Area Dewasa, 21+
Loli tidak menyangka bahwa nasip buruk akan menimpa nya. Ia harus hancur di tangan calon kakak iparnya sendiri.
Menjelang pernikahannya, teman-teman Marcell mengadakan Bachelor Party untuknya. Namun Marcell tidak menyangka bahwa malam itu adalah awal dari segala kerumitan dalam hidupnya. Akibat obat perangsang yang teman-temannya berikan membuat Marcell melakukan hal yang paling bejat. Merenggut kesucian Loli sang calon adik ipar.
Tatapan penuh luka dari gadis yang meringkuk memegang erat selimutnya terus menghantui Marcell. Ia harus memilih dua hal tersulit dalam hidupnya. Melanjutkan pernikahan dan lari dari tanggung jawab atau melepaskan gadis yang dicintainya untuk sebuah pertanggung jawaban.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Satu
Semua mata tertuju pada pasangan pengantin yang tengah berjalan menuju pelaminan. Loli begitu cantik dalam balutan gaun pengantin model a line yang menyapu lantai berwarna pastel dengan bahu terbuka tanpa tali namun dengan potongan lengan ala puff sleves. Begitupun Marcell yang terlihat tampan dan gagah dalam balutan tuxedo hitam nya.
Sebagian besar tamu undangan adalah rekan bisnis dan teman dari kedua orang tua Marcell dan orang tua Loli, juga beberapa teman Marcell. Sementara Loli hanya mengundang Sania.
"Senyum dek, jangan kelihatan sedih gitu" bisik Marcell. Loli menoleh pada pria itu dengan tatapan sendunya. Ternyata begitu sulit mengembalikan keceriaan gadis itu.
Namun Marcell cukup lega saat melihat bibir Loli tertarik membentuk senyuman meski begitu tipis dan nyaris tak terlihat, setidaknya Loli mau mendengarkan ucapan nya. Mereka kembali melanjutkan langkah sambil menatap ke depan.
Loli menghela nafas lega saat mereka telah tiba di pelaminan. Dengan begitu ia tak lagi merasa risih diperhatikan oleh para undangan dari jarak dekat. Loli awalnya menolak diadakan pesta resepsi selain karena ia merasa tidak nyaman namun juga untuk menjaga perasaan Nala kakak nya, namun kedua orang tua mereka tak ingin dibantah dan tetap menyiapkan pesta untuk pernikahan mereka ini.
"Bosan" Keluh Loli yang ternyata didengar oleh suaminya.
"Adek lelah?" Tanya Marcell lembut, ia mengusap tangan gadis itu.
"Hanya bosan" jawab Loli, ia tak menyangka bahwa menjalani serangkaian acara resepsi ternyata begitu membosankan. Mungkin karena pernikahan ini belum masuk dalam list impian yang ingin segera ia wujudkan.
"Sabar sayang, nanti selepas acara inti kalo emang adek mau istirahat kita langsung ke kamar aja" Mendengar Marcell menyebutkan kamar membuat Loli merasa gugup. Ia takut Marcell meminta haknya sebagai suami mengingat pria itu ingin menjalani pernikahan mereka secara normal seperti pasangan lain nya. Loli merasa benar-benar belum siap untuk itu.
Mata Loli tiba-tiba menangkap sosok Nala hadir dalam pernikahan nya. Gadis itu tengah menatap ke arah mereka, tak ada senyuman di bibir sang kakak. Pandangan nya terlihat kosong menghadirkan rasa perih di hati Loli.
"Kak Nala" Marcell mengikuti arah pandangan Loli saat mendengar sang istri menggumam kan nama kakak nya. Benar saja ia menangkap sosok Nala ada di sana.
Marcell merasa sedikit tenang atas kedatangan Nala, hal ini berarti gadis itu tetap berbesar hati untuk menghadiri pernikahan nya meski hati Nala sedang terluka. Dengan begitu Marcell berharap Loli tak terlalu merasa bersalah lagi.
Nala memutuskan untuk menghadiri pernikahan adik dan mantan pacarnya setelah berfikir cukup lama. Kejadian yang menimpanya membuat hati dan fikiran Nala sedikit terbuka meski belum sepenuhnya menerima.
Semula ia begitu mengutuki apa yang terjadi antara Marcell dan Loli. Nala menyalahkan Marcell yang tak bisa menahan diri juga menyalahkan Loli yang tak berusaha untuk melawan dan menghindar dari serangan Marcell. Kini ia mengerti bahwa semua terjadi di luar kuasa mereka. Jika ia dan pria asing itu saja bisa berakhir di ranjang hanya karena mabuk apalagi Marcell yang dikuasai obat perangsang dan dikurung berdua dengan Loli.
Ia juga mulai menyadari betapa berat beban yang harus Loli pikul. Gadis itu tak bisa membayangkan betapa takut dan terluka nya Loli atas apa yang menimpa dirinya saat terbangun di pagi hari bersama calon kakak iparnya. Belum lagi trauma akibat paksaan Marcell pada adiknya. Sementara dirinya yang melakukan nya atas dasar suka-sama suka dengan pria asing tanpa paksaan saja begitu kacau dan ketakutan saat sadar atas apa yang sudah terjadi.
Nala terpaku menatap pelaminan, di mana ada Loli dan Marcell yang tampak begitu memukau. Perih terasa menghujam, harusnya pernikahan ini adalah milik nya dan Marcell. Namun kenyataan membuat Loli menempati posisinya. Loli tidak hanya mengambil tempatnya di pelaminan namun juga merebut posisinya di hati Marcell.
Karena sadar atas keterbatasan dirinya Nala beranjak keluar dari ruangan itu untuk mencari udara segar. Nafasnya terasa sesak, ternyata ia tak sekuat itu menyaksikan pria yang masih amat ia cintai bersanding dengan adiknya sendiri masih mencabik-cabik perasaan nya.
Saat akan keluar mata Nala tak sengaja menangkap sosok yang tak asing, yaitu sosok pria yang bersama dengan nya melewati malam panas duduk di salah satu meja undangan yang tak begitu jauh dari pelaminan. Pria itu bersama seorang gadis yang Nala kenali sebagai Sania sahabat adiknya.
"Sial!" Umpat Nala saat samar-samar ia mengingat bahwa saat mabuk malam itu Zayn menyebut nama Loli. Melihat keberadaan pria itu di sini Nala dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Loli yang pria itu sebut saat mabuk dan mematahkan hati pria itu adalah adiknya sendiri.
Nala tersenyum getir mengingat betapa semesta begitu mempermainkan nya. Bagaimana bisa sekarang keadaan nya malah berbalik arah.
🍁🍁🍁
"Selamat Loli semoga bahagia" Ucap Zayn dengan kesedihan yang begitu nyata di wajahnya. Pria itu bahkan melewati Marcell, ia langsung berjalan menuju Loli.
"Dia pasti akan bahagia" jawab Marcell, ia tak suka pada sikap Zayn.
"Iya benar kak Zayn tenang saja kak Marcell pasti akan selalu membuatku bahagia" timpal Loli. Gadis itu tidak mau suaminya kembali marah seperti waktu itu. Marcell menyunggingkan senyum kemenangan pada Zayn yang tersenyum getir.
"Iya Loli semoga saja" Zayn tak bisa lagi menjanjikan pada Loli bahwa ia akan selalu ada jika nanti gadis itu membutuhkan nya, ada sebuah tanggung jawab lain yang harus ia emban sekarang. Zayn berulang kali mengutuki dirinya yang tak bisa mengontrol diri dari rasa sakit atas hatinya yang patah hingga menjadikan alkohol sebagai pelarian. Sekarang pintu untuk memiliki Loli sudah benar-benar tertutup rapat akibat dirinya yang tak bisa mengendalikan diri.
"Silahkan tinggalkan tempat ini, masih banyak undangan yang mengantri untuk bersalaman" ucap Marcell saat melihat Zayn masih terpaku memandangi wajah Loli dengan tatapan penuh luka nya.
"Selamat tinggal Loli" bisik Zayn pedih. Ia sempat mengusap rambut Loli sebelum melangkah meninggalkan tempat itu. Marcell begitu geram lagi-lagi Zayn menyentuh istrinya.
"Selamat ya Lilo, bahagia selalu" Sania yang sejak tadi menyaksikan perang dingin antara Zayn dan Marcell memeluk Loli setelah Zayn meninggalkan pelaminan.
"Makasih ya San" balas Loli.
"Kamu cantik banget malam ini. Seperti jelmaan princess di negeri dongeng" ucap Sania yang berhasil membuat senyum Loli mengembang.
"Sangat cocok dengan kak Marcell yang tampan seperti seorang pangeran" lanjut Sania yang disambut kekehan pria itu.
"Terima kasih" balas Marcell. Ia meraih pinggang Loli dan mendaratkan kecupan di pipi gadis itu.
"Ah nyebelin kak Marcell nggak berprikejombloan banget!" ucap Sania sewot. Marcell dan Loli tergelak mendengarnya Rasa gugup yang sempat mendera Loli akibat perlakuan Marcell padanya seolah menguap karena tingkah Sania. Ia merasa sedikit terhibur.
🍁🍁🍁