NovelToon NovelToon
PENGAWAL KESAYANGAN RAJA.

PENGAWAL KESAYANGAN RAJA.

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Dokter Genius / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:8.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Respati

Seorang Dokter muda yang jenius dan ahlibeladiri mati karena menolong anak kecil dari mobil yang akan merenggut nyawanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESEMBUHAN JENDRAL.

Alea mendekati tubuh Jendral Murong Han yang tergeletak lemah dengan wajah pucatnya. Saat menatap wajah sang Ayah , Alea merasa curiga kalau Jendral Murong Han terkena racun .

Dia segera memegang tangan Jendral Murong Han dan melihat nadi nya. Ternyata dugaannya benar, Jendral Murong Han terkena racun. Racun tanpa warna yang menyerang sang Ayah . Racun itu perlahan akan membuat daya tahan tubuh sang Jendral melemah , jika Jendral Murong Han sakit dan meninggal racun itu tidak dapat di deteksi.

'Tabib...sakit apa Ayahku...?" tanya Chan Lian Han saat melihat Alea bernafas kasar.

"Ayah anda terkena racun...." jawab Alea datar.

"Apaa...!" seru Lian kaget.

"Racun Ini tanpa warna tanpa bau... Dan Ayah anda sudah lama terkana racun ini.... Ketahanan tubuh Jendral kuat, namun karena terlalu banyak racun yang menumpuk di dalam tubuh Jendral, maka ketahanan tubuh Jendral lemah dari serangan penyakit . Hingga ketika dia terkena satu penyakit , daya tahan tubuhnya tidak kuat, dan saat penyakit itu menyerang tubuhnya tidak akan ada yang mampu menyembuhkan nya..." kata Alea panjang kali lebar.

Terlihat wajah kekagetan, kesedihan dan ketakutan terlihat di wajah Chen Lian Han.

"Apakah Ayahku masih dapat di sembuhkan...?" tanya Lian dengan wajah cemas.

"Akan aku coba...tolong jangan katakan pada siapapun soal penyakit Jendral. Aku takut orang yang sengaja meracuni Jendral akan sadar kalau perbuatannya sudah di ketahui..." kata Alea pada Chan Lian Han.

"Baik aku akan menyelidiki masalah ini, aku minta tolong selamatkan Ayahku..." kata Lian dengan wajah sedih.

"Akan aku usahakan semampuku, sekarang biarkan aku dan kakakku menyembuhkan Jendral, jangan ada seorang pun yang akan mengganggu ku ...." ucap Alea dengan wajah datarnya.

"Baik...jangan khawatir itu..." kata Lian dengan yakin.

Setelah itu dia keluar dari kamar sang Ayah. Ketika sampai di depan kamar sang Ayah dia menyuruh para penjaga untuk menjaga kamar sang Ayah dan tidak memperbolehkan siapapun masuk kedalam kamar sang Jendral .

Setelah kepergian Lian Han. Alea segera mengeluarkan jarum akupunturnya. Sudah beberapa bulan ini dia kembali memperdalam ilmu akupuntur yang di ajarkan sang kakek di jaman modern dulu. Dia merasa bahagia karena pelajaran itu kini berguna bagi pengobatan di jaman kuno ini .Dan kebetulan di ruang dimensinya dia menemukan buku pelajaran akupuntur yang lebih lengkap.

"Kak...aku nggak nyangka ternyata Ayah bayak memiliki musuh dalam selimut.." kata Alea pada Mimi yang ada di sebelahnya.

"Iya Lea'er.. Aku bingung siapa yang ingin membunuh Jendral...? Kalau kau dulu kita tahu itu oerbuatan Selir Rolia, lalu kini siapa yang berniat hitam pada Jendral...?" tanya Mimi yang juga bingung memikirkan nasib Jendral.

"Aku juga nggak tahu kak... Tapi biarkan saja dulu masalah ini, biar gege yang mencari dalangnya. Sekarang yang penting kita menyelamatkan Ayah dulu.." kata Alea pelan. Ada rasa sakit di hati Alea saat menatap tubuh sang Ayah. Dia melihat Ayah yang dulu gagah tampan , dan acuh kini terbaring lemah , pucat tanpa berdaya.

"Jendral...kenapa kau bisa seperti ini... Apa ini balasan dari yang kuasa atas salahmu pada anakmu..." ucap Alea pelan.

Alea segera membuka kotak jarum akupuntur nya dan segera menancapkan pada titik akupuntur ditubuh Jendral Murong Han. Setelah itu dia mulai kosentrasi dan bermeditasi penuh untuk mengeluarkan racun yang berada dalam tubuh Jendral Murong Han. Tak berapa lama Jendral murong Han memuntahkan darah hitam dan bau dari mulutnya, Mimi membantu mengusap mulut Jendral Murong Han yang terus mengeluarkan darah hitam, sedang Alea terus memaksa racun yang ada di tubuh Jendral Murong Han keluar dari tubuhnya. Hingga akhirnya Jendral Murong Han berhenti mengeluarkan darah. Kini wajah Jendral yang tadinya putih pucat, Kini sudah kembali agak memerah. Alea segera memasukkan pil penawar racun kedalam mulut Jendral, agar racun di dalam tubuh Jendral Murong Han benar- benar hilang. Tak lama jarum akupuntur Alea cabut kembali.

"Lea'er....Lea'er...." terdengar suara lirih Jendral Murong Han.

Alea dan Mimi saling berpandangan ketika sang Ayah menyebut namanya.

"Kenapa dia menyebut namaku...?" tanya Alea.

"Mungkin dia merasa bersalah padamu Lea'er, hingga dia jatuh sakit, dan penyakit ini yang memicu racun dalam tubuh Jendral ..." kata Mimi.

"Mungkin juga kak..." jawab Alea lirih. Ada perasaan sedih yang besar dalam hati Alea. Mungkin ini perasaan putri Alea, atau dirinya yang terlalu rindu pada sang Papa.

"Maafkan aku Ayah...." kata Alea lirih sambil memegang tangan Jendral.

Sedang di luar kamar , terlihat Selir Liana Shi dan putri Rebeca datang ingin menjenguk Jendral dengan membawa bubur . saat sampai di depan kamar Jendral mereka di halangi para penjaga .

"Maaf Selir , maaf putri , Jendral sedang istirahat..." kata salah satu penjaga.

Selir Liana kaget atas pencegahan para penjaga.

"Hey minggir...aku mau menjenguk Jendral..." seru Selir Liana marah .

"Maaf...kami di perintahkan siapapun tidak boleh mengganggu Jendral.

"Minggir kalian....kalian berani menghalangi kami masuk kedalam....?" seru Rebeca marah.

"Tuan muda bilang tidak ada seorang pun yang boleh masuk tanpa seijin tuan Lian..." jawab samg penjaga .

"Kalian berani pada Kami...? Kalian mau aku hajar...!" teriak Rebeca marah .

"Apapun resikonya kami tidak mengijinkan anda berdua masuk kedalam..." jawab penjaga kekeh.

Mereka tidak ingin menerima amarah tuan Muda Chen Lian Han. Lebih baik menerima pukulan dari putri Rebeca dari pada pukulan dan tendangan dari tuan muda Lian. Apalagi pemecatan kerja.

"Baik kalau begitu trima ini..." seru Rebeka sambil mengayunkan tangannya. Namun sebelum tangan Rebeca menyentuh kulit pengawal , terdengar suara seseorang yang menahan keinginan Rebeka memukul penjaga .

"Tunggu....apa yang kau lakukan putri..." seru sebuah suara dari belakang Rebeca dan Selir Liana . mereka serempak menatap kearah suara . terlihat Lian sedang berjalan kearah mereka.

"Gege Lian...." kata Putri Rebeca.

"Lian'er...." ucap Selir Liana .

"Tuan mudah...." kata para penjaga.

Chan Lian Han mendatangi mereka.

"Kenapa kalian ribut di depan kamar Ayah...bukankah kalian tahu Ayah sakit parah....?" kata Lian Han marah.

"Maaf Lian'er...tapi mereka menghalangi Bunda masuk kedalam kamar Ayahmu.." kata selir Liana dengan wajah marah.

"Maaf Bunda...semua itu perintah Lian... karena Ayahanda sedang di periksa tabib..." jawab Lian Han.

"Apaa...di periksa tabib...?" seru Selir Liana , ada nada kekagetan di dalam suaranya. Dan itu sempat terdengar telinga Lian Han.

"Benar...ada tabib yang sedang memeriksa Ayah..." jawab Lian dengan menatap wajah selir Liana .

"Bukankah sudah beberapa tabib yang memeriksa Jendral tidak ada hasilnya..?" ucap selir Liana dengan wajah sedih.

"Benar gege...sudah beberapa tabib yang datang membantu kesembuhan Ayahanda, tapi tidak ada hasilnya kan...?" kata putri Rebeca menyela.

"Tapi apa salahnya kita berusaha..." jawab Lian Han.

"Bukankah itu sia- sia Lian'er...?" ucap selir Liana kembali.

"Semua usaha tidak ada sia- sianya Bunda...demi kesembuhan Ayahanda apapun akan aku lakukan..." ucap Lian Han dengan tatapan tajam menatap putri Rebeca dan Selir Liana. Putri Rebeca dan selir Liana terdiam mendengar perkataan Lian Han.

"Benar juga katamu Lea'er..." kata Selir Liana kemudian.

"Nach, karena gege sudah ada di sini, apakah kami sudah boleh menjenguk Ayahanda...?" kata putri Rebeca dengan wajah senang.

"Tidak....lebih baik kalian kembali dulu ketempat tinggal kalian, hari ini biarkan Ayah istirahat dulu..." ucap Lian Han datar.

"Tapi Lian'er..." selir Liana membantah.

"Jangan gangu Ayah dulu, kalau kalian mau memberikan bubur itu pada Ayah, biarkan aku yang akan membawanya kekamar Ayah..." kata Lian Han sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil nampan yang ada di tangan pelayan.

"Tidak usah Lian'er...bubur ini sudah dingin, biar nanti aku akam membuat lagi. Kalau begitu kami mohon pamit dulu..." ucap Selir Liana sambil menarik tubuh putrinya pergi dari depan kamar Jendral.

Chen Lian menatap kepergian kedua wanita itu beserta para pelayannya dengan wajah curiga.

"Ada apa dengan mereka...? Bukankah setiap hari mereka membawakan bubur buat Ayah..." ucap Lian Han pelan.

"Jae...kau selidiki selir Liana, ada apa dengan bubur yang dia bawa kembali itu, kalau bisa kau ambil bubur tadi..." ucap Lian pada pengawal yang berada di sebelahnya.

"Baik tuan muda..." jawab Jae.

Jae segera pergi meninggalkan Chen Lian Han.

Sedang di dalam kamar Jendral Murong Han terlihat Alea yang sedang menatap wajah sang Ayah. Jendral Murong Han setelah di beri Minum air kehidupan terlihat wajahnya yang terlihat mulai segar. Namun bibir Jendral Murong Han tetap menyebut nama putri Lea dan selalu mengucapkan kata maaf.

"Lea'et...Lea'er...maafkan ayah nak...ayah mohon...." ucapnya pelan. Kalimat seperti itu yang selaku dia ucapkan. Alea menangis melihat semua itu, ternyata penyesalan Jendral Murong Han membuat dia sakit parah.

"Lea'er...maafkanlah Jendral, kasihan dia..." ucap Mimi pelan.

"Benar kata Mimi Lea:er..." timpal Eagle yang kini sudah berada dalam kamar Jendral Murong Han bersama Lauyan dan White.

"Baik...baik...aku memang sudah memaafkan dia..." seru Alea sambil mengusap pipinya.

Saat itu tiba- tiba terdengar keributan di luar kamar Jendral Murong Han. Terdengar suara putri Rebeca dan sang Bunda sepertinya sedang bertengkar dengan penjaga .

"Ck...kenapa mereka membuat keributan di luar...?" ucap Alea kesal.

"Mereka di halangi masuk kenari oleh penjaga.

"Baguslah..." jawab Alea cuek.

"Lea'er...kok aku merasa curiga pada selir Liana ya..." ucap White .

"Curiga...? Kenapa...?" tanya Alea.

"Aku mencium bau racun di tubuhnya..?" jawab White.

"Racun....?" tanya Alea heran.

"Hmm..." angguk White.

"Aku juga mencium bau racun pada tubuh mereka..." sela Lauyan.

"Tunggu...jangan- jangan mereka yang meracuni Jendral...?" seru Alea kaget.

"Kemungkinan...." jawab White.

"Tapi kenapa....? Bukankah dia sekarang satu- satunya istri di rumah Jendral..." seru Alea tak mengerti.

"Entahlah..." jawab White sambil mengangkat pundaknya.

"Tapi gege Lianmu juga mulai curiga pada mereka, dia telah menyuruh pengawalnya menyelidiki..." kata White lagi.

"Baguslah..." kata Alea sambil menghembuskan nafas lega.

"Sepertinya Jendral akan segera sadar, kalau begitu kami akan kembali keruang dimensi..." kata White.

"Pergilah..." jawab Alea.

Merekapun segera menghilang dari kamar Jendral Murong Han. Tak lama terlihat secara perlahan mata Jendral Murong Han terbuka. dia mengerjakan matanya karena terkena silau cahaya.

Saat matanya mulai terbiasa dia melihat seorang pria bertopeng sedang duduk di dekat ranjangnya.

"Jendral sudah sadar....?" tanya Alea lembut.

"siapa kau....?" tanya Jendral Murong Han pelan sambil menat Alea yang kini masih menyamar jadi seorang pria.

"Hamba Hanpey tabib yang merawat Jendral..." jawab Alea.

"Kau masih mudah sudah menjadi tabib..?" tanya Jendral Murong dengan suara lemah.

"Begitulah Jendral..." jawab Alea datar.

"Kenapa kau sembuhkan aku...? kenapa tidak kau biarkan aku mati...?" tanya Jendral Murong Han Sedih.

"Kenapa Jendral berkata seperti itu...? putra anda sangat mengharapkan kesembuhan Jendral..." tanya Alea heran.

"tidak ada gunanya aku hidup, aku telah membuat putriku sengsara..." jawab Jendral Murong Han sedih.

"Putri...? kenapa dengan putri anda...? bukankah tadi hamba mendengar kalau putri anda ada di sini...atau anda ingin bertemu dengannya...? biar hamba menyuruh penjaga memanggil dia..." kata Alea seolah tak tahu masalahnya.

"Putriku kemari...?"tanya Jendral dengan wajah gembira.

"Benar...dia datang tadi bersama istri anda ...tapi maaf hamba tidak bisa menyuruh mereka masuk karena anda masih dalam pengobatan...." ucap Alea meminta maaf. terlihat wajah kecewa di mata Jendral Murong Han.

"Bukan mereka yang aku harapkan kedatangannya, tapi putriku yang telah pergi meninggalkan diriku...dia pergi karena kebodohanku...?" ucap Jendral Murong Han sedih. dia terlihat meneteskan air mata . Alea terkejut ketika dia melihat Jendral Murong Han menangis. Mimi yang melihat kesedihan Jendral terharu, ikut meneteskan air mata.

"Kenapa dia pergi meninggalkan tuan...?" tanya Alea, walaupun sebenarnya dia sudah ingin membongkar identitasnya .

"Karena kesalahan dan kebodohanku, dia aku telantarkan hingga dia menderita, dan kini dia membenciku...entah kapan aku akan bertemu dengannya, sudah banyak orang yang aku suruh mencari keberadaannya. tapi hingga kini aku belum mendapatkan kabar tentangnya. aku sudah putus asa , apakah aku bisa bertemu dengan dia kembali..." ucap Jendral Murong Han dengan wajah sedih.

"Ayah...aku di sini....apakah ayah melupakan wajahku...?" ucap Alea tak tahan sambil membuka topengnya. Terlihat wajah yang sangat tampan, bukan ..bukan tampan tapi cantik sekali sedang duduk di depan Jendral Murong Han.

Terlihat wajah Jendral Murong Han yang terpanah. dia tertegun menatap wajah Alea. mungkin karena perasaan yang gembira membuat Jendral Murong Han mampuh bangun dari tidurnya. dia duduk dan menatap wajah Alea.

"Putri...kau Putriku Lea....?" tanya Jendral Murong Han tak percaya, perlahan dia mengulurkan tangannya yang masih hemetar memegang wajah Alea dengan air mata mengalir di pipinya.

"Iya Ayah....ini aku putri mu Alea Min Han..." jawab Alea . tiba- tiba Jendral Murong Han membawa tubuh Alea dalam pelukannya.

"Anakku...maafkan Ayah nak...." seru Jendral Murong Han sambil menangis. dia memeluk erat tubuh Alea.

Alea pun membalas pelukan sang Ayah.

"Iya Ayah... " jawab Alea ikut menangis, Mimi yang melihat semua itu terharu dan ikut menangis. pada saat itu Chen Lian ingin melihat keadaan sang Ayah. saat dia masuk dia tertegun ketika melihat sang Ayah bisa duduk, namun dia kaget ketika melihat sang Ayah memeluk tabib yang tadi mengobatinya .

"Ayah...." seru Chen Lian Han sambil berjalan kearah mereka yang sedang berpelukan.

Jangan lupa like, vote dan komennya ya..

Bersambung.

1
siti fatimah
Luar biasa
Vea Love
ya ampun thor jgn digntung cerita'y dong🥺
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Nana Niez
lha kok akhirnya begini,,, padahal lg seru serunya,,
Nana Niez
senangnya jika punya ruang dimensi
Nana Niez
jgn blg ke pangeran lea
Nana Niez
benar,, jdi hanpey aja
Nana Niez
yg bikin heran masa g ada yg kenal sm wajah pelayan putri lea
Vea Love: kan udah jadi cantik pelayan'y😁
total 1 replies
Nana Niez
lha emang si meilan g ingat wajahnya mimi pelayan setia Lea??????
Nana Niez
Hanpey,, shock tiba tiba jdi idola🤭😁
weni tutia
mulai apa mulia thor?
weni tutia
melimpah atau melompat thor?
weni tutia
koreksi dulu ya kak kalimatnya soalnya banyak yg typo
Nn F
bodo atqu bodoh ini thor ?
Namira Puja Najya
bukannya ada yg peduli Thor kk nya tau yg mana lupa, d episode berapa yah lupa
Vani_27
bukannya jendral udah tau kalau henpy itu alea, knp malah kaget, gmna sih thor drama sekali di buat nya
Vani_27
dirimu diriku, mengganggu sekali kata2 itu
Vani_27
Nach? knp harus pake c Thor
Ai Shiteru
muda kak, jgn dikasih huruf h dibelakangnya, kirain aku typo, tapi kok tetap seperti itu, jadi ikutan komentar kan.
padahal karya kamu bagus2 lho kak, aku suka dan selalu mengikuti karya2 kamu.
Ai Shiteru
miminya cantik banget kk, si Phoenix pas banget ya itu mukanya, tengil gitu wkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!