Hanie adalah gadis enerjik yang kuliah di sebuah kampus ternama di kota Bandung. Dia memilih kuliah di Bandung dengan satu misi-misi memata-matai Pacarnya. Keadaan berbalik, malah dia akhirnya dimata-matai oleh pacarnya karena dia kepincut tukang paket langganan COD-nya. Akankah Hanie bisa menyelesaikan konflik cinta segitiga yang ia ciptakan sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
COWOK BRENGSEK
Fathur berdiri di depan pintu kamar kos Sarah. Baru sepulu menit dia menunggu Sarah, sudah tidak sabaran dia rupanya.Sarah yang hari itu janjian dengan Fathur jam 10 pagi, tidak menyangka bahwa Fathur datang lebih awal. Fathur datang dengan celana sobeknya dan kaos oblong.
Pagi-pagi sekali Sarah sudah mandi, ia memilih baju yang bagus untuk dipakainya nanti bertemu dengan Fathur. Baju yang dibelinya di pasar malam. Fathur suka melihatnya pakai dress. Maka Ian memakan dress semata kaki tapi tangan pendek sesiku. Diolesinya bedak ke pipinya. Ia berharap kali ini Fathur akan berubah. Fathur yang dulu tidak sama dengan sekarang, yah semoga saja. Diberinya lipstik di bibirnya. Ia bermaksud untuk menyediakan masakan yang enak untuk fathur. Biar Fathur makan siang di kosannya saja, lalu mereka bisa jalan-jalan keliling kota Jack City dengan motornya Fathur.
Dia bermaksud membuat chiken katshu dan dimsum untuk Fathur, kebetulan semua bahannya sudah ada, cuma dia ingin membeli minuman dan Snack saja untuk teman ngobrol mereka nantinya.
Setelah itu Sarah ke area dapur kosnya meracik ayam dengan tepung dan bumbu sehingga menjadikan daging ayam menjadi empuk untuk dimasak. Dia ingin membuat Chiken Katshu yang enak untuk makan siang nanti. Digoreng kruncynya ayam itu. Begituu juga dengan kentang goreng digorengnya untuk teman makan siangnya nanti. Nasi di magic com masih banyak. Dalam sekejap masakannya sudah jadi. Dia berhasil membuatnya.
Setelah semua dia tata dengan rapi di meja kecil untuk nanti akan mereka santap untuk makan siang. Fathur yang akan datang ke sini adalah Fathur yang selama ini dia nanti. Tentunya Fathur kangen masakannya. Dulu ia suka sekali membawa bekal ke sekolah, dan yang menghabiskan bekal itu adalah Fathur.
Dia ingat betul kata Fathur begini:
"Ini enak sekali, siapa yang memasaknya?"
"aku. Enak kan."
"Iyaa. gak percaya kalau kau yang masak."
"tapi beneran aku yang masak."
"Aku senang sekali kalau seandainya tiap hari masakin kamu, Fathur."
"mimpiiii"
"kok ngomongnya gitu."
"ah, menghayal terus kerjaanmu."
"tapi suatu saat kalau sudah dewasa nanti kita akan menikah Fathur, iya kan."
"iya, tapi masih lama, tapi belum tentu sama kamu."
Sarah menarik nafas mendengar ucapan Fathur seperti itu. Bisa gak sekali aja Fathur berkata manis sama aku. Kadang dulu Sarah lama banget ngaca, mandangin dirinya di depan kaca. Dia merasa insecure, apakah dirinya tidak cantik, sampai Fathur tidak menganggap dirinya spesial. sampai dia pernah bertanya pada Vivi, sebenarnya menurut orang-orang dia cantik atau tidak. Dia merasa bahwa dirinya tidak cantik.
"Vi sebenarnya aku ini cantik atau tidak, ya?"
"Hah, kamu nanya Sarah?"
"Iya."
"Loh, kok pertanyaannya gitu, udah jelas kamu cantik Sarah. Kalau gak ngapain beberapa orang melakukan pendekatan pada kamu dan nembak kamu?"
"Iya, tapi aku merasa aku tuh gak menarik di mata Fathur."
"yah, si Fathur, dia mah gak lihat Wajah, cowok itu, fokusnya ke body, lihat yang semok dikit langsung ijo matanya."
"jangan gitu napa Vivi, biar begitu itu cowok aku."
"Tapi emang bener kok."
"jadi, aku beneran cantik, Vi, emang?"
Vivi lalu menatap temannya Sarah. Sebenarnya dia kasihan sama Sarah, tapi rasa cinta Sarah pada Fathur membuat Sarah menutup kenyataan yang ada sebenarnya Fathur itu tidak cinta sama dia hanya mau memanfaatkan dia saja.
"Sarah tidak ada yang salah dari diri kamu, kamu itu cantik, yang salah adalah kamu punya cowok kayak Fathur yang tidak tahu terima kasih."
"viviii"
"apa, mau bela Fathur lagi?"
"Enggak, Vi."
"Makanya buka mata kamu Sarah, buka Hati kamu, dong."
"Iya, Vi. Makasih yah Vi udah perhatian padaku."
"Iya, sama-sama Sarah."
....
Sarah menyelesaikan kegiatan masaknya dengan cepat lalu menyajikannya di dalam piring. Menyiapkan piring, gelas, dan sendok tuk mereka berdua makan nanti.
Oke selesai, sekarang aku mau ke mini market depan dulu beli minuman dan Snack.
Sarah berjalan kaki menuju mini market itu, lalu memasukinya mengambil keranjang dan memasukan belanjaan yang diinginkan. Sarah melihat ke arah luar mini market, ada sebuah motor yang melaju kencang menuju gang kosannya. Itu Fathur bukan, kok gemukan. Ah bukan dia, Fathur kan orangnya dulu gak segemuk itu. Dia lalu melanjutkan mencari Snack yang diinginkannya.
...
Nih cewek lama amat, dah 10 menit gue nunggu. diketuknya lagi pintu biar ada sahutan dari luar, ternyata gak ada. Shitt. kemana nih orang, ngerjain gue kayaknya. Akhirnya dia menunggu di bangku depan kamar kos Sarah sambil menghisap rokoknya. Dan, Sarah pun datang membawa tentengan plastik berisi makanan dan minuman.
Sesampainya dia di depan kamar kosnya dia mendapati Fathur sedang duduk di depan kamar kosnya. Duduk di bangku sambil merokok.
" Fathur?"
"Iya."
"Kamu dah dari tadi, Heiii, kamu apa kabarnya Fathur?"
"Lama amat, dari mana tadi?"
"aku dari mini market, beliin kamu minimal dingin dan Snack ini."
"hmmm"
Fathur mematikan rokoknya dengan sepatunya.
"Hei,buruan buka kamar, gue lapar."
"mm, iya,, ayo."
Sarah mengajar Fathur untuk masuk ke kosannya. Dia menyajikan makan dan minuman itu untuk Fathur. Tanpa basa-basi, Fathur lalu memakan dan meminumnya. Dan Fathur melahap masakan Sarah hari itu dengan lahapnya. Dua piring nasi dan lauknya habis dimakannya.
"Fathur kamu kemana saja, aku capek nyari-nyari kamu. Aku hubungin kamu gak pernah dibalas."
"gue sibuk."
Fathur menyalakan rokoknya, membuat kamar Sarah menjadi penuh dengan kepulan asap rokok yang keluar dari mulut Fathur.
"uhuk.."
Sarah agak terbatuk dengan kepulan asap itu.
"Fathur, kenapa gak dijawab sih?"
"kamu kemana aja?"
"gue kerja, jadi buruh pabrik!"
"kenapa waktu itu gak pamit, main pergi aja."
"emang harus pamitan?"
"Fathur..kok begitu sih ngomongnya?"
"Lu masih sama, ya, bawel aja."
"Fathur, kamu tinggal di mana sekarang?"
"di mess."
"Fathur, lihat aku.."
Fathur yang sedari tadi acuh tak acuh, hanya sibuk scroll handphone nya tanpa peduli dan empati pada Sarah yang sedari tadi menahan rindu padanya.
"Fathur sosial media aku diblokir, yah, nomor aku beberapa waktu lalu juga diblokir?"
"aku gak bisa menghubungi kamu."
"enggak. Rusak kali hp lu."
"kan pake lu terus..panggil nama bisa gak sih."
Fathur mulai menghentikan rutinitasnya memainkan handphonenya
"gue bagi duit dong, gue lagi butuh nih."
"kan selalu kalau ketemu aku minta duit terus."
"mau ngasih gak!"
"iya iya nanti, ya."
"engak, ah, mau sekarang aja."
"ya udah, iya."
"berapa?"
"gopek."
"hah, banyak sekali."
"kalau butuh gue gak minta, dodol!"
"buat apa uangnya."
"pakai nanyaa!"
"iya buat apa, buat makan?"
"ada perlu!" "buruan Napa!"
"iya, bentar, ya."
Sarah lalu mengambil uangnya di laci lemarinya. Lembaran seratus ribu sebanyak 5 lembar diserahkannya pada Fathur.
"nah gitu dong"
Sarah duduk dekat Fathur, ditatapnya Fathur lekat-lekat. Dia berharap setelah diberi uang, Fathur akan berubah jadi baik padanya.
Namun, tiba-tiba Fathur menubruknya. Fathur memburunya untuk dipeluk. Sarah kaget, dia berusaha melepaskan badannya dari pelukan Fathur.
"Fathur Jagan, lepasin"
"ah, munafik lu."
Fathur melepaskan dekapannya. Dilihatnya Sarah dengan tatapan kesal. Tadi aja lu mancing-mancing ngelihat mupeng ke gue. Lu pengen kan, gue begituin.
"enggak Fathur, aku pengen kamu bicara sopan dan baik-baik padaku."
"jadi lu gak pengen hah?"
"belum saatnya Fathur. Nanti ya."
"sue lu, gue udah nafsu nih."
"Fathur.."
"gue udah naik, lu begitu."
"Fathur.. Udah dong."
Fathur berusaha memeluk kembali, kini lebih erat, ia mencium pipinya. Sarah berusaha menghindar. Dia mengelap bekas ciuman Fathur. Dia jijik Fathur begitu.
"Fathur..."
"ya udah, gue pergi dulu, aah, gue muak lihat lu."
"dah..bye."
Tinggallah Sarah sendiri dalam keadaan marah bercampur sedih.
Dia marah Fathur bersikap kasar dan mau menodainya. Dia sedih ternyata Fathur hanyai ngin uangnya dan tidak benar-benar sayang padanya.