Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pertama
Nola menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya masih ditekan oleh Halbert di tempat tidur. Dia masih ingat seperti apa rasanya berciuman. Dan Halbert adalah orang yang ambisius.
Napas pria itu berhembus di lehernya saat ini. Dan hanya perlu waktu untuk menembus lapisan terakhir.
Keduanya sama-sama baru pertama kali akan melakukannya jadi tidak terlalu mahir untuk melakukan pemanasan. Tapi Halbert adalah pria dan kali ini dituntun oleh efek afrodisiak di tubuhnya. Dia hanya bergerak sesuai dengan pikirannya saja.
Namun saat dia sedang menyentuh setiap inci tubuh gadis itu, ponselnya berdering. Halbert tertegun sebentar dan wajahnya menjadi gelap. Melihat panggil telepon itu dari Asisten Jae, dia langsung membenci besi dan baja.
Asisten ini berani merusak hari baiknya!
"Mengganggu saja!"
Halbert langsung menolak panggilan telepon dan fokus pada istrinya yang memerah di bawahnya. Tapi lagi-lagi ponselnya berdering. Dia sangat marah kali ini dan ingin menghancurkan telepon.
"Mungkin itu penting. Kamu ... Kenapa tidak menjawab panggilan telepon dulu?" Nola membujuknya.
"Benar-benar anak buah yang minta potong gaji!" gumamnya.
Halbert langsung menjawab panggilan telepon dan berkata dengan nada tidak baik. "Jika bukan hal yang penting, bonusmu bulan ini hilang!" ancamnya sebelum pihak lain bicara.
Asisten Jae yang baru saja hendak melaporkan pekerjaan penting langsung tersedak. Dan tidak tahu kenapa dia berkeringat dingin saat ini. Mungkinkah dia menelpon pada waktu yang salah?
Asisten Jae segera melaporkan pekerjaan penting yang harus dihadiri Halbert besok siang. Ini sangat mendesak dan ada kaitannya dengan Mingzhu Group.
Namun Halbert tidak mau mendengarkan omong kosongnya saat ini. "Hanya untuk melaporkan perusahaan itu, kenapa tidak menunggu besok pagi untuk menghubungiku kembali?!"
Karena kesal, dia sangat ingin menghancurkan ponsel.
"Halbert ..." Nola yang baru saja menenangkan diri merasakan aura berbahaya dari tubuhnya.
Memang layak menjadi seorang mafia, aura ini tidak bisa ditandingi oleh kebanyakan orang.
Di seberang telepon, Asisten Jae mendengar suara Nola, merasa malu. Dan dia akhirnya mengerti kenapa bos begitu marah saat menerima panggilan teleponnya. Jadi dia buru-buru mengatakan semuanya baik-baik saja dan mari bahas besok.
Tak lama, Halbert memutuskan panggilan dan Asisten Jae pasti akan menderita insomnia malam ini.
Halbert sendiri langsung meletakkan ponsel ke atas meja nakas dengan kasar dan melanjutkan apa yang baru saja tertunda. Dia memberikan beberapa pemanasan lebih dulu hingga Nola tidak akan terlalu kaku nanti.
Barulah setelah itu dia menembus lapisan terakhir dari tindakannya saat ini.
"Aku merasa tidak nyaman," kata gadis itu gugup.
Wajahnya memerah dan perlahan rasa sakit itu datang seperti mengebor tubuhnya. Tanpa sadar, tubuhnya menegang. Tapi karena Halbert di bawah pengaruh obat, dia sedikit tergesa-gesa dan mendengar tangisan gadis itu ketika benar-benar menembus pelindung terakhir.
"Tahanlah ...," bisik pria itu tidak mau berhenti.
Nola masih gadis perawan. Tidak mengherankan jika pertama kali melakukannya pasti sangat tidak nyaman. Meski Halbert melakukannya dengan hati-hati, tubuh gadis itu sepertinya sedikit rentan.
Tapi perlahan, rasa sakit itu memudar meski tidak hilang. Nola merasa bingung saat ini dan terombang-ambing oleh segala jenis perlakuan Halbert.
Untuk waktu yang cukup lama, keduanya sudah banjir keringat. Terutama Halbert. Saat ledakan kebahagiaan akan datang untuk pertama kali, tulang ekornya seperti disetrum sesuatu. Gerakannya sedikit gelisah.
"Nola," bisiknya. Halbert melihat jika gadis itu sedikit menitikkan air mata. "Apakah masih sakit?"
"Sedikit."
"Lalu kenapa kamu menangis?"
"Aku tidak nyaman. Tubuhku tidak nyaman."
"Jangan ditahan," bisik pria itu serak. Dia menyingkirkan poni yang menghalangi dahi gadis itu, menyeka keringatnya. "Jangan menahannya."
Pada saat itu, Halbert tidak bisa menahan diri lagi dan menggeram rendah ketika perasaan itu datang. Nola mencengkram seprai yang telah berantakan dan tak bisa menahan diri untuk berteriak.
Seperti yang dikatakan Halbert, dia tidak menahannya. Lagi pula, ini pertama kalinya dia mengalami perasaan luar biasa seperti ini. Belum pernah melihatnya secara langsung atau menontonnya. Jadi semuanya berdasarkan dari pengalaman pertama.
Lalu Nola memeluk Halbert. Kukunya yang sedikit panjang meninggalkan jejak merah di punggung pria itu.
Halbert memeluknya dan memberikan ciuman panjang di beberapa bagian tubuhnya. Dan malam ini, keduanya belum berakhir. Halbert, seorang pria kuat di hari kerja tidak mungkin selesai hanya dengan satu kali permainan. Jadi dia mulai kecanduan dengannya.
Halbert melihat bercak darah di seprai dan mau tidak mau tersenyum lebih dalam. "Kamu tidak mengecewakanku," bisiknya.
......................
Sementara itu di luar kamar keduanya, seorang pelayan diam-diam menguping dengan wajah malu-malu. Dia mendengar beberapa suara di dalam kamar tuan mudanya dan buru-buru turun untuk melaporkan masalah tersebut pada Kakek Jefford.
Melihat ekspresi bahagia pelayan, Kakek Jefford sepertinya memiliki beberapa tebakan.
"Apakah itu berhasil?" tanyanya.
Pelayan mengangguk dengan antusias dan menurunkan suaranya. "Aku mendengarnya dengan jelas, nyonya muda berteriak dan merengek pada tuan muda. Dan suara-suara ambigu lainnya masih tidak terlewatkan."
Kakek Jefford memelototinya. "Kamu terlalu rinci! Baik-baiklah, jangan ganggu mereka."
Karena berhasil, Kakek Jefford tidak repot lagi untuk khawatir. Dia langsung pergi ke kamarnya sendiri.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤