Setelah menikah, Laura baru tau kalau suaminya yang bernama Brian sangat posesif, bahkan terkadang mengekang, semua harus dalam pengawasannya.
Apakah Laura bahagia dengan Brian yang begitu posesif? akankah rumah tangganya bisa bertahan? sejauh mana Laura tahan dengan sikapnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My posesif husband. 27. Bertengkar
Tiba di hotel itu, Laura kemudian menelpon Brian, terdengar dari suaranya Brian sepertinya sangat sibuk berkutat dengan keyboard laptop.
"Mas! Kamu dengerin aku nggak sih?" Tanya Laura mulai kesal.
"Iya sayang, aku dengerin kamu kok! Kamu ada di hotel sekarang kan? Terus sepulang dari kantor aku kesana jemput kamu!"
"Nahh... Sekalian kita malam malam diluar yahh... "
Brian terdiam, "makan malam diluar? Kenapa nggak dirumah aja, kita makan bareng Mila."
"Pokoknya aku mau kita makan malam berdua diluar bukan dirumah!" Tegasnya.
Terdengar Brian menghela nafasnya, hal itu membuat Laura kesal.
"Kenapa? Mas nggak mau ya? Kalau mas nggak mau ya udah... Aku makan malam aja sendiri!"
"Iya, ya udah... Tapi kamu kabarin Mila dulu, bilang kedia kalau kita pulangnya agak larut malam!"
"Buat apa mas? Kita pulangnya jam berapa ya hak kita kan?! Jadi kenapa harus di kabarin?"
"Kalau gitu dari kamu aja sayang... Kamu yang atur semuanya, aku tinggal jemput kamu sepulang dari kantor kan?"
"Iya!" Jawabnya singkat dengan nada ketus.
***
Makanan sudah tertata rapi diatas meja, Laura melirik Brian yang duduk di hadapanya dengan datar, tanpa tersenyum sedikit pun.
"Mas nggak telpon Mila sebelum datang kesini kan?" Tanyanya memberi tatapan menyelidik.
"Enggak!"
"Ohh kirain!"
"Hm, ayo makan! Baru kita pulang!"
"Aku nggak mau cepat-cepat pulang mas! Jadi nasi yang dipiring mas itu nggak boleh habis sebelum nasi dipiring aku habis, titik!"
"Lohh kok gitu sih Ra? Kamu mau pulangnya tengah malam? Apalagi kamu kalau makan itu lama banget!"
"Aku nggak mau tau mas! Pokoknya mas harus turutin kemauan aku!" Ucapnya.
Laura berbuat seperti itu karena dia merasa tak nyaman berada di rumahnya. Namun Brian tak mengerti, Dia tetap makan dengan lahap seperti biasanya.
Laura makan dengan pelan, ia terlihat menikmati suapan demi suapan itu masuk dalam mulutnya, sesekali Brian melirik tapi Laura juga tidak mau memperdulikannya.
"Kapan habisnya kalau kamu makannya kayak gitu Ra?!"
"Daripada nanti aku keselek kan mas?" Ujarnya.
Brian Mengibas-ibaskan kan punggung tangannya, "ya udah, Terserah kamu aja! Mas mau ke toilet dulu!"
"Mas katanya nggak boleh ninggalin makanan sebelum habis!"
"Emangnya kenapa?"
"Kata almarhumah nenek aku dulu nggak boleh mas! Pamali!"
"Kamu masih percaya sama yang kayak begitu?"
"Percaya nggak percaya sih mas! Heheh!" Katanya sambil cengengesan.
"Hm... Lagian aku nggak habisin nasiku itu karena kamu bilangnya nggak boleh habis sebelum kamu selesai makan!"
Laura terdiam sebentar, melirik piring milik Brian, "Ya udah! Nggakpapa mas habisin aja, lagian itu tinggal dua suap aja kayaknya!"
"Yakin nggakpapa nih?"
"Nggakpapa lah mas! Daripada ditinggal, "
Akhirnya Brian menghabiskan sisa makanannya. Ia lantas pergi ke toilet, kini tinggal Laura seorang diri diruangan VVIP tersebut.
Saat Brian kembali dari toilet, ia sedikit terkejut melihat piring Laura tiba-tiba kosong, entah kemana makanan yang menumpuk tadi diatas piringnya?!.
"Lapar apa doyan sayang?"
"Bukan lapar sih mas! Tapi kamu yang kelamaan di toilet!" Katanya begitu ketus.
"Maaf tadi perutku tiba-tiba sakit jadi buang BAB dulu!"
"Tapi sekarang udah nggakpapa kan?"
"Iya sayang," Jawabnya, tak lama kemudian ia melihat Laura mengeluarkan alat make upnya. Menepuk bibir dengan tissue sambil membuka cushion yang ada cermin kecilnya.
"Mas kayaknya aku harus ketoilet dulu, mau make up ulang!"
"Nggak usah! Ini udah malam, kita mau pulang sekarang! Lagian buat apa make up jam segini? Nggak ada yang mau lihat juga!"
"Nanti kan kita keluar dari restoran ini pasti ada yang lihat akulah mas!"
"Udah nggak usah! Ayo pulang sekarang!" Ajaknya.
"Kalau begitu aku pake lipstik dulu ya mas! Malu kalau sampai orang-orang lihatnya aku kayak mayat hidup!"
Brian menghela nafasnya, "Yaudah... Aku keluar dulu aja yah... Aku tunggu dikasir sekalian mau bayar!"
Laura sekilas memberi tatapan intens yang membuat Brian menciut, ia paham betul kode itu dan membuat kakinya enggan untuk melangkah.
"Ya udah... aku tungguin, kita keluarnya sama-sama!"
Setelah selesai memperbaiki riasannya, mereka lalu keluar menuju kasur.
Ada yang membuat Laura syok saat dirinya melihat ada 1 kotak kue ditangan Brian. Dia yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah ia ternyata memesan kue itu untuk dibawa pulang buat Mila.
Laura marah, dia langsung berjalan cepat kearah parkiran mobil.
Saat Brian masuk kedalam mobil, Laura dengan penuh emosi pun berkata, "Tadi aku nggak salah dengar kan mas? Kamu pesan kue buat Mila? Hah... Kok bisa sih mas? Emangnya dia suruh kamu beli kue?"
"Enggak sayang... Dengerin aku dulu!"
"Selama kita nikah aku nggak pernah tuh tiba-tiba dibeliin kue sama kamu mas, tapi kok sekarang kamu malah beliin wanita lain sih?"
"Ini bukan cuman buat Mila Ra... Ini buat kita makan rame-rame!"
"Alasan kamu aja mas, terus kamu juga nggak bilang dulu sama aku kalau kamu pesan kue! Padahal harusnya kan kamu tanya aku dulu! Kalau gini caranya kamu kayak nggak anggap aku istrimu mas!" Kesalnya.
"Lohh kok jadi kayak gini sih Ra... Ya udah, kalau kamu mau kue ini, kamu bawa langsung kekamar kita, nggak usah kasi ke Mila!"
"Nggak! Mana mungkin aku makan kue yang bukan buat aku tapi buat oranglain!"
Brian mendesah kasar, ia mengacak rambutnya mulai terbawa emosi, namun masih bisa di kontrol, "Terus kamu maunya apa sayang? Mau di beliin kue sekarang? Mumpung kita masih disini, aku bisa masuk buat pesanin kamu kue yang lebih besar dan yang lebih istimewa juga pastinya, kamu mau?" Tanyanya dengan nada pelan.
"Nggak usah! Aku udah kenyang!" Jawabnya ketus.
Brian mencengkram stir mobil dengan kuat, ia menggertakkan gigi memalingkan wajah kearah jendela mobil, "oh Tuhan kenapa ciptaanmu sangat sulit untuk ku tenangkan?" gumamnya dalam hati.
Sambil tersenyum kikuk Brian menatap Laura, "karena kamu juga nggak mau aku pesanin kue, kalau gitu kita pulang sekarang ya sayang.... "
Hufhh....