Setelah ratusan tahun mendedikasikan hidup hanya untuk berkultivasi, Li Xuan akhirnya berhasil mencapai ranah Immortal meskipun bakat kultivasinya sangatlah buruk. Masa itu adalah masa paling membahagiakan dalam hidupnya, namun kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama.
Li Xuan terpaksa terlibat dengan sekte Raja Naga, salah satu sekte besar dari aliran Putih, demi bisa menyelamatkan anak yatim piatu. Dia mengira masalah tidak akan menjadi besar, tetapi ternyata pemikiran naif itu salah besar. Tiga Immortal dari sekte Raja Naga datang dan membuatnya sekarat, pencapaiannya menjadi Immortal tidak dapat dibanggakan di hadapan lawan yang lebih kuat.
Li Xuan yang nyaris terbunuh memecahkan kristal teleportasi pemberian Gurunya, dan berakhir di sebuah tempat yang asing. Seorang gadis cantik yang mengaku sebagai Rubah Ekor Sembilan, menawarkan kekuatan untuk balas dendam.
Li Xuan tentu menerimanya. Ini adalah kisah tentang seorang Immortal yang ingin balas dendam, akankah dia berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menara Langit
"Benua Bintang Merah, ya...?"
Setelah memasuki kota, Li Xuan memandangi langit sambil bergumam demikian. Dia sama sekali tidak menyangka akan dipindahkan ke benua yang berbeda.
"Karena hanya berkultivasi sepanjang hidupku, jadi aku sama sekali tidak mengetahui adanya benua lain." gumam Li Xuan sambil menyapu pandangannya ke sekitar, "Nona Bai, apa kita jadi pergi ke Menara Langit?"
"Terserahmu, bukankah kamu butuh informasi di sana?" balas Rong Baihu tenang, "Kenapa berubah pikiran?"
"Yah, tadinya memang begitu." Li Xuan tertawa hambar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Tapi, mengingat kita berdua ada di benua yang berbeda, kurasa mereka tidak akan menyediakan informasi tentang sekte Raja Naga."
"Dicoba saja dulu... Menara Langit adalah tempat besar yang menjual berbagai macam informasi, dan skalanya terbilang luas." ujar Rong Baihu, "Jadi, mungkin saja mereka juga mempunyai informasi tentang sekte-sekte di benua lain meskipun terbatas."
"Kalau memang menurut Nona begitu, maka aku akan mengikutinya." ujar Li Xuan, setuju untuk pergi ke Menara Langit dan kemudian menanyakan lokasinya ke Rong Baihu.
Setelah mendapatkan arahan darinya, Li Xuan sampai di sebuah Paviliun setinggi 30 meter. Dia mendongak ke arah atas, menatap puncak dari paviliun itu dan mendapati sebuah patung burung yang tengah melebarkan sayapnya.
Li Xuan kemudian berjalan ke arah pintu dan hendak memasukinya, namun seorang pria berwajah garang menghalanginya dan dia tidak lain adalah seorang Penjaga.
"Permisi, boleh saya tau tujuan Anda datang kemari?"
Berbalik dari wajahnya yang garang, penjaga tersebut justru berkata dengan nada sopan dan lembut.
"Kami datang untuk mencari Informasi, dan setauku Menara Langit menyediakannya." jawab Li Xuan tenang.
"Ternyata begitu... Itu benar, Anda datang ke tempat yang tepat." ujar Penjaga itu sambil tersenyum, kemudian matanya beralih ke arah belakang pemuda itu, "Tapi, dengan siapa Anda datang?"
Penjaga itu merasa keheranan karena Li Xuan hanya datang sendiri, tetapi dia pakai kata 'Kami' sebelumnya.
"Dia..." ujar Li Xuan, menunjuk ke arah rubah putih kecil di pundaknya, "Namanya adalah Rong Baihu, dia adalah Penyelamatku."
"Penyelamat...?" Penjaga itu memiringkan kepalanya, lalu mengangguk beberapa kali, "Ah, begitu rupanya. Baiklah. Anda boleh masuk."
"Terima kasih..." ucap Li Xuan, lalu masuk ke dalam dan mendapati sebuah ruangan yang luas, "Ramai..."
"Tidak hanya menjual informasi saja, tapi ini juga merupakan tempat yang menyediakan berbagai macam keperluan kultivator." Rong Baihu menjelaskan melalui telepati, "Jadi, wajar saja jika seramai ini meskipun hanya terletak di kota kecil."
"Wah, itu berarti tempat ini tidak akan pernah sepi kecuali ada saingannya..." ucap Li Xuan sambil mengamati sekitarnya. Rong Baihu setuju dengan hal itu, dan tidak lama setelah itu muncul seorang pelayan perempuan lalu menanyakan keperluannya, "Ah, aku di sini untuk mendapatkan informasi. Bisa kamu tunjukkan tempatnya?"
"Dengan senang hati, Tuan." sahut Pelayan itu, kemudian menuntun Li Xuan ke salah satu meja resepsionis yang ada di sana, "Silahkan, jika ada pertanyaan maka tanyakan langsung pada Pelayan yang berjaga."
"Baik, terima kasih..." Li Xuan berdiri tepat di meja resepsionis, "Bisakah aku mendapatkan informasi tentang sekte di benua lain?"
Begitu sampai, Li Xuan langsung bertanya demikian. Sementara pelayan yang berjaga sedikit terkejut mendengarnya, lalu meminta lebih detail terkait hal tersebut.
"Sekte Raja Naga...?" ucap Pelayan itu dengan nada rendah, berusaha mengingat sesuatu, "Sepertinya kami mempunyainya, tapi biarkan saya memeriksanya dahulu, Tuan."
Li Xuan hanya mengangguk sekali sebagai tanggapannya, dan melihat pelayan itu pergi dalam diam. Dirinya kembali memperhatikan sekitarnya, lalu matanya tertuju pada sebuah kelompok berjubah merah yang terdapat logo Serigala di belakang punggungnya.
"Ketiganya berada di ranah Golden Core akhir, sementara pria tua itu seorang Immortal." ujar Li Xuan dalam hati, dan matanya melebar saat mendapati Immortal tersebut mencekik leher pelayan secara tiba-tiba, "Apa-apaan..."
Tidak lama setelah itu, keributan mulai terjadi dan para Penjaga yang ada di dalam maupun di luar berkumpul di sana. Mereka yang tahu kalau pria tua itu adalah Immortal berusaha untuk menenangkan situasinya, namun salah satu pemuda berjubah merah berteriak marah dan meminta Manajer yang mengurus cabang tempat tersebut untuk datang.
"Mereka hanya meributkan barang yang tidak ada..." gumam Li Xuan pelan, "Yah, kurasa ini bukan masalah yang besar."
Beberapa saat kemudian, seorang pria paruh baya bertubuh gemuk dan pendek datang dengan tergesa-gesa. Tubuhnya basah oleh keringat dingin, dan ekspresinya tampak cemas serta tidak tenang.
"Selamat datang, Tuan dan Nona!" seru pria paruh baya itu, "Nama saya adalah Gu Meng, saya adalah Manajer di cabang Menara Langit ini."
"Apa kamu tau siapa aku?"
Pemuda yang sebelumnya berteriak itu mulai melangkah mendekat dan berhenti setelah berada tepat di hadapan Gu Meng.
"Y-ya... S-saya tau..." jawab Gu Meng segera, "Anda adalah Ming Tao, salah satu Putra dari Patriark sekte Serigala Darah, Ming Hao."
"Benar... Itu aku." Ming Tao berkata, kemudian meraih kerah Gu Meng dan mencengkeramnya dengan kuat, "Setelah mendapatkan informasi bahwa cabang kalian memiliki sejumlah Tetes Darah Phoenix, aku langsung buru-buru ke sini untuk membelinya, tapi bisa-bisanya kalian bilang kalau barang itu sudah dikirimkan ke pusat Menara Langit. Apa kalian mencoba mempermainkanku?"
"S-saya tidak berani, Tuan Muda..." Gu Meng berkata dengan suara terbata-bata, "Tetapi karena barang itu sangat terbatas, jadi Pusat mengubah keputusannya untuk mengambil dan melelang itu di kota Luoyang."
Bugh!
Ming Tao langsung memukul wajah Gu Meng, dan membuat tulang hidungnya patah hingga mengeluarkan darah. Tidak hanya sekali saja, tetapi pemuda tampan itu meninjunya berkali-kali dan membuat wajah pria paruh baya itu menjadi babak belur.
Para penjaga yang melihat hanya diam dan tak berkutik sama sekali, itu karena adanya Immortal di sisi Ming Tao dan juga latar belakangnya yang mengerikan.
"Hei... Bukankah itu berlebihan?"
Li Xuan muncul tepat di samping Ming Tao yang sedang menghajar wajah Gu Meng untuk melampiaskan amarahnya, dan pemuda itu langsung memberikan sorot mata tajam padanya.
"Siapa kau?" Ming Tao bertanya, nadanya terdengar marah, "Apa kamu tidak dengar siapa diriku?"
"Aku mendengarnya, dengan sangat jelas malahan. Tapi, tindakanmu itu berlebihan." ujar Li Xuan, lalu segera menambahkan, "Bukankah kau hanya perlu pergi ke kota Luoyang, dan memenangkan lelang itu? Kenapa harus bertindak sejauh ini?"
Sebelum Ming Tao sempat menjawabnya, Immortal yang bersamanya muncul dan menyingkirkan tangan Li Xuan secara paksa.
"Berani-beraninya tangan kotormu menyentuh Tuan Muda, apa kau mau mati?" Immortal itu memberikan sorot mata yang dingin, "Lebih baik kau segera pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran."
Li Xuan tidak langsung menanggapi, dirinya saat ini sedang berbicara secara diam-diam dengan Rong Baihu.
"Nona Bai, apa kamu yakin dengan ini?"
Sebenarnya, Li Xuan enggan terlibat dalam urusan orang lain. Namun, Rong Baihu memintanya melakukan hal ini agar Immortal tersebut memiliki alasan untuk bertarung dengannya. Tentu saja, tujuan utamanya adalah untuk menambah pengalaman bertarung Li Xuan.
"Tentu saja, ini akan menjadi pengalaman yang bagus untukmu." sahut Rong Baihu lewat telepati, "Namun, untuk sekarang provokasi dahulu dan buat dia mau mengatur tempat untuk bertarung denganmu."
"Baik, Nona Bai."
lanjut trus Thor update yg banyak
🙏🙏🙏