Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 28. Hari pertama bekerja.
Semua hal yang diawali dengan niat baik, ujungnya akan baik pula maka dari itu segala sesuatu hendaknya diniatkan dengan tepat.
memulai segala sesuatu yang baru dengan harapan semua akan berjalan sesuai rencana.
Tadi pagi pihak perusahaan menelpon Meta bahwa gadis itu tak perlu melakukan wawancara lagi karena pihak perusahaan sangat membutuhkan posisi sekretaris cepat.
"semoga hari ini semua berjalan lancar, bismillah." ia melangkahkan kaki memasuki pekarangan gedung megah didepannya. pakaiannya cukup casual hari ini dan tampak sopan.
"permisi mbak, saya Rahmeta putri." Meta menghampiri meja resepsionis.
"oh iya, bapak directur sudah menunggu anda diatas, mari mbak silahkan ikut saya."
Meta mengikuti langkah kaki resepsionis wanita itu menuju lift khusus karyawan.
tampak wanita muda sebayanya itu menekan angka 15.
" oh ya mbak, ngomong-ngomong, boss kita orangnya gimana sih." Meta memecah kesunyian diantara mereka.
wanita muda itu menoleh, kemudian tersenyum dan mengulurkan jemarinya.
" kenalkan dulu, aku Natasya Siregar."
"oh ya aku Rahmeta putri, orang Medan ya?"
" iya kok tau?" tanya gadis itu antusias
"dari namanya sih." Meta mengaruk tengkuknya yang tak gatal.
"oh ya, mengenai boss kita itu, orangnya sih ganteng, pakai banget deh. Galak sih kadang tapi pendiam dan jarang bicara, tapi akhir-akhir ini sih aku dengar dia lagi galau gitu makanya sering ngamuk gak jelas, gosipnya sih dia ditinggal nikah sama pacarnya, sayang banget kan." Natasya berbicara panjang lebar tanpa jeda.
" kalau lagi galau sih memang suka gitu mbak, aku mah juga gitu." ucap Meta.
" jangan mbak dong, kayaknya kita seumuran deh, aku juga baru beberapa bulan disini, panggil Natasya aja."
"oke Natasya."
Tanpa terasa mereka sudah sampai dilantai tujuan, Kedua gadis itu tampak cepat akrab dan bisa dipastikan mereka akan semakin dekat kedepannya.
" nah ini dia, kamu mending masuk sendiri deh, ntar kelamaan aku perginya." ucap Natasya
" iya gak apa-apa, makasih ya Nat."
"bye Rahmeta, semangat semoga sukses." Natasya melambaikan tangan antusias
Meta mengetuk pintu pelan, terdengar suara dari dalam mempersilahkannya masuk.
" selamat pagi pak, permisi pak, saya sekretaris baru bapak, Rahmeta putri."
"ya silahkan duduk."
Meta terdiam mendengar suara yang tak asing ditelinga nya, tapi dengan cepat ia menghalau pikirannya, Tak mungkin mereka pria yang sama, sudah jelas profesi mereka berbeda.
" ini."
Pria itu tetap duduk diatas singgasana atau kursi kebesarannya membelakangi Meta, melempar map dan tepat mengenai wajah meta.
" pria kurang ajar, kalau bukan boss, sudah habis tu orang." umpat Meta sembari mengambil map yang jatuh di kakinya.
' dia gak pernah berubah' batin sang pria tersenyum sinis ketika mendengar umpatan sang sekretaris baru.
" baca dengan jelas dan segera tanda tangan, sebentar lagi asisten Mark akan segera kembali, dia yang akan mengajarimu hal yang aku kau tau."
Mark anson, asisten yang sudah lama bekerja dengan sang direktur. pria itu sudah hampir 2 Minggu meliburkan diri, dan hari ini ia akan kembali bekerja.
Meta menandatangan kontrak didepannya, selama satu tahun ke depan, ia dilarang berhenti kalau tidak gadis itu harus mengganti rugi, tanpa pikir panjang Meta segera tanda tangan karena ia juga tak niat berhenti.
" sudah pak." Meta menyerahkan kembali kontrak tersebut, pria itu tersenyum penuh kemenangan kemudian memutar kursi kearah Meta.
" pak, anda..!?!"
"kenapa? kaget?"
Ya seperti dugaan itu adalah Reza, pria labil yang bertopengkan wajah sok bijak.
" kenapa tak memanggilku mas atau sayang lagi?"
"bukannya anda dosen? kok bisa disini?" Meta tampak masih shock,
"kenapa? itu dulu sekarang kita berjumpa lagi bukan?"
" hahaa.. aku masih bingung pak." Meta terkekeh untuk menutupi kegugupannya
" selamat datang di Faruq company, nona Rahmeta putri."
" hehe, iya pak kita ketemu lagi."
Brakkkkk
Reza mengeprak meja kasar ketika melihat asisten Mark masuk, membuat gadis dihadapannya kaget.
" segera lah bekerja, aku membayarmu disini, jangan coba-coba merayuku lagi seperti biasa."
" ya elah galak banget" lirih meta, asisten Mark hanya tersenyum simpul.
'aku geprek juga nih cowok, udah sudah dilupain malah nongol lagi kayak jailangkung aja, kalau bukan karena cinta udah aku lempar deh sumpah, sabar cantik.' batin Meta.
"mari nona ikut saya" asisten Mark menyadarkan lamunan Meta.
sejenak Meta terpaku menatap sosok tampan lain dihadapannya.
' nih cowok ganteng banget dah mirip Brad Pitt waktu muda.' lagi gadis itu membatin
" nona."
" oh ya, ayo pak." Meta tersenyum malu ketika ketahuan tengah menatap pria itu.
Reza hanya terplongo kesal
" cihh, perempuan memang sama" ucapnya
Hari pertama bekerja, Meta berharap semua akan berjalan lancar, meski harus setiap hari bertemu pria idamannya itu, tak baik sebenarnya untuk hati Meta tapi ia harus bertahan untuk keluarganya, sekarang ia adalah Tulang punggung, dan Rahman adiknya membutuhkan biaya yang besar.
"semangat cantik." Ia menyemangati dirinya sendiri.
********