NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Terpaku

Brumm... Ckitt ...

Motor sport berwarna hitam milik El berhenti mulus di area parkir. Ternyata di sana sudah ada ketiga temannya yang duduk santai di atas motor masing-masing, tangan sibuk memegang rokok yang mengepul perlahan.

Terutama Darian tak hanya rokok, pria itu juga menggantungkan sebuah vape di lehernya. Nyaris tanpa takut seolah tak peduli jika ketahuan dan harus menanggung akibatnya.

"Jok belakang sepi terus ya sekarang El," celetuk Sethian sambil melirik El yang sedang melepas helm full face-nya.

"Boncengan makhluk halus kali dia jadi lo semua gak bisa lihat wujudnya," sahut Arsenio tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel, jari-jarinya sibuk bermain game.

El tidak membalas hanya tersenyum tipis. Pandangannya lalu tertuju pada Darian, seakan mengajak bicara lewat tatapan diam.

Darian menanggapi dengan senyum miring dan mendengus kecil, lalu melempar bungkus rokoknya ke arah El yang langsung menangkapnya.

"Jangan bikin pusing hidup gak melulu soal cewek," ujar Darian seraya menghembuskan asap dari mulutnya.

El mencibir senyumnya geli, lalu mengambil sebatang rokok dari bungkus itu dan menyalakan korek.

Dari ketiganya, memang Darian yang paling dekat dengan El. Dulu hampir tiap malam mereka habiskan bersama entah itu mabuk hingga tepar di club, balapan liar, atau tawuran tanpa alasan.

Kalau mengingat itu semua, kadang El masih belum percaya sekarang dirinya sudah beristri dan itu terjadi begitu cepat.

"Cabut aja kalau gak mau jadi tontonan. Cewek lo udah dateng tuh," bisik Darian pelan sambil melirik ke arah lapangan di mana Lyra terlihat berjalan cepat ke arah mereka.

"Ck kasih gue cara biar gak gampang kasihan liat cewek nangis deh anjir!" umpat El malas.

"Gampang jangan tatap matanya. Beres! Percaya deh soal beginian gue udah level master," jawab Darian dengan smirk penuh percaya diri.

Jangankan nangis, cewek guling-guling pun dia tetap cuek!

"Ck jangan sampe gagal!" tukas El, masih malas, lalu turun dari motor dan berjalan pergi.

El memang lebih suka menghindar ketimbang debat. Karena pada akhirnya, cewek pasti bakal mengeluarkan jurus pamungkas menangis. Dan itu yang paling dia gak tahan.

"Selagi lo gak natap matanya semua aman. Percaya sama gue," ujar Darian agak keras. El hanya membalas dengan acungan jempol tanpa menoleh.

Dia terus berjalan melewati lapangan luas SMA Bintara. Satu tangan menggenggam rokok, tangan lainnya masuk ke saku celana.

Seperti biasa, penampilannya jauh dari rapi. Seragam dikeluarkan, kancing terbuka, dan topi hitam favoritnya tetap nangkring di kepala.

"Kamu mau ke mana?"

Langkah El langsung terhenti saat Lyra mencekal tangannya. Baru sebentar disentuh, El sudah menarik perlahan tangannya dan berjalan lagi kini sedikit lebih cepat.

"Gue buru-buru ada urusan," katanya cepat, tanpa menoleh ke arah Lyra.

"El! Tungguin aku mau ngomong!" seru Lyra, berlari mengejar.

El tetap tidak menoleh. Tapi saat tiba di koridor tangan Lyra berhasil menggenggamnya dan tubuhnya langsung dipeluk dari belakang. Spontan langkah El pun terhenti.

Set... Grep...

"Kamu mau ke mana sih aku belum selesai ngomong," ucap Lyra dengan nada manja.

"Gue buru-buru lepasin." El mencoba melepaskan kedua tangan yang melingkar erat di perutnya.

Namun Lyra malah semakin mengeratkan pelukannya dan menyandarkan kepala di punggung El. "Kamu kenapa sekarang cuek banget El? Aku ada salah ya?"

El menarik napas panjang, menutup mata sejenak. Dalam dadanya ada marah, kesal, dan cemburu semua berkumpul jadi satu.

Kesal, karena sifat Lyra yang berubah-ubah. Marah, karena dia merasa dibohongi. Dan cemburu, karena mereka masih pacaran sudah hampir setahun, meski hubungan mereka sering putus nyambung.

Dan siapa yang gak cemburu kalau pacarnya dekat dengan cowok lain apalagi, musuh bebuyutan sendiri?

"Tidur di mana semalam?" celetuk El datar, matanya menatap lurus ke depan.

Deg...

Tubuh Lyra langsung menegang. Wajahnya gugup, tapi untungnya El tak melihatnya karena posisinya membelakangi.

"T-tidur di rumah lah, emangnya aku bisa tidur di mana lagi?" jawab Lyra dengan nada tak yakin.

"Oh ya? Tapi semalam ada yang bilang lihat lo di club sama cowok. Dan tadi ban motor lo kempes di dekat situ? Kemungkinan besar lo nginep di sana kan?"

"A-aah siapa sih El? gak kok aku semalam di rumah aja, aku gak–"

"Bahkan udah ada buktinya pun lo masih gak mau ngaku?" potong El dingin.

"Aku udah bilang pasti itu cuma editan orang iseng yang gak suka sama aku! Mana berani aku keluar sama cowok apalagi nginep. Yang bener aja El."

"Ck lepas Lyra. Malu diliatin orang!" dengus El sambil melepas tangan Lyra, lalu membalikkan tubuh dan menatapnya.

Koridor sudah cukup ramai, bel masuk juga akan segera berbunyi.

"Kenapa mesti malu? Kamu kan pacar aku. Biarin aja mereka sirik aku mah cuek!" ujar Lyra dengan bangga menatap wajah pacarnya itu.

Tanpa mereka sadari dari ujung koridor, Alvyna yang hendak keluar kelas malah terpaku melihat mereka.

Entah kenapa dadanya terasa sesak. Marah, kecewa, dan tidak terima melihat El yang kini sah sebagai suaminya dipeluk wanita lain bahkan pacarnya sendiri.

"Ck dasar ular keket! Kali ini lo gak bakal bisa seenaknya lagi Lyra. Gue gak bakal diem aja kayak dulu!" desis Alvyna pelan, matanya menatap tajam ke arah Lyra, lalu berjalan pelan menghampiri.

Sementara itu Lyra dan El masih sibuk beradu argumen. Lyra tetap keras kepala meski semua bukti sudah jelas.

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

Lyra menunduk, merogoh saku saat ponselnya bergetar.

Namun sebelum sempat mengambilnya, El lebih dulu merampas ponsel itu dan mengangkatnya tinggi.

Nama yang tertera Sagara .

Dejavu? Mungkin karena ini adalah kedua kalinya El melihat nama itu yang pertama, kemarin sore, di ponsel Alvyna.

"Hallo Ly hp aku yang satunya lagi ikut ke bawa di dalam tas kamu gak?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!