NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: tamat
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat / CEO / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Penampilan Baru

Aisyah berjalan menuju rumah Mama Nur, dengan senyum penuh di wajahnya. Dia sudah beberapa kali mengunjungi Mama Nur sejak pertama kali bertemu, dan setiap hari dia merasa semakin akrab dengan ibu Alby yang ramah itu.

Kemarin Mama Nur menghubungi Aisyah dan memintanya main ke rumah. Dari Alby, dia tahu kalau wanita itu sedang libur.

Saat Aisyah tiba di rumah Mama Nur, dia disambut dengan hangat oleh ibu yang baik hati itu. "Aisyah, Sayang! Selamat datang!" ucap Mama Nur dengan senyum lebar.

Aisyah membalas senyum Mama Nur dan memeluknya erat. "Selamat pagi, Mama. Apa kabar, Mama?" tanya Aisyah dengan suara yang ceria.

Mama Nur membalas pelukan Aisyah dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Mama sehat, Mama senang sekali kamu bisa main ke sini, Aisyah. Mama berencana membuat kue hari ini, dan butuh bantuanmu," ujar Mama Nur dengan mata yang berbinar.

Aisyah tersenyum dan mengangguk. "Aku juga suka membuat kue, Ma! Aku akan membantu Mama membuat kue yang lezat," balas Aisyah dengan suara yang antusias.

Mama Nur lalu mengajak Aisyah ke dapur. Dia mengeluarkan semua bahan yang ada di kulkas. Kemarin dengan bibi, wanita paruh baya itu membelinya di supermarket.

Aisyah dan Mama Nur membuat kue yang lezat dan aroma harumnya memenuhi rumah. Mereka berdua tertawa dan bercanda sambil membuat kue, dan Aisyah merasa sangat nyaman dan bahagia di rumah Mama Nur. Dia merasa memiliki keluarga lagi.

"Terima kasih, Ma! Aku sangat senang bisa membuat kue bersama Mama," ucap Aisyah saat mereka telah selesai membuat kue.

Mama Nur membalas senyum Aisyah dan memeluknya erat. "Mama juga senang sekali, Aisyah. Kamu sudah mama anggap seperti anak sendiri," balas Mama Nur dengan suara yang penuh kasih sayang.

Aisyah merasa hatinya penuh dengan cinta dan kasih sayang saat berada di rumah Mama Nur. Dia tahu bahwa dia sangat beruntung memiliki ibu Alby yang begitu baik hati dan ramah.

Mama Nur tiba-tiba memandangi Aisyah dengan dahi berkerut. Dia baru menyadari ada yang berbeda dengan penampilan wanita itu. Tadi dia terlalu fokus untuk membuat kue sehingga tak begitu perhatian.

"Ma, ada apa?" tanya Aisyah, melihat Mama Nur yang memandangi dirinya tanpa kedip.

"Mama baru sadar, kalau kamu hari ini mengenakan hijab. Tak seperti biasanya," ujar Mama Nur. Dia masih terus memperhatikan penampilan Aisyah. Dimatanya gadis itu tampak makin cantik.

"Kemarin aku tiba-tiba berpikir untuk mencoba berpakaian sesuai agama, Ma. Telah banyak dosa yang aku lakukan. Meninggalkan kewajiban juga," ucap Aisyah dengan menunduk.

Aisyah teringat perbuatannya dulu dengan Ammar yang hingga berbuah calon bayi di perutnya. Banyak dosa yang dia lakukan. Kemarin saat melihat salah satu ceramah ustad di media sosial, dia jadi ingin merubah penampilannya.

Mama Nur memandang Aisyah dengan tatapan yang penuh kasih sayang dan penuh pengertian. "Aisyah, kamu tidak perlu menunduk dan merasa bersalah begitu. Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya sendiri, dan kita semua memiliki kesalahan dan kekurangan. Yang penting adalah kamu ingin berubah menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhanmu. Kamu telah menyadari kesalahanmu dan ingin berubah, itu sudah menjadi poin tersendiri," ucap Mama Nur dengan suara yang lemah lembut.

Aisyah mengangkat wajahnya. Air mata tak bisa dia bendung lagi. "Terima kasih, Ma. Aku merasa sangat bersyukur bisa kenal dan dekat dengan Mama. Aku seperti memiliki seorang ibu lagi," balas Aisyah.

Mama Nur membalas dengan senyuman dan memeluk Aisyah erat. "Mama akan selalu mendukungmu, Aisyah. Dan Mama percaya bahwa kamu akan menjadi orang yang lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhanmu," ungkap Mama Nur dengan suara yang penuh kasih sayang.

Aisyah merasa hatinya sedikit lebih lega setelah berbicara dengan Mama Nur. Dia tahu bahwa dia masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki, tapi dengan dukungan Mama Nur, dia merasa lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan hidupnya.

Setelah jam menunjukan pukul tiga sore, akhirnya Aisyah pamit. Dia mau mampir ke butik membeli baju buat ke kantor. Selain karena kehamilannya yang makin membesar, juga karena dia telah memakai hijab. Tak mungkin memakai baju yang lama lagi.

**

Pagi harinya, Aisyah bersiap pergi ke kantor. Telah satu minggu dia tak masuk kerja. Kemarin Alby mengatakan hari ini dia juga masuk kerja lagi.

Aisyah kembali mematut dirinya di cermin. Dia memakai gamis yang cukup stylish sesuai untuk wanita kantoran. Merasa penampilannya sudah pas, barulah dia keluar kantor.

Taksi online yang Aisyah pesan, telah menunggu. Dia langsung masuk dan meminta supir untuk segera menuju kantor.

Sampai di kantor, Aisyah langsung menuju lantai dua, tempat ruang kerjanya dan Alby. Saat baru menginjak lantai dua, dia bertemu Luna dan dua orang rekan kerja lainnya.

"Enak ya kalau bisa jual diri sama atasan. Bisa libur bareng," ucap Luna.

"Kamu bicara apa, Luna?" tanya Aisyah. Dia tak mau menanggapi ucapan wanita itu.

Luna memandangi Aisyah dari ujung rambut hingga kaki. "Oh, jadi sekarang kamu memakai hijab, merubah penampilan untuk menutupi kebusukan kamu?"

Dua teman Luna lainnya tampak mencubit lengannya pelan. Sepertinya takut dengan apa yang wanita itu ucapkan.

"Luna, apa kamu tak takut jika dia mengadu dengan Pak Alby?" tanya salah seorang dari mereka dengan berbisik.

Wajah Luna sudah memerah menahan marah. Sepertinya dia sudah tak peduli dengan ucapan temannya itu.

"Apa maksud ucapanmu itu, Luna? Jangan asal bicara!" seru Aisyah. Dia sadar jika dirinya bukan wanita baik-baik. Namun, membawa nama Alby, tak bisa dia terima. Pria itu sudah terlalu baik, dan dia tak akan tinggal diam jika ada yang ingin menjatuhkan namanya.

"Apa namanya jika tidak jual diri? Apa kau pikir aku tak tau kalau selama ini kau dekat dengan bos. Kau selalu pulang dengannya, ke apartemen miliknya. Pasti kalian sudah tinggal bareng. Hingga hamil anaknya!"

Aisyah menarik napas dalam. Dia tak tahu harus berkata apa. Takut jika terbawa emosi.

"Kau tidak tau apa-apa, Luna! Aku dan Pak Alby hanya ...."

Belum sempat Aisyah meneruskan ucapannya, Mayang menarik tangannya dan meminta gadis itu mundur. Tanpa di duga, sekretaris Alby itu mengangkat tangannya dan menampar pipi kiri Luna dengan keras.

"Ini untuk mulut lancang'mu!" seru Mayang.

Belum sempat Luna berpikir, kembali tamparan mengenai pipi kanannya. "Ini untuk tuduhan tanpa bukti!"

Luna merasakan pipinya memanas. Keduanya terasa sakit. Dia juga dapat merasakan darah segar keluar dari sudut bibirnya. Luna memandangi wajah Mayang dengan tatapan tajam.

"Apa ...? Kau tak terima? Ini baru hadiah dariku, belum dari Pak Alby. Dia bisa menuntut'mu dengan pencemaran nama baik. Lagi pula kau sudah keterlaluan, selama ini kau telah mengekori atasanmu. Mencampuri urusan pribadinya," cecar Mayang dengan suara yang mulai meninggi.

Dua rekan kerja yang tadi bersama Luna perlahan berjalan mundur. Sepertinya mereka tak mau ikut campur. Apa lagi mereka melihat kedatangan Alby.

Alby menatap heran pada mereka bertiga. Matanya tak berkedip saat melihat Aisyah yang saat ini sedang mengenakan hijab. Namun, beberapa saat kemudian dia tersadar.

"Ada apa ini?" tanya Alby.

1
Fatmawati Masita
menuju puncak kenikmati yg blm pernah dia rasakan....apa bersama Aisya tdk nikmat yaaaaa
Lita Pujiastuti
pangkat sersan merasa sdh hebat... mknya mutusin Aisyah .. trs skrg ngancZm Aisya.... cih. gitu deh jadinya... dimutasi... untung gk dipecat...
Lita Pujiastuti
Sidah tahu Alby bukan orang sembarangan... eehhh... cari perkara...
Lita Pujiastuti
Rasain luh ..
Lita Pujiastuti
mana bisa nama belakang Zavier namamu, ko Mar. nikah jg ngga ... mimpi keles...
Lita Pujiastuti
Makanya... jadi laki² jgn plin plan
sdh mutusin ninggalin Aisyah dan nikah sama Mia... ya udah.. lupakan Aisyah.
Lita Pujiastuti
Puas..... Aisyah selalu jujur dg suaminya, koMar... sdgkan kamu... slintutan sm istri.....
Lita Pujiastuti
Sudah dulunya sering ngutang sm Aisyah... cowok nacam apa kamu ..

sepertinya setiap wanita yg deket dg Ammar selalu byk berkorban... mia pun jg sama
Lita Pujiastuti
Gak inget apa, kamu yg mutusin Aiayah, koMar .. dan ibunmu jg mengancam Aisyah. Saat Aisyah tahu dirinya hamil, kamu sdh nikah dg Mia.
lagi pula jika kamu laki² bertanggung jawab, hamil gk hamil harusnya kamu tetap menikahi Aisyah krn kamu sdh merenggut kagadisannya... klo gk ada hukum sdh tak bunuh tuh si koMar
..
Lita Pujiastuti
Hubungi Mia, agar dia jg datang di cafee tempat ketemu Ammar, Sya... biar dia diamuk sm Mia ..
Lita Pujiastuti
Aku yakin, Alby pasti mwnyuruh Aisyah angkat telp. Lebih baik Aisyah temui Ammar lalu selesaikan apa maunya. trs akhiri dg tegas. Lagi pula Ammar gk ada hak dg Zavier, krn itu anak di luar nikah. Kalau Ammar menyakahkan knp gk bilang klo hamil. Blg dg jujur klo Aiayah tahu hamil stlh diputusin, dan wkt itu Ammar ash nikah dg Mia lagi pula Aiayah sdh janji gk akan menghubungi Ammar lg. apalagi wkt itu jg diancam sm bu Rida
Lita Pujiastuti
Aisyah harusnya memahami Alby. Bagaimanapun di sdh jujur mengatakan walau setelah menikah... lalu apa bedanya jujur dr dulu atau sekarang... sama aja kan .. yg penting akhirnya akhirnya mau cerita
Lita Pujiastuti
Jujur pd Aisyah sebelum dia tahu dr Ammar. itu lebih baik Alby .. dan lapor kan Ammar ke atasannya kalau dia mengganggu keluargamu. karena masih ingin menemui istinya krn mantannya punya anak dihamili oleh Ammar sblm menikah... biar dia malu krn melanggar sumpah prajurit
Lita Pujiastuti
Itu yg dimaksud Alby wkt bicara sm Aisyah bhw dia tak sebaik yg Aisyah pikirkan. dan meminta jika suatu saat tahu ttg dirinya, minta diberi kesempatan utk menjelaskan dan jgn meninggalkannya
Lita Pujiastuti
Ternyata hatimu semakin bengis, koMar... dulu kau sia²kan Aiayah. Sekarang kau akan menghancurkan rumah tangga Aisyah. Menjatuhkan Alby sama saja dg menghancurkan Aisyah .. piliranmu itu lhoo... di mana ..
Lita Pujiastuti
penderiataan Aisyah wkt kamu putusin trs ketika sadar hamil anakmu . hancur lebur, Mar Komar....
sekarang ngaku Zavier anakmu... gk nyadar apa... ngurus sejak hamil sampe lahir aja ngga....
Lita Pujiastuti
Menjadi TNI suka macam² laporin komandannya, bisa habis tuh ..
Lita Pujiastuti
Dasar Ammar plin plan, sdh mutusin hub dg Aisyah. eh.... sama Mia jg setengah². Kamu menyakiti dua²nya.... hatimu bengis, Marto...
Maa Yanti Maa Yanti
dsaaar s amarr cowo brengsekkk
Lalisa
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!