Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAKUT HAMIL
BAB 43.
Elsye kerumah papanya hampir setiap hari dengan Geri, dia masak untuk papanya dan papanya sangat terhibur dengan kehadiran Geri cucunya.
Beda rasanya rumah saat ada mamanya , meskipun Sofi mamanya hanya dikamar tapi rumah itu hidup, Elsye menangis sambil memasak.
Dia yang paling dekat dengan mamanya diantara mereka adik beradik, mamanya juga paling sangat perhatian sama Elsye, Iyan mendengar isakan tangis Elsye, di menyusul ke dapur.
" Elsye , gak boleh nangis ya, mama sudah senang disana, mama sudah di surga, sudah gak sakit lagi ".
Elsye mengambil tisu dan menghapus air matanya.
" Iya, pa, Elsye cuma rindu mama ".
" Bacakan saja doa untuk mama nak ".
" Iya, pa".
" Mama nangis ya ? ".
Tanya si kecil Geri.
" Gak kok, mama cuma flu ".
" Ih mama bohong, pasti mama lagi rindu Oma, Geri juga rindu, tapi Oma kan udah masuk surga, Geri mau baik² aja biar nanti ketemu Oma di surga, ya kan Opa ? ".
" Iya sayang, yok kita main lagi, mama lagi masak ".
Iyan membawa Geri keluar.
Elsye terus memasak, tiba tiba teleponnya berdering.
" Halo Nisa ".
" Halo kak , gimana kabar kakak ?, lagi dimana ? ".
" Kakak sehat, ini lagi dirumah papa, lagi masak ".
" Kak, ada kabar baik nih ".
" Kabar apa tu ? ".
" Nisa udah telat dua minggu kak dan udah cek ke Dokter, Nisa hamil".
" Alhamdulillah, nambah dong cucu papa ? ".
" Iya kak ".
" Kamu gak mabok, muntah² ? ".
" Gak kak, biasa biasa aja ".
" Syukurlah, ini kamu lagi dimana ? ".
" Lagi di ruko, banyak pesanan".
" Jaga kesehatan ya, jangan terlalu capek ".
" Oke kak , papa mana, kasih dong hp kakak ke papa ".
Elsye mengantar hapenya ke Iyan dan lanjut memasak.
Rida, baru pulang istirahat makan siang kerumahnya, dia kembali kekantor, padahal karyawan sudah ramai bos nya memanggilnya.
" Bu Rida dipanggil bos "
Rida ke ruangan bos.
" Sampai di dalam Rida langsung dipeluk Pak Beni, tangannya bermain dibuah kembar Rida dan bibirnya melumat bibir Rida, Rida mendorong tubuhnya pelan.
" Pak, nanti ada tamu, karyawan ramai di kantor".
" Ya udah, nanti pulang kerja kamu kesini ya ".
Rida membenahi bajunya karena kancing kemejanya sempat dilepas pak Beni tadi dan dia keluar ".
" Dasar iblis ".
Rida mengutuk dalam hati.
Dia kembali kemeja kerjanya, hatinya jadi gak enak.
" Kalau dia sesuka hatinya sama aku, aku juga akan sesuka hatiku sama dia ".
Kata Rida dalam hati, dia meraih kunci mobilnya dan keluar, dia ingin curhat, tapi entah kemana tiba tiba dia teringat Novi, Rida mengarahkan mobilnya kerumah Novi.
Sampai dirumah Novi Rida langsung memeluk Novi dan menangis.
Novi mengusap rambut sahabatnya .
" Sudahlah, jangan rusak hatimu nanti kamu sakit ".
" Aku gak sanggup Novi".
" Aku takut hamil sama dia Novi " .
" Kok susah² kamu beli aja alat pengaman kasih sama dia ".
Saran Novi masuk akal, nanti Rida akan mampir membeli alat pengaman dan akan dikasih sama Pak Beni.
" Ayok makan dulu ".
Mereka keruang makan dan makan, meskipun selera makan mereka berdua gak ada.
" Aku hamil Rida ".
" Oh iya syukurlah ".
" Tapi aku juga gak tahu, ini anak siapa, aku telpon Bang Tomi dia bilang aku gak usah khawatir karena itu pasti anak bang Roy karena bang Roy lebih sering melakukannya dengan ku ".
" Benar juga itu Novi ".
" Tapi aku masih tanda tanya kenapa kehadiran bang Tomi selalu saat bang Roy dinas luar ".
" Gak usah dipikirkan itu, nanti membuat kamu stress".
" Iya, masalah kita sama sama berat ".
" Aku balik dululah ya ".
" Eh aku penasaran gimana rasanya orang tua ? ".
" Rasa mau muntah , tahu gak kalau dia disini kayak anak bayi bergelantungan, sungguh menjijikan, rasa mau aku tempeleng aja ".
Rida menunjuk dadanya.
" Hiiyyy, geli akh " .
Kata Novi.
" Geli banget ".
Jawab Rida.
Rida keluar dan masuk ke mobilnya, kembali kekantor, hari sudah jam tiga.
Dia duduk di meja kerjanya dan bermain dengan lap topnya.
Diluar dia lihat pak Beni kadang mondar mandir, mungkin dia kehilangan Rida.
Jam pulang kerja , semua karyawan buru buru meninggalkan meja kerjanya tapi Rida tidak, dia hanya pura² bebenah dan setelah semua sepi dia menggetok pintu ruangan pak Beni.
" Halo sayang ".
Sapa laki laki tua itu.
" Ya , pak "..
" Sini duduk ".
Pak Beni menunjuk tempat duduk disebelahnya.
Rida mengeluarkan sesuatu dari tas nya.
" Pak, saya mohon pakai ini ".
" Apa itu Rida ? ".
" Alat pengaman, saya gak mau hamil ".
" Oh gampang tu ".
Rida melihat orang tua itu melakukan sesuatu dibawahnya.
Dia meraih kepala Rida agak mendekati bagian bawahnya, Rida sangat kesal dan jijik tapi mau apa lagi, Rida terpaksa menyicipi lolipop.
" Kalau sudah bisa kamu pasangkan ya ".
Rida berusaha melakukannya dengan cepat dan memasangnya dan Rida langsung menghajar bos tua itu , sehingga dia tak berkutik lagi.
" Oh sudah Rida, sudah ".
Nafas bos tua itu tersengal sengal, Rida berdiri dan langsung ke toilet, menyambar tas nya dan pergi, sebelumnya Rida memasukan kotak pengaman yang masih penuh ke laci meja bos nya.
" Sial !, sial ! ".
Katanya dalam hati.
Dia melajukan mobilnya kerumah, mandi dan tidur.
Rida gak tahu sudah berapa lama dia tidur , dia terbangun saat pintu rumahnya di ketok, rupanya Marten dan Wenny pulang.
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/