Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Menolak Kerjasama..
" Prajurit Luo Zhao, karena kamu meminta penjelasan, baiklah. Kesalahanmu adalah, karena dengan sengaja membiarkan diri menyerap kekuatan spiritual gunung emas gerbang langit. Sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Yang mulia kaisar langit, maka kamu akan di hukum mati! Kami bisa melepaskanmu, tetapi dengan syarat..." Baoyang Ran menjeda kalimatnya menatap Qing Ruo dengan senyum penuh kemenangan.
" Tapi jenderal aku...." Qing Ruo pura-pura terkejut dengan wajah ketakutan, membuat kedua jenderal itu tertawa senang.
" Tapi jenderal, aku tidak sengaja...."
" Sengaja atau tidak, hukumannya adalah mati. Karena jika Yang Mulia Kaisar langit menoleransi sikap ketidaksengajaan itu, maka dapat dipastikan kekuatan spiritual emas yang menopang gerbang langit akan hilang dan itu sama saja kamu telah menghancurkan gerbang langit!" ucap Kongqi Chu menjelaskan.
Qing Ruo yang berpura-pura ketakutan itu hanya bisa terduduk pasrah.
" Luo Zhao kami berdua bisa menolongmu, tapi dengan syarat, kamu harus melakukan pekerjaan untuk kami," ucap Baoyang Ran tersenyum.
" Benarkah?"
" Tentu saja. Kami hanya ingin kamu menjadi mata dan telinga kami," ucap Baoyang Ran tersenyum santai.
" Maksud jenderal?"
" Kami ingin kamu menjadi mata-matai kami."
" Baik jenderal, tapi jika aku boleh tahu, siapa yang ingin aku awasi?" tanya Qing Ruo penasaran.
" Luo Xing," jawab Kongqi Chu.
Qing Ruo langsung menggelengkan kepalanya.
" Jenderal, jika demikian aku memilih hukuman mati." dengan wajah serius, membuat Baoyang Ran dan Kongqi Chu terdiam. Walaupun demikian, tampak senyum mengembang dari wajah mereka.
" Baik, jika kamu tidak mau bekerjasama, maka kami akan mengabulkan permintaanmu. Luo Zhao, kamu akan menghabiskan seratus tahun hidup di dalam penjara Api Gunung Langit, tapi jika kamu berubah pikiran, kamu bisa memanggil kami.." ucap Boayang Ran tersenyum santai.
" Tidak akan," ucap Qing Ruo dengan serius.
" Baiklah, sesuai keinginanmu," ucap Baoyang Ran kesal, sambil memanggil Na Mu dan Bing Wu, serta beberapa prajurit untuk membawa Qing Ruo keluar dari tempat itu.
" Baj***n! Orang-orang dari klan Luo ini benar-benar keras kepala," ucap Baoyang Ran menatap kepergian Qing Ruo yang dibawa oleh prajurit dengan kesal.
" Saudara tenanglah. Aku yakin Penjara Api Gunung Langit akan menggoyahkan kesetiaanya," ucap Kongqi Chu tersenyum.
" Hais, jika dia bukan dari klan Luo, aku sudah menjentikan jariku meledakan kepala batunya itu." Baoyang Ran kesal.
" Saudara, kita harus sabar. Apalagi Luo Xing adalah orang yang sangat sulit menerima orang lain di sisinya. Satu-satunya cara agar bisa mengawasinya adalah dengan menggunakan orang-orangnya sendiri..." ucap Kongqi Chu.
" Saudara benar," ucap Boyang Ran..
***
Di tempat lain.
Qing Ruo yang dirantai oleh empat prajurit dan diawasi oleh Na Mu dan Bing Wu, terus berjalan meninggalkan kawasan istana. Setelah benar-benar meninggalkan kawasan istana, tiba-tiba sikap keempat prajurit itu berubah.
" Plak...plak...." mereka tiba-tiba memukul dan menghajar Qing Ruo.
" Baj***n Klan Luo. Sudah lama kami menunggu untuk melakukan hal ini," ucap salah satu dari prajurit itu dengan kasar, sambil menendang Qing Ruo.
Qing Ruo yang mendapat pukulan itu hanya bisa menahan diri, dan mengaduh kesakitan.
" Empat pendekar Dewa Surga, dan dua Pendekar Kaisar dewa tahap akhir..." Qing Ruo membatin. mengamati kekuatan keempat prajurit dan kedua komandan tersebut.
Melihat Qing Ruo yang hanya diam, membuat mereka semakin berani.
" Luo Zhoa, anggap saja pukulan kecil kami ini, sebagai pemanasan, karena siksaan yang sesungguhnya akan kamu rasakan di dalam penjara Api gunung langit." ucap Na Mu membenarkan tindakan keempat prajurit itu.
Setelah cukup lama berjalan, mereka akhirnya tiba di kawasan barak militer. Qing Ruo yang telah dirantai lalu dimasukkan ke dalam kereta besi hitam.
Dua prajurit bertindak sebagai kusir, sedangkan dua prajurit lainnya beserta Na Mu dan Bing Wu ikut masuk ke dalam kereta menjaga Qing Ruo dari dalam.
" Jalan!" ucap Na Mu memberi perintah.
Dengan perlahan kereta besi hitam yang di tarik empat ekor kuda berkepala naga itu meninggalkan kawasan barak militer.
" Naif.. " Qing Ruo membatin sambil menatap keempat sosok yang duduk bersamanya di dalam ruangan kereta dengan luas tiga kali tiga meter itu.
*****
Di tempat lain.
Luo Xing duduk mondar mandir. Pikirannya begitu kacau saat mendengar laporan dari Heian Bai dan Dalu Rong yang mengatakan bahwa Qing Ruo sepertinya telah ditahan secara halus oleh pihak Baoyang Ran.
" Mengapa Luo Zhuo bisa melakukan hal konyol itu, tapi mengapa dia sepert tidak mengenal aturan, apakah dia? Argh..." Luo Xing kesal.
Saat itu, dirinya pun dapat merasakan Qing Ruo dengan santai menyerap aura spirtual gunung emas gerbang langit.
" Jenderal, apa yang harus kita lakukan?" tanya Dalu Rong membuyarkan lamunannya.
" Aku yakin Baoyang Ran pasti ingin memperdayainya. Dengan sikap dan keteguhan hati Luo Zhuo, aku rasa dia akan menolak rayuan apapun. Kalian berdua pergi ke penjara Api Gunung langit, dan awasi tempat itu..."
" Baik jenderal..." bergegas meninggalkan tempat itu.
Setelah Dalu Rong dan Heian Bai pergi, Luo Xing lalu meninggalkan istana kediamannya, bergerak menuju istana kaisar langit dengan pikiran yang kusut.
Setelah bergerak sepanjang waktu, Luo Xing akhirnya dapat melihat istana megah mengambang di atas awan putih keemasan, sebuah istana yang sangat besar dengan halaman yang sangat luas yang di hiasi ratusan pilar emas raksasa dengan ukiran makhluk langit dan sajak kuno, menjulang, menghiasi setiap sudut tempat itu.
Di halaman istana yang sangat luas itu, telah datang ratusan prajurit yang kembali dalam pertempuran melawan pasukan iblis di dalam Samudra kehampaan sebelumnya, yang akan mengikuti acara penghormatan pada prajurit yang meninggal dan menerima hadiah dari sang kaisar langit.
Di tempat itu, juga telah hadir Baoyang Ran dan Kongqi Chu dengan wajah gembira, berbincang-bincang dengan beberapa menteri yang datang di tempat itu dengan santai.
" Saudara, " ucap Baoyang Ran menyambut kedatangan Luo Xing.
" Saudara Baoyang Ran," ucap Luo Xing menghampiri sosok itu sambil menangkupkan tangannya.
" Saudara silakan," ucap Kongqi Chu mempersilakan Luo Xing duduk pada kursi.
" Saudara Luo Xing, kebetulan sekali. Aku ingin membicarakan hal penting dengan saudara," ucap Baoyang Ran dengan seriuus.
" Saudara, bicaralah..." ucap Luo Xing dengan tenang.
" Aku yakin saudara Luo Xing pasti telah mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh oleh prajurit Zhao..."
" Benar," ucap Luo Xing menganggukkan kepala.
" Saudara Luo Xing, agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara kita, aku perlu menjelaskan bahwa aku dan saudara Kongqi Chu telah memutuskan dan mengirim Prajurit Luo Zhao ke dalam penjara Api Gunung langit. Melihat pelanggarannya, mungkin saat ini prajurit Zhao sudah di eksekusi, namun mengingat dirinya telah berkontribusi dalam perang ini, aku bersama saudara Kongqi Chu hanya memberi hukuman seratus tahun saja. Bgaimana tanggapan saudara?" tanya Baoyang Ran.
Luo Xing mendesah panjang.
" Ini adalah bantuan yang sangat luar biasa. Aku Luo Xing berterima kasih kepada saudara berdua...." menangkupkan tangannya dengan hormat.
" Saudara Luo Xing, Aku juga merasa senang karena saudara dapat memahami masalah ini dengan baik. Semoga prajurit Zhao dapat bertahan dan selamat dari tempat itu. Karena bagaimanapun, ketika yang lainnya menerima hadiah, dia juga harus menerima bagiannya..." ucap Baoyang Ran sambil menatap prajurit yang terus berdatangan di tempat itu.
" Saudara Baoyang Ran benar," ucap Luo Xing, menganggukan kepala, menahan kesedihan dalam hatinya.
" Luo Zhao bertahanlah..." batinnya.