Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata Dia calon istriku.
"Sedang apa sayang, kelihatannya serius banget??." Tanya Reza yang baru saja memasuki pintu kamar, saat melihat Tasya yang tengah sibuk mengutak ngatik sebuah laptop.
"Ini loh mas, kayaknya laptopnya rusak deh, soalnya dari tadi nggak mau nyala." jawab Tasya yang masih sibuk dengan laptop tersebut.
"Coba sini mas lihat!!." ujar Reza mendekat ke arah Tasya yang sedang duduk di sofa, dengan sebuah laptop di tangannya.
"Kayaknya laptopnya terkena virus, makanya nggak mau nyala." jawab Reza usai memastikan kondisi laptop tersebut.
"Yah,,,." ujar Tasya yang terlihat sedikit kecewa.
"Jangan sedih gitu sayang!!! besok biar mas ganti sama yang baru." ujar Reza mencoba menghibur kekecewaan sang istri.
"Bukannya gitu mas,hanya saja laptop ini laptop pertama yang Tasya punya, apalagi ini pemberian dari kawan Tasya ketika sekolah dulu." jawaban Tasya cukup membuat Reza mengerti, mengapa kekecewaan terukir di wajah istrinya, saat mengetahui laptop tersebut rusak karena terkena virus.
"Kalau begitu besok kita akan membawa laptop kamu untuk di cervis." mendengar penawaran suaminya, Tasya mengangguk.
Sementara Reza dengan seribu ide nakal miliknya, kembali mencoba menggoda istrinya, dengan alasan imbalan.
"Seneng nggak, kalau laptopnya akan di servis besok??." pertanyaan Reza kembali di jawab anggukan serta senyuman manis oleh Tasya.
"Kalau seneng, boleh dong mas minta sesuatu sebagai imbalan." ujar Reza dengan tatapan genit.
"Mas bisa aja ya, belum juga di servis laptopnya udah minta imbalan. memangnya mas mau minta imbalan apa sih dari Tasya?? mas Reza kan sudah punya segalanya." jawab Tasya pura pura tidak paham dengan maksud sang suami.
"Mas ingin meminta sesuatu, yang hanya bisa di berikan oleh wanita yang berstatus istri sah mas." ucapan Reza membuat Tasya tak mampu lagi menahan senyum di bibirnya.
"Mas genit banget sih." ujar Tasya ketika jemari Reza sudah mulai memasuki kaos yang tengah di kenakan Tasya, sembari mengecup lembut punggung leher Tasya, yang saat ini sudah berada di pangkuannya.
"Wangi banget." ujar Reza saat mencium aroma tubuh istrinya.
"Sangat menggoda." lanjut Reza, tersenyum penuh arti, kemudian menggendong tubuh Tasya menuju ranjang.
"aaarrrggghhh." erang Tasya ketika Reza memberikan, gigitan kecil di leher jenjang miliknya, ketika Reza telah merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Mas,,,," ujar Tasya.
"Hemmt." sahut Reza yang masih sibuk dengan aksinya.
"Memangnya mas sudah siap menjadi seorang ayah??." pertanyaan Tasya, sontak membuat Reza menghentikan sementara aktivitasnya, yang saat ini tengah menindih tubuh Tasya, dengan lengan kekarnya sebagai penyangga.
"Sayang,,,, di saat mas mengambil sesuatu yang menjadi hak mas sebagai suami, di saat itu pula mas siap menjadi seorang ayah untuk anak anak kita." jawaban Reza membuat Tasya terharu, hingga tanpa sadar buliran bening lolos di sudut mata indahnya.
"Jangan menangis dong sayang!!! gimana mau jadi mommy kalau masih cengeng gitu." ledek Reza sembari mengusap lembut air mata istrinya.
"Mas bisa aja." ujar Tasya kemudian kembali mengukir senyum di bibirnya.
Beberapa saat kemudian, ketika melihat istrinya yang mulai relax, Reza kembali mengutarakan keinginan hatinya yang tadi sempat tertunda.
"Gimana, mas boleh lanjut nggak nih??." pertanyaan sekaligus godaan Reza membuat wajah Tasya merona merah, walaupun ini untuk kesekian kalinya mereka melakukan hubungan suami istri, tapi Tasya tetap saja masih terkesan malu malu, jika Reza terang terangan meminta izin padanya untuk melakukan itu. dengan wajah yang masih merah merona, Tasya mengiyakan pertanyaan Reza dengan anggukan.kemudian di sambut senyuman penuh arti dari sang suami.
Dari bibir cantik Tasya yang terlihat begitu menggoda, ciuman Reza turun keleher, hingga sampai ke pay*d*ra Tasya. puas melakukan pemanasan, Reza membalik posisi, hingga saat ini Tasya yang berada di atas tubuh kekarnya.
"Mas ingin merasakan bagaimana rasanya, jika istri mas yang memegang kendali." ujar Reza lirih di telinga Tasya, sementara Tasya yang sudah merasakan panas hampir di sekujur tubuhnya akibat pemanasan hebat suaminya, mencoba membuang jauh jauh rasa malunya, karena bagaimana pun menurut Taysa, Reza adalah suami sahnya, jadi apalagi yang harus ia malukan.
"Aaarrrggghhh." Tasya mengerang, ketika Reza melakukan penyatuan dengan posisi istrinya duduk di atas tubuh kekarnya. dengan gerakan yang masih sedikit kaku, Tasya mencoba untuk mengendalikan permainan mereka malam ini. dengan bantuan suaminya, Tasya mulai pandai melakukan itu, hingga permainan mereka mencapai empat puluh menit.
"Lebih cepat sayang!!." seru Reza lembut, ketika melihat sang istri sudah puas hingga mencapai puncak berkali kali.
"Aaaarrrrggghhh." tiba saatnya Reza yang mengerang akibat kenikmatan, saat lahar panas miliknya telah memenuhi rahim istrinya. untuk beberapa saat Tasya terkulai lemas di atas tubuh kekar sang suami, akibat kelelahan.
"You are the best baby." bisik Reza lembut tepat di telinga Tasya, sebelum membantu merebahkan tubuh Tasya di samping lalu memeluknya. karena kelelahan dengan permainan panas mereka tadi, keduanya pun terlelap hingga pagi hari.
***
Keesokan harinya di perusahaan tempatnya magang, Vina mencoba menghindari Doni dengan harapan, lembur yang di katakan Doni kemarin tidak akan di dengarnya lagi hari ini. karena bagaimanapun ia tidak bisa lagi mangkir dari ajakan mamanya, untuk menghadiri acara teman mamanya itu.
"Kenapa,,, kamu sengaja menghindar dari saya??." suara barathon tersebut mengejutkan Vina, yang tengah makan siang di kantin.
"uhuk,,, uhuk,,, uhuk,,,." Vina tersedak saking kagetnya, mendengar suara yang sebenarnya, sejak pagi tadi di hindarinya.
"Makanya kalau makan itu, jangan kayak di kejar setan!!." Doni saat ini sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan Vina, hanya ada sebuah meja yang menjadi pembatas keduanya.
"Bagaimana anda bisa ada di sini tuan??." Ujar Vina, karena memang tidak biasanya seorang Doni Wijaya, makan siang di kantin perusahaan.
"Kenapa, apa ada yang salah jika saya ada di sini?? ini perusahaan saya jadi terserah saya, mau kemana saja yang saya inginkan." cetus Doni dengan santainya.
"Tidak,,, Bukan begitu maksud saya tuan, bukankah anda tidak terbiasa makan di kantin??." pertanyaan sekaligus sindiran dari Vina membuat Doni tersenyum penuh arti.
"Saya memang sengaja buang waktu ke sini, hanya untuk mencari keberadaan pegawai magang yang bodoh itu untuk membantu saya lembur malam ini." Doni terus mengerjai Vina, mengingat dulu dengan seenaknya Vina pernah marah marah padanya.
"Maksud anda saya tuan??." selidik Vina.
"Jadi menurut kamu siapa lagi pegawai magang yang cukup bodoh selain kamu di perusahaan ini??." cetus Doni.
"Sialan nih om om, aku di katain bodoh." bathin Vina.
"Cepat selesaikan makan siang kamu, lalu ikut ke ruangan saya." seru Doni, sebelum melangkah meninggalkan Vina yang masih tertegun.
"Dasar om om brengsek." umpat Vina sembari menghentakan kakinya ke lantai, ketika melihat Doni sudah melangkah jauh darinya.
Setibanya di ruang kerjanya Doni menarik napas panjang, ketika melihat seseorang meneleponnya.
"Baik, Nyonya besar pasti, nggak mungkin Doni sampai lupa." hanya Satu kalimat yang terlontar dari mulut Doni ketika menjawab telepon tersebut, sebelum kembali memutuskan sambungan telepon, ketika seseorang tengah mengetuk pintu ruangannya.
"Masuk!!." seru Doni.
"Kenapa wajah kamu lecek seperti itu??." cetus Doni ketika melirik ke arah Vina.
"Nggak apa apa kok tuan." jawab Vina berbohong, karena sesungguhnya ia memang sedang kehilangan mood. sebab ketika hendak meninggalkan kantin tadi, tiba tiba pesan dari mamanya masuk ke ponsel miliknya.
"Vin, jangan sampai lupa, pulang lebih awal!!." bunyi pesan mamanya di ponsel Vina. tanpa membalas pesan dari mamanya, Vina segera melanjutkan langkahnya menuju ruang DIRUT.
Setelah berpikir panjang akhirnya Doni memutuskan untuk membatalkan lembur mereka untuk hari ini, karena ia harus pergi memenuhi janjinya.
"Vin, hari ini kamu boleh pulang tepat waktu!!." seruan Doni bagaikan angin surga di telinga Vina.
"Yang benar tuan??." ujar Vina sumringah.
"Pendengaran kamu masih baik baik saja kan??." cetus Doni.
"Baiklah kalau begitu tuan." jawab Vina kesal kemudian bergegas merapikan tasnya untuk segera meninggalkan perusahaan, berhubung saat ini waktu telah menunjukkan pukul lima sore.
"Saya duluan tuan." Vina berpamitan pada Doni, sebelum pergi meninggalkan ruangan kerja atasannya.
Usai mendapat izin pulang tepat waktu dari Doni, Vina bergegas kembali ke rumah, sebab tidak ingin dunia serasa akan runtuh jika mendengar ocehan mamanya. setibanya di rumah, bagai bunyi petasan rentetan kalimat yang keluar dari mulut sang mama.
"Buruan siap siap Vin, bentar lagi acara syukuran di rumah tante Farah bakal di mulai!!." seruan dari mamanya menjadi kalimat penyambut bagi Vina, yang baru saja memasuki pintu utama.
"Iya ma,,, sabar bentar, baru juga nyampe." jawab Vina.
"Mama kan sudah bilang sama kamu, pulang lebih awal, terus kenapa kamu pulang udah sore kayak gini." cetus mamanya yang sudah siap dengan gaun pesta lengkap dengan tas brand miliknya.
Tanpa menjawab lagi perkataan mamanya, Vina segera ke kamarnya untuk siap siap, setelah kurang lebih setengah jam Vina sudah siap dengan mengenakan long dress berwarna maroon dengan belahan samping depan sebatas paha, sehingga sedikit memperlihatkan paha Vina yang putih bersih. Vina terlihat begitu cantik dan fresh sesuai dengan usianya yang masih menginjak 20 tahun.
"Cantik banget anak mama." puji Nyonya Vera, yang takjub dengan penampilan putrinya.
"Mama bisa aja mujinya." Vina tersenyum ke arah mamanya.
"Tapi itu kenyataan sayang, kamu benar benar cantik dengan penampilan seperti ini Vin. coba kalau setiap hari kamu dandan kayak gini, nggak sibuk mengenakan celana jens kamu itu, pasti semua pria di kota ini bakalan tergila gila sama kamu." Ujar mamanya tersenyum. Sementara Vina yang mendengar pujian sekaligus sindiran dari sang mama hanya tersenyum seraya menggeleng.
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, Vina yang menyetir sendiri mobil mewahnya yang berwarna merah, tiba di kediaman tante Farah. acara yang bertemakan outdoor tersebut terlihat cukup meriah, di hadiri rekan kerja serta kolega dari suami tante Farah. Vina yang hendak turun dari jagoan merahnya tersebut, sontak menjadi perhatian beberapa pasang mata yang lebih dulu hadir di sana. tak sedikit mata yang menatap kagum pada Vina, dari ujung kaki hingga ujung rambutnya yang terurai sebahu.
"Wah,,, cantik sekali gadis itu." ucap salah seorang pengusaha tampan yang hadir di acara tersebut.
"Kalau gua punya pacar secantik itu, masak telor ampe gosong, kompor yang gua salahin." Ujar salah seorang pria lainnya.
Mendengar percakapan kedua sahabatnya yang tengah mengagumi kecantikan seseorang, membuat Pria yang paling tampan di antara tiga pria tadi menoleh ke arah sahabat sahabatnya.
"Kalian berdua emang ya, nggak bisa lihat yang ben_" ucapan Doni terhenti ketika tidak sengaja menoleh ke arah Vina, yang baru saja turun dari jagoan merahnya.
"C-a-n-t-i-k." satu kata yang terlintas di benak Doni, ketika tidak sengaja menoleh ke arah Vina.
"Tuh kan,,, loe aja sampe terkesima gitu Don." ledek salah seorang pria bernama Hendra yang merupakan salah seorang sahabat Doni, saat melihat Doni masih bengong menatap ke arah gadis cantik itu.
"Iya nih." timpal Heru, yang juga merupakan salah seorang sahabat Doni, dan juga berprofesi sebagai Dosen Vina di kampus.
"Apa apaan sih loe." ujar Doni seraya memalingkan pandangannya dari Vina, Karena penampilan Vina yang terbilang cukup berbeda dengan penampilannya sehari hari membuat Heru serta Doni pangling padanya.
Sementara Tante Farah yang menyadari kedatangan calon besan serta calon menantunya, segera menyambut keduanya dengan senyum sumringah.
"Kirain kamu nggak jadi datang Vera?? Sayang kamu cantik banget sih, anak tante pasti klepek klepek sama kamu." ujar Tante Farah pada sahabatnya, kemudian beralih pada Vina.
"Tante bisa aja." Vina seraya tersenyum canggung namun masih terlihat cantik.
"Jadi dong masa nggak jadi, hari ini kan hari penting juga buat kedua keluarga kita." timpal nyonya Vera membuat Vina diam karena tidak begitu paham dengan maksud perkataan mamanya. sementara dari kejauhan sepasang mata terus menatap ke arah mereka.
"Siapa gadis itu, mengapa ia terlihat akrab dengan mama?? apa aku pernah bertemu sebelumnya dengannya, mengapa wajahnya sepertinya tidak asing bagiku??." berbagai pertanyaan melintas di pikiran Doni saat ini, hingga kedatangan seseorang dari arah belakang mengejutkan lamunan Doni.
"Kayaknya gadis itu akrab deh sama nyokap loe Don, apa dia anak dari rekan bisnis keluarga loe?? , kalau benar jangan lupa dong kenalin ke kita!!." Ujaran Hendra yang kemudian di angguki oleh Heru tersebut membuat Doni berdecak kesal.
"Chhh." gila loe pada,,, emang nggak bisa ngelihat yang bening dikit, kalau pun dia anak rekan bisnis bokap gue, nggak akan gue kenalin ke elo berdua." cetus Doni.
"Siapa gadis itu, mengapa wajahnya seperti tidak asing bagiku??. apa aku pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya??." bathin Doni penasaran.
Sementara dari kejauhan Vina yang tak sengaja melihat keberadaan Doni, melangkah mendekat ke arah Doni.
"Mengapa gadis itu berjalan ke sini??." gumam Reza ketika langkah Vina semakin dekat ke arahnya.
"Jadi perusahaan tuan juga bekerja sama dengan perusahaan milik suami tante Farah??." suara cempreng yang begitu familiar di telinga Doni, menyadarkannya bahwa sosok gadis yang tadi sempat menjadi pusat perhatian banyak orang, adalah salah seorang pegawai magang di perusahaan miliknya, yaitu Vina.
"Vina, kamu beneran Vina??." selidik Doni seraya mendekatkan wajahnya pada Vina.
"Iya tuan, memangnya siapa lagi?? emangnya tadi tuan nggak ngenalin saya gitu?? ." Ujar Vina.
"Habisnya kamu dandanannya kayak ondel ondel gitu, mana bisa saya mengenali kamu." sahut Doni berbohong.
"Masa iya sih tuan dandanan saya kayak ondel ondel?? padahal kata orang, saya cantik banget loh tuan hari ini." ujar Vina cengengesan.
"Memangnya orang buta mana yang bilang kamu cantik??." cetus Doni, yang sesekali melirik ke kagum akan kecantikan Vina.
"Tante Farah." jawab Vina seraya menatap ke arah tante Farah yang sedang berbincang dengan beberapa orang sahabatnya, termasuk nyonya Vera, mamanya Vina.
"Haaaah, jadi mama saja perempuan bilang dia cantik, pantes saja cecunguk dua tadi terkesima melihat kecantikan Vina." bathin Doni.
"Apa kamu datang sebagai perwakilan dari tuan Admaja??." tanya Doni, yang mengira Vina datang sebagai perwakilan Admaja group, untuk menghadiri pesta peresmian cabang perusahaan milik keluarga Wijaya.
Mendengar pertanyaan Doni, Vina sontak menarik napas panjang dan menghembusnya kasar.
"Bukan, bukan mas Reza yang meminta aku datang ke sini, tapi Mama yang meminta aku untuk ikut dengannya" Jawab Vina lesu.
"Eh,,, tuan, apa anda juga mengenal putra tante Farah, yang katanya pengusaha muda itu??." ujar Vina dengan nada selidik.
"Heeemmmt." sahut Doni singkat.
"Hissstttt." Vina bergidik geli bercampur jijik, ketika mengingat sosok pria yang di sangkanya anak tante Farah, saat di cafe tempo hari.
"Ngapain kamu kayak jijik gitu??." selidik Doni, ketika melihat Vina bergidik geli.
"Tuan,,,saya tidak menyangka jika wanita secantik tante Farah, punya anak modelnya kayak gitu." ucapan Vina sontak mengerutkan kening bingung.
"Apa maksud kamu??." Ujar Doni.
"Maaf ya tuan, bukannya aku menghina, tapi anaknya tante Farah itu loh,,,." Ujar Vina dengan nada bete.
"apa kamu sudah pernah bertemu dengan anaknya tante Farah??." mendengar rentetan pertanyaan Doni, membuat Vina menggeleng.
"Kalau belum pernah bertemu, mengapa kamu berpikir yang tidak tidak tentangnya??." lagi lagi Doni memberikan pertanyaan pada Vina.
"Aku pernah melihat seorang pria ketika di cafe tempo hari, dan menurut ciri ciri serta pakaian yang ia kenakan, sangat mirip dengan yang di katakan mama saya tuan. jadi, aku yakin tuan pria itu anaknya tante Farah." jawab Vina, yang masih yakin dengan dugaannya.
"Jadi, gadis yang selama ini di maksud mama sangat dekat denganku, dia bahkan bekerja di perusahaanku." batin Doni serasa tak percaya.
Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like, koment serta Vote. agar author lebih semangat lagi nulisnya ya my readers,,, 😘😘😘😍😍😍🙏🙏🙏🙏
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak