Shasy yang sudah menjalani pernikahannya selama dua tahun,harus menabahkan hatinya saat sang mertua dan kerabat menghinanya Mandul. Karena keadaan yang membuatnya stres dan merasa tersakiti. Sashy yang sedang kalut dan rapuh memilih untuk bersenang-senang bersama temannya. Hingga dirinya terjebak dengan pria yang membuatnya melampiaskan amarah dan kecewanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Mata Arga menatap mamanya dengan seksama, menatapnya penuh akan keingintahuan.
"Tergantung kekurangan dalam hal apa? Jika kekurangan itu bisa ditutupi maka tidak masalah. Hanya saja Mama tidak bisa menerima wanita yang-" Mama Arga menjeda ucapanya menatap putranya dengan tatapan penuh kasih. "Mama tidak bisa menerima wanita yang tidak menghargai pernikahan. Mama tidak mau kamu salah memilih pendamping hidup." Terang Mama Arga.
Arga tersenyum, "Arga ngak salah pilih Mah, hanya saja-" Arga terdiam kepalanya sedikit menunduk dengan tangan mencekram gagang gelas. "Hanya saja dia masih istri orang lain."
"Apa!"
Wajah Mama Arga begitu syok dan tegang. bibirnya terasa kaku saat ingin mengatakan sesuatu.
"Hanya menunggu sedikit waktu, untuk mereka berpisah." Lanjutnya lagi sambil menyesap kopinya.
"Arga! Kamu terlibat merusak rumah tangga orang lain!" Pekik mamanya dengan suara lantang.
Arga membulatkan kedua matanya, melihat wajah mamanya yang tampak marah.
"Bu-bukan Mah." Arga bingung dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Bagaimana ini, apa dia harus menjelaskan dari awal?
...
Ceklek
Sashy mendongak saat pintu ruangannya terbuka, Arga muncul dengan membawa sesuatu di tangannya.
"Aku pikir kamu tidak kerja?" Ucapnya sambil menggeser kursi duduknya dan Arga berdiri didepannya.
"Mama pulang, jadi aku terlibat obrolan lebih dulu." Balas Arga tersenyum, tangannya mengulurkan sesuatu pada Sashy. "Untuk kamu."
"Apa ini?" Sashy menerimanya, dan melihat isinya. Bibirnya tersenyum lebar, kepalanya mendongak menatap Arga yang masih berdiri menjulang di depannya. "Kamu tahu aku sangat menginginkan ini?" Katanya dengan kedua mata berbinar senang.
"Em, kamu berbeda dari yang lain. Jika wanita lain suka berburu barang branded dan lainnya. Tapi kamu suka berburu makanan." Arga terkekeh.
Sashy mengerucutkan bibirnya, "Ini yang lagi viral, kalau saat pulang kantor sangat ramai aku ngak bisa nunggu, karena batas kesabaran ku setipis tisu dibelah sepuluh." Katanya dengan nada yang cukup membuat Arga gemas.
"Ya..yaa.. sekarang sudah dapatkan. Makanlah." Arga mengusap kepala Sashy membuat wanita itu tersenyum manis.
"Aku buatkan sarapan, tapi kamu datangnya kesiangan." Sashy menunjukan kotak makan yang ia bawa kembali ke ruangannya, takut-takut kalau Arga tidak datang.
"Kalau begitu kita makan bersama, kebetulan aku sudah lapar." Arga keluar dari ruangan Sashy menuju ruangan sendiri, dan Sashy mengikutinya dari belakang sambil membawa makanannya.
Jika keduanya sedang menikmati kebersamaannya, lain dengan Fatur yang kini sedang sibuk mencari cara untuk bertemu Sashy.
Semua chat ataupun panggilannya tidak dibalas dan terhubung, Fatur merasa geram namun tak bisa melakukan sesuatu.
"Lebih baik aku menunggu dia pulang kantor. Jika aku datang didepannya pasti dia akan menghindar." Gumamnya sendiri di balik meja kerja.
Bayangan Sashy berciuman dengan pria lain masih berputar di kepalanya, Fatur tak menyangka jika Sashy bisa melakukan itu dibelakangnya. Selama bersama jelas dia mengenal baik perangai istrinya itu. Hanya saja Fatur lupa jika semua bisa berubah karena keadaan di sekitarnya.
Sore hari saat jam pulang, Fatur sudah berada di depan perusahaan tempat Sashy bekerja. Pria duduk duduk dibalik kemudinya dan menatap loby perusahaan yang beberapa karyawan mulai bubar.
Menunggu sampai setengah jam Fatur belum juga melihat kemunculan Sashy. Hingga saat dirinya mulai bosan, Fatur memilih untuk keluar mencari angin segar.
"Kamu tau ngak, tadi pak Arga bawa sesuatu pas datang." Ucap salah satu karyawan wanita yang melintas didepan Fatur bersama sahabatnya.
"Iya, paperbag nya itu Lo bikin speechless, warna pink." Keduanya terkekeh geli.
"Kira-kira buat siapa ya, di ruangan pak Arga kan hanya ada dua wanita, Mbak Sashy dan mbak Tami."
Fatur hanya bisa mendengarkan saat nama istrinya disebut, jika dipikir Sashy adalah Aspri asisten pribadi Arga Bramantara. Tentu saja pria yang memiliki sejuta pesona dan kaya raya. Sedikit memikirkan kemungkinan, tapi rasanya itu tidak mungkin, tidak mungkin Sashy main gila dengan atasannya sendiri.
Dari jauh Fatur melihat Sashy berjalan keluar, wanita itu bersama temanya Gita. Fatur tahu sahabat istrinya itu. Buru-buru Fatur masuk kedalam mobil dan bersiap mengikuti mobil Sashy saat melintasi depan mobilnya.
"Kali ini aku pasti tahu dimana kamu tinggal." Gumamnya tersenyum miring.
Fatur mengikuti mobil Sashy hingga ke sebuah apartemen.
"Ternyata kamu tinggal di sini." Gumamnya saat melihat Sashy dan Gita turun dari mobil.
Tok..tok..tok..
Fatur menatap kaca jendelanya yang diketuk dari luar, lalu menurunkan kaca mobilnya.
"Bapak cari siapa?" Tanya security.
"Saya cari istri saya pak, tadi yang baru masuk." Ucapnya dengan tersenyum.
"Istri?" Security itu mengerutkan keningnya.
"Iya, istri saya tinggal disini. Sashy namanya." Jelasnya lagi.
"Oh.. mbak Sashy. Saya pikir mbak Sashy tidak punya suami." Ucap security itu membuat Fatur tersenyum kecut.
"Ada, saya suaminya." Ucapanya dengan nada tegas dan tatapan tajam.
Security itu tampak sedikit terkejut, namun masih bisa menyembunyikan dan terlihat santai.