, melihat ibunya dan Alice bertengkar.

Alice masih ingin berbicara, tapi melihat tatapan Arya yang tegas, ia akhirnya memilih diam.

Ranti tersenyum sinis. “Lihat? Suamimu saja tidak yakin kalau aku pelakunya.”

Alice menggertakkan giginya. Ia tahu, jika ini memang ulah Ranti, wanita itu tidak akan mengaku.

Arya menghela napas panjang. “Ranti, sudah malam. Lebih baik kamu ajak Shela tidur.”

Ranti menatap Arya sejenak, lalu beralih ke Shela. “Ayo, sayang, kita tidur.”

Shela menatap ayahnya, lalu ke Alice yang masih berdiri dengan ekspresi penuh kemarahan. Ia tampak ragu, tapi akhirnya mengikuti ibunya.

Setelah Ranti pergi, Alice menoleh ke Arya. “Kamu benar-benar tidak percaya kalau ini ulahnya?”

Arya terdiam sejenak. “Aku tidak tahu, Alice. Tapi aku tidak mau kita terus-menerus bertengkar seperti ini.”

Alice menarik napas dalam, mencoba meredam emosinya. "Baiklah. Tapi aku tidak akan tinggal diam jika Mbak Ranti mencoba menghancurkan rumah tangga kita lagi."

Arya mengangguk pelan. Ia tahu, konflik ini belum berakhir.

Sementara itu, di dalam kamar, Ranti tersenyum licik.

"Ini baru pemanasan, sengaja aku tinggal di rumah ini. Kalau aku mau, aku bisa saja minta dana ke Helena untuk kontrak rumah yang lebih besar dari ini. Toh Helena selalu beri aku uang belanja" gumamnya pelan.

Alice merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia harus lebih waspada. Karena selama Ranti masih ada disini, rumah tangganya dengan Arya tidak akan pernah benar-benar damai. Dia punya banyak cara untuk memfitnah bahkan mencelakainya.

Tapi yang paling di takutinya adalah, kalau saja Ranti mencelakai Devan anaknya. Karena rasa iri tidak mendapatkan anak laki yang dia idam-idamkan. "Atau lebih baik aku pulang aja ke rumah mamaku. Tapi aku tunggu Arya tidur, barulah aku berangkat ke rumah mama. Lagi pula aku semakin tersiksa di rumah ini. Aku tidak betah hidup bersamanya. Aku ingin tenang di rumah mama. Aku gak betah kalau terus-terusan di hina dan di fitnah"

Hari sudah larut malam. Arya telah terlelap. Alice menyiapkan segala sesuatunya, tanpa setahu Arya yang masih terlelap. Alice dan Devan pergi meninggalkannya.

1
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
😥🤧 kasian sekali Alice
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
aku mampir, vote + Subscribe 😘
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
anaknya gak bersalah, duh si Ranti gak punya hatii 😓😓
💘Ƴᾰуᾰ💘✨
duh kasian Alice 😭😭 nikah malah jadi orang ketiga
Vhieendriee Qubil
ceritanya bikin penasaran ,,, btw kasian bgt si Alice disangka pelakor padahal dia tidak tau laki2 yang menikah dngannya sudah beristri
Soraya
bukannya Alice dh pergi ya, trus Arya juga bodoh masih percaya aja sm Helena mike juga kakak nya kok diem aja adiknya dijahatin
Ina Karlina
ya Alice pergilah jangan memaksa kan diri hidup dengan orang yg berhati jahat..dan s Arya juga ga jelas
Ina Karlina
Alice kenapa kamu tidak pergi saja
Soraya
gak masuk akal thor masa langsung hamil lagi
Ina Karlina
huh dasar laki laki oon
Soraya
Helena menjerumuskan Arya pdhal Arya adlah adiknya walaupun cuma adik ipar
Soraya
knpa Alice gak nelpon suaminya sih
Ina Karlina
Duh kasian sekali nasibnya Alice di bohongin laki laki yang dia anggap pahlawan..ini yang salah siapa coba
Soraya
ku mampir thor
Bayangan Cinta: Terima kk sudah mampir/Pray/
total 1 replies
Khusnul Fatonah
baru kali ini Nemu cerita yg masih ori belum ada yang baca/Smile/
Bayangan Cinta: iya kak, baru hari ini update/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!