Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ingin Tunduk Pada Lelaki Angkuh
Zara tidak berhenti menangis menyaksikan rekaman yang diperlihatkan polisi, ia menghadapi semuanya sendiri. Setelah bertemu dengan polisi ia kembali menemui dokter. Ia meminta dokter melakukan sesuatu untuknya suami, ia tidak akan tega hanya melihat dan menunggu sang suami pergi selamanya.
Zara menjelaskan kalau dirinya juga seorang dokter, ia meminta agar sang suami dirawat di sana. Zara bahkan rela bertugas di sana tanpa dibayar sebagai dokter asal suaminya diizinkan dirawat. Setelah menjelaskan semua kondisi Sean, pihak rumah sakit merasa simpati dan memperbolehkannya bekerja.
*
“Kamu boleh bekerja di rumah sakit ini, tapi kami tidak bisa menjanjikan kesembuhan untuk suamimu. Setelah memeriksa CV milikmu, kami memutuskan menerimamu bekerja di sini, bertugaslah dengan baik,” ujar direktur rumah sakit.
Zara melanggar janjinya pada Kenan ia bahkan mengaiban semua panggilan dari pria tersebut. I sempat berpikir melaporkan Kenan ke polisi, tapi mengingat ancaman Kenan saat itu ia mengurungkan niat melakukannya.
Sebagai gantinya ia selalu menghindar dan memutuskan merawat Sean. Kenan masih tersenyum sinis melihat Zara mengabaikan panggilannya,
setiap Kenan menelepon ia akan membiarkan ponsel itu berdering sampai berhenti sendiri.
“Apa kamu pikir aku akan menyerah dan membiarkanmu begitu saja, Zara?” ucap Kenan ia menelepon seseorang dengan sorot mata yang terlihat kejam.
Zara bekerja di salah satu rumah sakit di mana Sean suaminya dirawat. Ia mengabaikan semua panggilan dan peringatan Kavian, ia berusaha keras agar bisa mengembalikan uang yang terlanjur ia pinjam dari Kenan. Hari ketiga kerja ketenangannya kembali terusik. Saat ia masuk ke ruang kerjanya seseorang duduk di bangku kerjanya membelakangi pintu. Zara sudah bisa menebak siapa di orang yang berani duduk di sana. Tidak ada makhluk senekat Kenan.
“Selamat pagi,” siapa lelaki itu membalikkan kursi menatap Zara, wanita terlihat sangat cantik saat memakai jubah dokter.
“Apa yang kamu lakukan di mejaku?
“Aku terpaksa datang menjemputmu ke sini, aku sudah menunggumu selama berhari-hari.”
“Aku akan mengembalikan uangmu, berikan aku waktu.”
“Aku tidak suka orang yang mengingkar janji. Jika kamu sudah berjanji datang padaku, maka kamu seharusnya melakukan demikian .” Kenan berdiri dan berjalan mendekat dengan sorot matanya yang tajam ia memprovokasi tubuh Zara, dokter cantik itu merasa terjebak tapi berusaha menghindar dengan cara mundur dan tubuhnya berhenti terhalang pintu, “kamu tidak berhak untuk menolak lagi karena tubuh ini sudah aku beli.” Kenan menyentuh pipi Zara dengan punggung tangannya. Mendengar kata-kata ‘membeli’ Zara merasa terhina membuat Zara semakin membenci pria yang jadi cinta pertamanya tersebut. Ia menggenggam tangannya dengan kuat tapi ia tidak punya kuasa untuk menolak.
“Aku akan membayar uangmu kembali.”
Kenan tidak peduli ia mengarahkan wajahnya tepat di depan wajah Zara, “aku tidak butuh uang sayang , tapi aku butuh tubuhmu,” bisiknya di telinga Zara, “datanglah nanti malam jika kamu melanggar maka lelaki itu akan mati malam itu juga.”
“Aku akan melaporkanmu ke polisi Kenan,” ancam Zara mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengucapkan kata
“Lakukan jika kamu berani, maka kamu akan menyiapkan dua kain kapan untuk Sean dan putranya.”
Mendengar putra semata wayangnya diancam tangan Zara bergetar hebat, wajahnya pucat, mulutnya seakan terkunci.
“Tepati janjimu dan aku akan menepati janjiku.”
“Kenapa harus aku Kenan? Ada banyak wanita cantik di luar sana yang bisa kamu jadikan mainan kenapa harus aku,” protes Zara.
“Karena dulu aku sudah memberi label pada tubuhmu kalau itu milikku.”
“Tubuhku milikku bukan milik orang lain.”
“Milikku Zara, aku sudah membelinya. Datang padaku dan jangan macam-macam.” Lalu ia keluar.
Setelah Kenan keluar dari ruang kerjanya Zara mengepal tangan , ia ingin berteriak meluapkan kemarahannya, tetapi yang terjadi ia hanya duduk memaki-maki nama Kenan.
“Kamu bajingan jahat, aku sangat menyesal kenapa dulu aku bisa jatuh cinta pada lelaki sepertimu. Kamu keparat kejam.”
Zara tidak ingin jadi mainan lelaki seperti Kenan, ia meminta izin pada dokter untuk menemui kedua orang tuanya. Zara pulang ke Surabaya karena anak Zara tinggal bersama ibunya di sana. Tiba di rumah orang tuanya Zara tidak sanggup melihat kedua orang tuanya sedih, jadi ia menahan diri tidak memberitahukan tentang semua yang terjadi tentang Rehan. Ia hanya menceritakan tentang Sean yang mengalami kecelakaan dan membutuhkan uang untuk biaya operasi. Bunda Zara juga sedang sakit dan sudah menghabiskan banyak uang untuk pengobatan bu Rena. Itu juga alasan Zara pulang ke Indonesia agar bisa merawat sang ibunda. Tetapi siapa yang menduga kalau takdir akan membawanya ke jalan yang lebih sulit.
Melihat ayahnya sedih Zara menghibur, “jangan khawatir Yah, aku masih punya perhiasan.”
“Bukankah uang tabungan sudah habis untuk membeli rumah di Bali dan pengobatan Bunda?”
Zara tidak tega melihat ayahnya sedih, ia mengusap tangan Zafar, “masih ada Yah, aku akan menjual semuanya.”
Demi bisa lepas dari Kenan ia menjual rumah di Bali dan perhiasan, bahkan mobil yang ia miliki sudah dijual semuanya tetap saja kurang. Orang yang menyandera saudaranya meminta sisa uang tebusan lagi. Zara tidak tahu harus berbuat apa lagi. Saat di rumah orang tuanya Mona sahabatnya menelepon.
*
Hari itu juga Zara datang ke Jakarta menemui Mona sahabatnya.
“Zara.” Mona memeluk sahabatnya penuh rindu.
“Aku butuh bantuanmu,” ujar Zara setelah mereka saling melepas rindu.
Zara menceritakan tentang musibah yang dialami Sean. Ternyata pernikahannya dengan Sean diketahui Mona dan keluarganya. Tiga tahun yang lalu mereka masih sama-sama lajang kini kedua sahabat itu sudah punya anak masing dan persahabatan mereka masih langgeng. Zara menceritakan semua tentang perasaannya karena Sean tidak pernah memberitahu tentang penyakit yang ia derita.
“Aku merasa gagal jadi seorang dokter, Mon. Mana mungkin selama menikah aku tidak mengetahui kalau dia sakit.” Zara menyalahkan dirinya sendiri.
“Zara, belajarlah untuk mengikhlaskan dia. Sean tidak mau kamu sedih. Aku hanya bisa memberikan seratus juta tidak bisa lebih, maaf .” Mona meminta maaf sebab tidak memiliki banyak uang untuk membantu pengobatan Sean.
“Tidak apa-apa Mon, sudah banyak bantuan yang kamu berikan padaku selama ini, maaf selalu menyusahkanmu.”
“Coba minta bantuan sama Kenan atau Keluarganya. Bukankah Kenan sekarang sudah sukses,” ujar sahabatnya.
Zara terdiam, Mona tidak tahu kalau sahabatnya sudah tidur dengan mantan musuhnya demi mendapatkan uang.
Setelah bertemu Mona, tiba-tiba terlintas untuk mengunjungi rumah orang tua Kenan. Ia berniat akan meminta maaf pada orang Kenan . Tiga tahun lalu setelah menolak lamaran Kenan ia tidak pernah bertemu keluarga Kenan lagi.
“Aku berharap saat aku datang ke rumah Kenan, lelaki gila itu tidak datang juga,” ucap Zara ia berharap tidak bertemu Kenan di manapun. Ibu satu anak itu tidak tahu kalau Kenan sudah memantau keberadaannya.
Bersambung