Revan Santiago adalah seorang pemuda biasa yang telah menjadi menantu mitralokal di keluarga Barnes. saat ini, dia sedang berjuang untuk mencari biaya untuk pengobatan ibunya dirumah sakit. ketika dia meminta bantuan kepada temannya, Revan bukan hanya tidak mendapatkan pinjaman namun, dia malah di pukuli hingga sekarat. dalam kondisi sekarat dia tiba-tiba mendapat warisan, "Selamat datang pewaris Dewa semesta!" tiba-tiba Revan mendengar suara seorang pria tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Revan, Kamu Memiliki Istri Yang Baik
Clara melirik Revan dengan tatapan jijik lalu menghamburkan dirinya kedalam pelukan Lukas sambil mencibir, "Dia sangat menyebalkan seperti anjing. Usir dia keluar!"
Lukas menyunggingkan senyumnya lalu berkata, "Tiga Ratus Ribu Dollar, ya? Aku bisa meminjamkannya padamu!"
Mata Revan berbinar saat mendengar apa yang di katakan Lucas, lalu dia berseru, "Benar, kah? Tuan Muda Lucas, kamu adalah penyelamatku. Selama kamu mau meminjamkan uang padaku, aku akan melakukan apapun yang kamu minta!"
Mendengar itu, senyum sinis terlihat jelas di wajah Lucas lalu berkata, "Kamu tidak perlu melakukan apapun, kamu cukup berlutut di hadapanku, lalu panggil aku ayah. permintaanku, masih masuk akal, bukan?"
Memikirkan ibunya yang sedang sekarat di Rumah Sakit, Revan tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Lucas.
Buk!
Tanpa basa-basi dia langsung berlutut di hadapan Lukas.
"Ayo, panggil aku ayahmu!" kata Lukas sambil menepuk-nepuk pipi Revan.
"A ... Ayah!"
Revan menggertakkan giginya, menahan rasa malu. wajahnya memerah, dan dia hampir menangis. Namun, demi ibunya yang terbaring lemah di rumah sakit, apa artinya harga diri.
Setelah mengatakan itu, Revan pun memaksakan diri untuk berkata, "Tuan muda Lukas, mana uang tiga ratus ribu Dollar-nya?"
Namun, detik berikutnya ...
Sebuah tamparan keras kembali mendarat di wajah Revan. Setelah menampar, Lucas pun mengutuknya, "Siapa yang mengizinkanmu memanggilku seperti itu? Aku ini ayahmu. Kamu mengerti?"
Revan menahan Amara yang meluap dalam hatinya, sambil berbicara terbata-bata, dan memaksakan senyumnya, "Ya, kamu benar! Maafkan aku ayah!"
Agus dan pacarnya yang berdiri di samping tertawa terbahak-bahak.
"Oke, keluarkan dia dari sini! ini sangat membosankan!" perintah Lucas sambil melambaikan tangannya.
"Bagaimana dengan Tiga Ratus Ribu Dollar-nya?" tanya Revan tergesa-gesa.
"Tiga Ratus Ribu Dollar?" Lukas menatap Revan dengan ekspresi kebingungan di wajahnya.
"Sialan ... kamu, kamu mempermainkan aku?" Revan sangat marah. Dia kemudian menyerang Lukas dan melayangkan sebuah pukulan ke wajahnya.
"Nak, kamu punya keberanian untuk membuat masalah di tempatku!"
Pada saat ini, ekspresi Agus yang ada disamping langsung berubah. Dia pun mengangkat kakinya dan menendang Revan tepat di rahangnya dengan sekuat tenaga.
Darah segar pun menetes dari sudut mulut Revan.
Karena Amara yang meluap dalam hatinya karena di permainkan, Revan kembali menyerang.
Tapi kali ini, pukulan Revan dihentikan oleh Agus. Dan Agus langsung membalas pukulan Revan dengan memukulnya. Pukulan itu langsung mengarah ke perut Revan yang membuatnya kembali tersungkur kelantai.
Tidak sampai di situ, Agus melayangkan beberapa tendangannya ke arah Revan. beberapa tendangan itu membuat Revan terkapar di lantai.
Meratapi nasibnya, Revan tidak kuasa menahan kesedihannya dan air matanya pun mengalir deras dari matanya.
Pada saat dirinya terjatuh, tetesan darah dari mulutnya tepat mengenai sebuah liontin yang tergantung di lehernya. Sesaat kemudian, Liontin itu mengeluarkan cahaya terang, lalu menghilang seketika. Ditengah kekacauan itu, tidak ada yang menyadari kejadian itu.
"Revan ... Revan ..."
Perlahan Revan mulai tersadar, ketika mendengar suara yang memanggilnya.
Revan merasakan seolah-olah memasuki ruang hampa. Dalam kehampaan itu, dia melihat seorang lelaki Tua berkepala botak, memakai juba orange dan Tasbih yang tergantung di lehernya sedang duduk bersila di tengah kehampaan.
"Aku adalah Roh Dunia. Tuanku, kamu adalah reinkarnasi Dewa semesta. Sekarang, aku akan memberimu kemampuan ilahi, sehingga kamu dapat membantu dunia melalui ilmu medis dan menumpas kejahatan melalui Seni Bela Diri."
Sesaat kemudian, setitik cahaya keemasan masuk melalui kening Revan.
"Siapa kamu ..."
Namun, setelah cahaya keemasan itu masuk kedalam tubuh Revan, saat itu pula, pria Tua botak yang mirip seperti biksu itu menghilang entah kemana.
Ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepada biksu yang mengatakan dirinya sebagai roh dunia. sayangnya biksu itu langsung menghilang sebelum memberi penjelasan. Revan hanya menghela nafas panjang. Kekuatan Ilahi? apa maksud dari perkataan itu.
Sesaat kemudian. Dia merasa seolah-olah ada yang mendorongnya dari belakang. Dia pun tersadar lalu membuka matanya. Dia menemukan bahwa dirinya sudah berada di bangsal rumah sakit. Bau disinfektan yang menyengat menyelimuti seluruh bangsal.
Revan berusaha menggerakkan jarinya yang sebelum rasa sakit yang luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya.
Dia pun menundukkan kepalanya dan mendapati bahwa Tubuhnya di penuhi luka memar dan lebam.
Ingatannya mulai kembali, kejadian saat dirinya datang ke sebuah bar untuk menemui Clara untuk meminjam uang darinya. namun, dia tidak hanya tidak mendapatkan pinjaman, tapi, dia dipukuli hingga tidak sadarkan diri.
Revan menggelengkan kepalanya. Matanya memerah. kemudian dia memikirkan ibunya. Saat ini menggerakkan jarinya saja masih sangat sulit. bagaimana dia bisa mengumpulkan uang untuk biaya operasi ibunya. Dia merasa menjadi anak tidak bertanggung jawab.
Namun, tiba-tiba saja dia bisa merasakan aliran hangat menjalar ke seluruh tubuhnya. luka lebamnya perlahan-lahan mulai sembuh dan lima menit kemudian, Luka-luka dan lebam di sekujur tubuhnya lenyap seketika. segera, perubahan pada tubuh Revan nampak jelas, kulitnya halus seperti kulit bayi.
"Apa yang sedang terjadi?"
Revan melihat perubahan tubuhnya yang begitu ajaib dengan takjub. Setelah melihat perubahan itu, dia kemudian teringat saat dirinya pingsan.
"Reinkarnasi Dewa Semesta?"
"Kemampuan Ilahi?"
Merasakan Tubuhnya yang membaik dan di penuhi kekuatan. Revan pun mencabut jarum infus dari lengannya lalu turun dari tempat tidur. Dia kemudian memeriksa belas luka dan lebamnya, secara ajaib telah sembuh sepenuhnya.
Saat dia melangkah, betapa terkejutnya dia, saat merasakan Tubuhnya terasa sangat ringan. hanya dengan satu lompatan ringan, dia bisa menempuh jarak lima hingga sepuluh meter.
Dia sangat bahagia mendapati perubahan yang ajaib pada dirinya.
Ibu!
Kebahagian Revan seketika lenyap ketika memikirkan ibunya. Dia menjadi khawatir. Dia kemudian membuka pintu lalu bergegas menuju ruangan tempat ibunya dirawat.
Namun, saat dia tiba di ruangan itu, dia tidak menemukan ibunya di tempat tidur. Seketika, hatinya hancur. Matanya memerah dan air matanya mengalir tak terkendali.
Dia kemudian berlari sempoyongan menuju Ruangan Dokter Tony yang saat ini sedang menulis sebuah resep. Revan segera menghampirinya lalau berkata, "Dokter Tony ... Ibuku ... Dia ..."
"Revan!" Dokter Tony pun baru menyadari kehadiran Revan saat namanya di panggil, "Akhirnya kamu datang. Jangan khawatir, operasi ibumu telah di lakukan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan saat ini. Dia sedang berada di ruangan ICU sekarang.
"Operasinya sudah di lakukan?" ekspresi kebingungan nampak jelas di wajah Revan. Dia kemudian menatap Dokter Tony lalu berkata, "Terimakasih banyak Dokter. Saya berjanji, saya akan menebus biaya operasi ibu saya nanti!"
"Biaya operasi ibumu sudah di bayar!" kata Dokter Tony.
"Sudah dibayar?" seru Revan tidak percaya sekaligus terkejut.
"Kamu memiliki istri yang baik Revan!" balas Dokter Tony.
Sambil berjalan menyusuri koridor Ruma sakit dengan perasaan campur aduk. Dia bergumam, "Laura benar-benar datang untuk membayar biaya operasi ibunya."
Sesaat kemudian, dia pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Laura. telpon pun tersambung, "Laura, terimakasih banyak!"
Laura pun menjawab dengan suara dingin, "Aku pasti akan membayar biaya operasi ibumu, bahkan tanpa kamu minta. Lagi pula, kita sudah menikah. tapi Revan, aku sangat kecewa padamu. Kamu lebih memilih merelakan nyawa ibumu demi mempertahankan pernikahan yang tidak berarti ini."
Setelah itu, Laura langsung menutup telponnya, bahkan sebelum Revan sempat menjelaskan apapun.
Revan hanya tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya. "Laura, aku benar-benar punya alasan untuk hal itu!" gumamnya dalam hati.
Setelah menutup telpon, Revan kembali berjalan menyusuri koridor. Namun, tiba-tiba saja sesosok tubuh menabraknya.
Revan mendongak dan dia sangat terkejut. bagaimana tidak, orang yang menabraknya adalah Lucas. Orang yang telah mempermalukan ya beberapa waktu yang lalu. betapa kecilnya dunia ini. Gumamnya.
"Minggir!"
Lucas sangat terburu-buru, dia bahkan tidak memedulikan Revan. Lucas mendorong Tubuh Revan kesamping dan langsung bergegas kesebuah ruangan gawat darurat.
"Lucas!"
Karena penasaran, Revan mengikuti Lucas dari belakang menuju ruang gawat darurat. Namun, tiba-tiba Lucas menghilang dari pandangannya. Dia menoleh kekiri dan ke kanan namun tidak menemukan keberadaan Lucas. Kemana orang itu pergi?
Tepat pada saat itu, dia mendengar suara keributan yang terjadi di lobi lantai satu. Lagi-lagi Revan mengikuti suara keributan itu untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Persetan denganmu, apakah kamu tahu, apa yang sudah kamu lakukan?"
Di Ruang gawat darurat, seorang pria yang matanya memerah sedang menunjuk-nunjuk seorang Dokter wanita berjas putih dan mengutuknya dengan suara yang lantang.
Sementara di sampingnya terdapat seorang gadis kecil sedang terbaring lemah di atas tandu dengan kondisi sianosis. Tubuh gadis kecil itu bergetar hebat. terlihat jelas bahwa kondisi gadis kecil itu sedang di ambang kematian.
Dokter wanita itu berkeringat deras sambil terus melakukan beberapa tindakan penyelamatan. Namun sayangnya, tidak ada respon dari Tubuh gadis kecil itu.
**************