⛔:TYPO BERTEBARAN
Velisa adalah gadis berusia 22 tahun.Setelah lulus kuliah Velisa di jodohkan oleh ayahnya dengan anak dari sahabatnya. Dengan ikhlas Veli menerima permintaan Ayahnya. Namun selama pernikahannya Veli tidak pernah di anggap oleh suaminya sendiri.
Dewanga Raharja adalah seorang CEO dengan kepribadian yang dingin, cuek dan ketus, suami dari Velisa.
*******
"Veli....!!".Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari Kantornya mengema di Ruang tamu.
"Kenapa mas?" jawab Veli dengan setengah berteriak dari Dapur berjalan terburu buru menghampiri suaminya."Mas sudah pulang.Mau makan, aku siapin sekarang ya" ucap Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nggak perlu!" jawab Dewa dengan ketus."Nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.
"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 Bulan lebih kita menikah. Tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih ve
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfiatus.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sebelum lanjuttt
fyi: jadi kenapa Bima ada diruang kerjanya Dewa, karena Dewa memerintahkan Bima untuk kerumahnya, mengantarkan berkas penting dan membahas pekerjaan mereka. Karena sekarang weekend jadi mereka tidak ke kantor.
back to topic.....
Sedangkan kedua laki-laki tersebut, tidak sadar bahwa orang yang tengah mereka perbincangkan sedang menguping sambil menahan tangisnya.
"Ngomong-ngomong, kemana semua pelayan dirumahmu, aku heran dulu setiap aku kemari sering melihat pelayan berlalu lalang, kok sekarang sepi tingal penjaga di depan doang?" Bima heran karena tidak melihat pelayan satupun di rumah sahabatnya itu,berbeda dengan dulu.
"Ku pulangkan." Jawab Dewa santai sambil mengecek berkasnya.
"Lalu, siapa yang memasak dan membersihkan rumah segede ini? gak mungkin istrimu kan Wa!" Gak mungkinkan Dewa melakukan itu pikirnya.
"Tentu saja Veli, siapa lagi. Lagian dia juga pengangguran, tidak masalah kan, biar ada gunanya sedikit. Jadi tidak percuma aku menampungnya dirumahku!"Jawab Dewa dengan santainya.
Bima tentu saja kaget mendengar jawaban dari Dewa. walaupun ia tau sahabatnya tidak mencintai istrinya, tetapi tidak menyangka bahwa Dewa setega itu pada istrinya sendiri.
"Wah, gila kamu Wa! Dia itu istrimu, tidak sepantasnya kamu memperlakukan Veli seperti pembantu!"pekiknya tidak menyangka Dewa melakukan itu.
"Kamu tau sendiri kan Bim, aku gak cinta sama dia. Bagiku wanita itu hanya benalu yang menganggu kehidupan tenangku selama ini. Kalau sudah saatnya aku pasti akan menceraikannya!" Ujar Dewa dengan kesal, setiap membahas istrinya pasti dia akan kesal.
"Aku harap suatu saat kamu akan menyesal, dan jika sudah saatnya, aku berharap kamu akan bucin tingat akut sama Veli!" gumam Bima lirih dengan tersenyum sinis.Dia akan sangat menantikan moment per bucinan itu.
Sedangkan disisi lain, Veli yang sejak tadi menguping. Wanita itu meremat slingbag yang dia pakai, air mata wanita itu sudah berjatuhan, dadanya sesak menahan isak tangisnya rasanya sakit sekali mendengar kata-kata suaminya.
Selama ini dia berusaha menjadi istri yang baik dan patuh untuk Dewa, walaupun tidak pernah diangap, dia dengan sabar menerima itu berharap suaminya berubah.Lalu apa ini?
Ternyata selama ini dirinya hanya di anggap benalu di kehidupan suaminya.Tega sekali suaminya itu.
"Jadi, seperti itukah kamu mengangapku Mas.Cukup aku sudah tidak tahan lagi, selama ini aku sudah berusaha menjadi istri yang baik dan penurut kepadamu. Tetapi kamu hanya mengangapku benalu!"Wanita itu menghapus air matanya, lalu tersenyum miring.
"Aku bukan wanita lemah yang mudah di tindas! Lihat saja, aku akan membuatmu jatuh cinta pada velisa, Wanita benalu ini!"
Wanita itu lantas melangkah pergi, dan bergegas menuju cafe tempat dimana dia janjian dengan sahabatnya. Mengurungkan niatnya hendak meminta izin pada suaminya.
Dewa dan Bima terlihat keluar dari ruang kerjanya, setelah pekerjaanya selesai.Berjalan menuruni tangga menuju ruang santai.
Dewa heran, ketika tidak melihat sosok sang istri. Mata laki-laki itu melihat kesana kemari, nampak tidak ada tanda-tanda keberadaan istrinya. kemana wanita itu?
"Kamu kenapa Wa?" Dewa bingung dengan tingkah sahabatnya itu, seperti sedang mencari-cari sesuatu.
"Kok kayak ada yang aneh!" Ucap Dewa, sambil mendudukan dirinya di sofa. Di ikuti oleh Bima, mereka duduk dengan berhadapan.
"Apanya, yang aneh?" Bima makin bingung dengan perkataan Dewa.
Dewa melihat jam yang melingkar di tanganya, terlihat menunjukan pukul 11:45 WIB. Tumben dia tidak melihat veli, biasanya jam segini istrinya itu menonton TV setelah pekerjaanya selesai.
"Biasanya, setiap weekend. Jam segini, aku sering melihat Veli nonton TV, tumben sekarang engak" jawab Dewa.
"Keluar kali, sama temanya" ujar Bima
"Dia, mana ada teman. Ini Jakarta bukan Bandung. Lagian kalau keluar kenapa dia tidak minta izin!" ujar Dewa dengan kesal
"Ya, siapa tau tiba-tiba dia punya teman di Jakarta. Lagian ngapain Veli minta izin sama kamu? Toh kamu juga tidak akan peduli, benarkan." Ucap Bima, dengan tersenyum sinis.
" ck! Aku tidak mau direpotkan saja, jika terjadi sesuatu sama dia. Tidak lebih!" decak Dewa dengan kesal, kenapa setiap membahas istrinya Bima selalu saja seperti menyudutkan nya.
"Aku kasih saran ya, punya istri cantik dan baik seperti Veli jangan di sia-siakan. Nanti, kalau ada yang ngerebut istri kamu, gimana!" ujar Bima
"Jika tiba-tiba ada laki-laki lain yang memberi perhatian lebih pada istri kamu, terus istri kamu luluh. Di jamin kamu bakal jadi Duda!" lanjutnya dengan santai
Entah mengapa, Dewa tidak suka mendengar ucapan sahabatnya.Membayangkan Veli dengan laki-laki lain membuat darahnya seakan mendidih. Itu cuman membayangkan apalagi beneran. Entah mengapa dia menjadi gelisah, apa mungkin dia cemburu?mana mungkin. Dewa segera menepis pikiranya.
"Aku tidak peduli, mau dia berdekatan dengan laki-laki lain kek, justru itu bagus, biar ada alasan aku menceraikannya!" mulutnya bisa mengatakan seperti itu, tapi ada rasa tidak nyaman di hatinya.
Mendengar perkataan Dewa, membuat Bima tertawa sinis. sangat terlihat raut kegelisahan di wajah Dewa. Dia akan berusaha membuat sahabatnya itu menyadari perasaanya terhadap Veli, dengan cara memanas manasinya.
"Kita liat aja nanti!" ucap Bima sinis
boleh loh kalau mau kasih saran😁
TBC.