" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 32
" Sial, aku pasti sudah ketahuan. Aloe, bawa wanita itu. CEPAT!!"
Aloe bergeming, dia baru saja mendapat pesan dari Borne bahwa mereka melepaskan pekerjaan ini. Itu berarti semua perintah dari Norman tidak perlu di laksanakan.
" Ada apa ini, kok kayaknya nggak nurut nih yang satu." Alna bicara dalam hati. Dia merasa heran, orang yang bernama Aloe sama sekali tidak bergerak untuk menariknya. Yang ada pria itu malah seperti mendekat ke arahnya dengan pelan.
" Nona, aku akan melepaskan mu."
Eh?
Aloe berbisik tepat di telinga Alna yang membuat wanita itu terkejut. Dilepaskan? Berarti mereka bukan sekutu lagi? Itu lah yang dipikirkan oleh Alna.
Apa yang membuat keduanya tidak lagi bekerja sama? Apa mungkin Orang satunya berhasil ditangkap oleh Yusuf.
Alna semakin bingung dan penasaran. Namun saat ini dia tidak perlu berpikir keras lebih dulu. Hal utama yang harus dia lakukan adalah pergi dengan bebas.
Sret sret
Ikatan di kaki lah yang dilepaskan lebih dulu. Norman yang tahu langsung menatap tajam ke arah Aloe.
" Mengapa di lepas!"
" Sulit jalannya kalau tidak dilepaskan."
Aloe berkilah, dan Norman tampak tidak curiga sama sekali.
Norman tampak terburu-buru dan meminta Aloe membawa Alna pergi karena ada sebabnya. Seperti yang ia katakan tadi, bahwa dirinya ketahuan. Orang-orang yang bersama Borne tadi memberi laporan kalau Borne tertangkap. Hal itu menjelaskan bahwa saat ini Yusuf sudah tahu bahwa dia dalang dibalik semua yang terjadi.
Maka dari itu Norman bersiap untuk lari. Akan tetapi dia tida mungkin meninggalkan Alna, karena wanita itu menurutnya akan jadi sebuah perangkap bagi Yusuf.
Tapi bukankan realita terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi? Dan benar, apa yang diharapkan oleh Norman tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
Slaaap
Duagh!
Ketika ikatan kaki Alna terlepas, ia langsung mengayunkan kakinya ke arah kepala Norman.
Bruuuk!
Dan saat itu juga, Norman terjatuh pingsan. Aloe yang berada di sisi Alna tercengang. Ya dia kaget bukan main melihat apa yang baru saja terjadi di depannya. Sungguh itu secepat kilat.
" I-itu."
" Sttttt. Rahasia."
" Oke, baiklah."
Alna mengedipkan matanya ke arah Aloe sebagai tanda agar mereka menyimpan rahasia ini. Hanya dengan melihat gerakan kaki Alna, Aloe bisa tahu bahwa wanita yang mereka tangkap ini bukanlah wanita biasa. Padahal tangan Alna masih terikat, namun gerakan tubuhnya sangat mulus.
Gluph!
" Jadi, apa kita akan pergi?"
" Tidak perlu, kita cukup di sini saja sambil menunggu.
Aloe mengangguk cepat. Dia kini sedikit merinding berhadapan dengan Alna.
" Jadi siapa kalian?"
" Siapa? Aku dan Borne apa Norman?"
Alna menunjuk Aloe dan jeda sebentar lalu menunjuk Norman. Pertanyaan Alna sebenarnya cukup dipahami oleh Aloe. Tapi Aloe merasa dia sedikit tertekan dengan wajah Alna yang meskipun cantik tapi sedikit menakutkan baginya.
" Aku dan Borne seperti preman bayaran. Kami bertemu dengan Norman beberapa waktu yang lalu. Ehmm tepatnya aku juga lupa. Tapi yang pasti Norman meminta jasa kami untuk melakukan ini dan itu."
" Apa kau tahu apa Alasan Norman melakukan itu?"
" Ya, kami tahu. Katanya dia tidak suka Bosnya yang lemah. Katanya Yusuf tidak layak untuk menjadi ketua Black Hunter. Dia bilang masa mafia sebesar Black Hunter tidak melakukan apa-apa, dan cuma jual beli senjata. Kata dia, Yusuf itu mafia yang terlalu lemah karena tidak melakukan jual beli psikotropika ataupun perdagangan manusia."
Degh!
Alna sedikit terkejut mendengar cerita dari Aloe ini. Yusuf memiliki organisasi yang jauh dari kata menakutkan. Alna jadi teringat dengan neneknya, Silvya Bellona Linford.
Meskipun dia adalah keluarga tentara, namun fakta neneknya dulu merupakan seorang mafia tentu Alna ketahui. Dimana hal itu benar-benar menjadi rahasia keluarga.
Sang nenek dulu juga mafia, namun sangat anti dengan bisnis kotor. Baik itu perdagangan manusia ataupun obat-obat terlarang.
" Apa benar begitu?"
" Kalau dari cerita Norman sih memang begitu."
" Lalu soal dia yang mendanai perang itu, bagaimana ya?
Alna bertanya dalam hati. Dia sejenak menjadi ragu terhadap tuduhan itu. Namun tentu saja dia tidak bisa mengambil kesimpulan hanya dengan ucapan seseorang. Alna harus mengumpulkan bukti tentang keterlibatan Yusuf. Benar atau tidaknya itu harus diperkuat dengan bukti.
Braaak
Tap tap tap
Greeb!
Eh?
Saat ia tengah melamun karena berpikir, Alna terkejut ketika tubuhnya di dekap oleh Yusuf. Yusuf datang, dan benar saja, orang yang satunya lagi sudah ada berama Yusuf. Maka dari itu tadi Norman hendak jabur.
" Syukurlah kamu tidak apa-apa, Al. Apa kamu tahu aku sangat khawatir."
" Eh, saya nggak apa-apa Tuan. Tuh nyatanya nyawa saya masih menempel pada raga, kan?"
Niat hati ingin bercanda tapi ternyata wajah Yusuf tidak bisa diajak bercanda. Wajah pria itu sungguh tampak buruk, sorot matanya menunjukkan kekhawatiran yang besar.
Alna akhirnya bicara dengan sedikit serius, " Saya tidak apa-apa Anda tidak perlu khawatir."
Yusuf menganggukkan kepalanya. Ia lalu memeriksa semua tubuh Alna. Matanya membulat saat melihat tangan Alna rupanya masih diikat.
Yusuf pun segera melepas ikatan itu. Dan pria itu kembali geram ketika melihat kedua pergelangan tangan Alna yang merah dan bahkan sedikit lecet karena ikatan tali.
Sreet
Bugh
Bugh
Aaauchhh
Yusuf membalikkan tubuhnya, lalu menghadiahi bogem mentah kepada Aloe dan Borne. Sudut bibir mereka berdua langsung berdarah.
Semua orang tentu sangat terkejut melihat reaksi dari Yusuf.
Yusuf hendak melayangkan pukulan kembali, namun ia urung melakukannya karena ditahan oleh Alna.
" Tuan jangan! Mereka tidak memperlakukan saya dengan buruk kok. Mereka hanya melakukan perintah dari Norman."
" Cih! Kalian selamat."
Yusuf lalu melihat ke arah Norman yang sudah jatuh tersungkur. Saat tubuhnya di balik, pria itu ternyata pingsan.
" Kau yang melakukan ini?" tanya Yusuf kepada Aloe.
Aloe sedikit terlambat menjawabnya namun ia kemudian mengiyakan setelah mendapat tanda kedipan mata dari Alna.
" I-iya Tuan, saya yang melakukannya saat dia mengajak kita segera pergi."
" Bagus. Gly bawa tikus bedebah itu ke markas. Dan kalian berdua ikut aku. Aku memang akan melepaskan kalian, tapi aku akan bertanya beberapa hal lebih dulu."
Borne dan Aloe mengangguk paham. Mereka berdua dibawa oleh anak buah Yusuf yang lain.
Kini tinggal ada Yusuf dan Alna yang masih berada di tempat itu.
" Kamu sungguh tidak apa-apa?"
" Iya Tuan saya tidak apa-apa."
" Maafkan aku, maafkan aku yang tidak bisa melindungi kamu, Al."
Alna menyipitkan kedua matanya. Ia heran sekali mengapa Yusuf bersikap demikian.
" Saya sungguh tidak apa-apa. Ya sudah mari kita kembali Tuan. Ameh Aatirah pasti khawatir.
Hap
Yaaak?
Alna terkejut saat Yusuf tiba-tiba mengangkat tubuhnya. Ya, Yusuf menggendong Alna lalu membawanya ke mobil.
" Cowok ini kenapa sih? Aneh bener deh?"
TBC
gila sih setega itu sm anak sendiri. nunggu kluarga Bimo tau semuanya. pasti Boom bnget sih
so nikmatin aja..... Oce....