NovelToon NovelToon
Misteri Badik Punnawara'

Misteri Badik Punnawara'

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Romansa Fantasi / Dan budidaya abadi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Pendamping Sakti
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mia Lamakkara

Miang tidak sengaja menemukan membuka kotak terlarang milik leluhurnya yang diusir oleh keluarga seratus tahun lalu. Kotak itu berisi badik keemasan yang bila disentuh oleh Miang bisa berkomunikasi dengan roh spirit yang terpenjara dalam badik itu.
Roh spirit ini membantu Miang dalam mengembangkan dirinya sebagai pendekar spiritual.
Untuk membalas budi, Miang ingin membantu Roh spirit itu mengembalikan ingatannya.
Siapa sebenarnya roh spirit itu? Bisakah Miang membantunya mengingat dirinya?Apakah keputusan Miang tidak mengundang bencana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Lamakkara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reputasi

“ Puang Miang!.” Timang yang baru saja dibawa kembali ke aula.  

“Kamu sudah selesai sejak tadi?.”

“Ya.” I Miang bergeser memberi ruang untuk Timang.

“Apa kamu melewati lima jurus dari senior?.”

“Aku menyelesaikan waktu 1 jam.”

Timang tertegun. “Betapa hebatnya itu.” Katanya penuh kekaguman.

“ Untuk lima jurus saja, aku sudah babak belur dan hampir kehabisan energy.”

“Tidak peduli hanya beberapa jurus yang terpenting kamu lulus.” Hibur I Miang.

“Dengan begitu kamu terbebas dari masalah ibumu. Kedepannya, kamu lebih banyak berlatih saja.”

“Benar. Sekarang aku bisa memikirkan festival perahu nanti.”Kata Timang bersemangat.

“Bagaimana denganmu? Apa kamu tidak mau ikut?.” Timang menyenggol  I Miang.

“Disana kita bisa melihat banyak cowok ganteng.” Timang berbisik walaupun beberapa telinga masih bisa mendengarnya.

I Miang memberinya tatapan tak berdaya.

“Kenapa melihatku seperti itu?.”Protes Timang.

“Selama kamu belum ada ikatan pertunangan, melihat dan berkenalan dengan cowok-cowok di festival bukan hal melanggar.”

La Bulla yang ada di dekat mereka hanya bisa menggeleng-geleng melihat Timang mulai meracuni akhlak sepupu jauhnya itu.

“Setahu saya, nona –nona bangsawan telah memiliki pertunangan sejak mereka kecil. Tidak mungkin nona besar dari keluarga la Wero tidak memiliki pertunangan.” Rumani bersuara.

“Kecuali puang Miang tidak terlalu dianggap di keluarga.”

I Miang mencibir mendengar sindiran Rumani. “Orang tua kami sangat menyayangi anak-anaknya dan tidak suka memaksakan kehendak.”

I Miang tidak terlalu menyukai teman sekelasnya ini. Dia merasa Rumani ini sangat palsu dan munafik.

“kak La Topa saja belum memiliki tunangan.”

Ucapan I Miang mengundang perhatian.

“Serius?.”Jahari yang ada di dekatnya berbinar senang.

“Bahkan kalau Puang Topa belum punya tunangan, itu bukan giliranmu memimpikannya.”Guman Rumani yang masih di dengar murid lain di dekatnya.

“Harusnya bukan kamu juga yang membuat keputusan tentangnya. Kenapa kamu punya kepercayaan diri untuk berbicara tentang puang Topa?.”Puang Uri menyahut.

“Puang Uri, kamu adalah gadis yang bertunangan. Tidak pantas bagimu untuk membicarakan pria lain.” Kata Rumani lagi. “Itu bisa merusak reputasi kamu dan puang Topa.”

“Puang Miang, sebagai adik anda harusnya menjaga nama baik kakak anda bukan menggunakan nama dan reputasinya untuk meminta perhatian dari orang lain.”Rumani juga tidak lupa menegur I Miang.

I Miang menyeringai sinis. “Apa kepalamu dipukul oleh senior penguji? Kenapa kamu menjadi bodoh?.” I Miang sangat tidak menyukai gadis yang berakting berbudi luhur untuk mengkritik orang lain.

“Bahkan kalau aku membicarakan kakakku, itu tetaplah kakakku dan yang kukatakan adalah kebenaran.”

“Kalau anda mengatakan puang Topa belum bertunangan itu sama saja merusak reputasinya bahwa dia kurang mampu menaklukkan wanita.”

“Apakah menjadi aib kalau seorang pria muda tidak bertunangan? Dia jelas tidak merugikan orang lain atau melakukan kejahatan.”

“Seorang pria yang tidak terikat hubungan dengan wanita tidak selalu karena kurang mampu. Dia bisa saja mendahulukan mengabdikan diri terhadap negara atau fokus berkarir dulu. Mungkin dia belum menemukan wanita yang mendekati sempurna yang sesuai keinginannya.”

“Hanya kamu yang memiliki pikiran picik dan buru-buru mengkritik orang lain.Kalau aku adiknya tidak pantas membicarakan kakakku, lantas kamu apakah pantas?!.”

Rumani membuka mulutnya ingin membalas namun dia tidak menemukan alasan yang tetap untuk membantah I Miang.

“Rumani, kamu terlalu sibuk memasukkan hidungmu ke urusan orang lain.” Kali ini I Manna yang bicara.

“Apakah yang kamu bicarakan itu adalah gambaran dirimu sendiri? Sampai saat ini juga kamu tidak memiliki tunangan.” Beberapa hari lalu I Manna melihat Rumani pura-pura lemah untuk mencari perhatian tunangan sekaligus kekasih masa kecilnya. Untungnya, tunangannya itu bukan orang yang peka dan mengabaikan Rumani.

“lagipula kalau kamu punya banyak energy mengkhawatirkan jodoh La Topa. Kenapa kamu tidak menggunakan kelebihan energimu itu untuk mengurus dirimu sendiri apakah lulus ujian atau tidak.”

“Apa maksudmu? Aku hanya mengomentari sedikit tentang hal lain yang kalian bicarakan tapi kalian menegurku dengan sangat keras.”

“Apa kamu tidak lelah berpura-pura? Bahkan senior penguji mengatakan kalau kamu itu gadis licik.”

“Puang Manna, kamu bahkan memfitnah senior penguji. Kamu tidak takut?!.”

I Manna mendengus sinis “Kamu bisa tanyakan apakah pernyataan ku benar atau fitnah belaka.”

“Kami sudah mendengar dan melihatnya.” Noha bersuara. “Tadi, saat pulang dari toilet, kami melihatmu tersandung kearah senior penguji cowok. Senior itu  menyelamatkanmu dengan spiritualnya tapi dia mengabaikanmu. Senior cewek yang melihatmu mengatakan kalau kamu gadis yang suka bermain trik. Senior yang mengujimu praktek spiritual mengatakan kalau kamu memang gadis licik karena sudah tahu dilarang membawa senjata tapi kamu menggunakan senjata rahasia menyerangnya diam-diam.” Noha memaparkan semuanya secara gamblang.

“Aku tidak peduli dengan trikmu merayu pria.” Ye’ Impe yang selalu diam tiba-tiba menyahut.

“Melanggar aturan ujian. Rumani, kamu benar-benar tidak menganggap serius akademi zirah yang menaungimu dan tidak peduli sama sekali dengan rekan-rekanmu.” Dia terlihat marah.

“Barusan kamu mengkritik orang lain dengan dalih reputasi. Tapi kamu sendiri tidak peduli pada reputasimu, reputasi akademimu.” La Bulla ikut mengkritik Rumani.

“Ahhh…katakanlah, semut di seberang lautan dia melihatnya namun gajah di depan matanya dia buta.” Murid lain mencela.

“Ini benar-benar menghancurkan reputasi kita.”

“Lebih baik kalah terhormat daripada menang penuh kecurangan. Semboyan ini jelas milik kita para murid akademi zirah.”

Mendengar kritik dan cercaan teman-temannya, Rumani marah bercampur malu. Dia menggigit bibirnya, tangannya mengepal dan tubuhnya mulai bergetar karena emosi. Dia mengangkat pandangannya kearah I Miang yang tidak memperhatikannya.

“Kalau tadi dia tidak terlibat pembicaraan dengan I Miang, dia tidak akan menuai kritik sekeras ini dari para murid.”Pikirnya melempar kesalahan ke atas kepala I Miang.

Timang menangkap tatapan mata merah Rumani.

“Kenapa kamu melototi kami?.” Timang bertanya dengan suara keras dengan nada cemas.

“Bukan kami yang memarahimu. Bukan kami juga yang menyebabkan kamu dimarahi.”

Perhatian kesal yang lainnya kembali kearah Rumani.

“Kamu melakukan kesalahan, masihkah kamu menyalahkan orang lain?.” Puang Uri menegur Rumani.

“Jaga sikapmu! Kamu sudah mengacaukan cabang keluarga walikota. Apa kamu bangga?!.”

Puang Uri dan Rumani sebenarnya sudara dari ayah yang sama, mereka lahir dari selir yang berbeda. Ayah mereka adalah adik kedua walikota. Puang Jumi sendiri adalah anak selir dari saudara ketiga walikota. Meskipun mereka semuanya anak selir, Puang rumi dan Puang Jumi diberi gelar kebangsawanan kelas rendah dan Rumani sama sekali tidak dapat gelar.

Itu karena ibu Rumani adalah kerabat yang dibantu untuk ditampung sementara karena menjadi korban bencana alam namun dia membuat trik sehingga bisa tidur dengan  tuannya. Dia bahkan pergi ke kamar istri sah membuat keributan untuk mendapat gelar. Saat itu, istri sah berlapang dada memberinya gelar selir tapi tuan sendiri tidak sudi memberinya posisi selir. Hanya diangkat menjadi pelayan kamar tidur.  Ibu Rumani bahkan datang ke walikota untuk meminta status karena mengandung. Adik walikota bersikeras akan memberinya gelar kalau dia melahirkan anak laki-laki. Karena dia melahirkan anak perempuan, statusnya naik dari pelayan tempat tidur menjadi gundik atau wanita tuan. Status ini lebih rendah daripada selir biasa.

Walaupun mendapat hak yang sama sebagai anak untuk pergi kesekolah yang sama dengan puang Uri, saudara tirinya, Rumani tidak perna mendapat perhatian ayahnya. Puang Uri bahkan diadopsi istri sah sebagai puteri sah. Istri sah hanya melahirkan dua putra. Dengan begitu, puang Uri berhak menikah dengan pria dari kalangan bangsawan atau pejabat.   

 

1
Irul Munawirul
calabai=banci🤪😆 semangat daeng
kutu
Luar biasa
Sribundanya Gifran
lanjut
ladia120
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Suzanne Milla
Gemes deh!
Mưa buồn
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!