My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Di Introgasi
Dafi menatap Ciara dengan perasaan kesal, begitu juga Ciara yang menatapnya dengan senyuman lebarnya di balik cadarnya. Terlihat dari matanya yang menyipit menunjukkan dia sedang tersenyum seperti mengejek Dafi.
Karena perkataan Ciara yang spontan, Dafi harus memberikan penjelasan kepada Bisma.
“Dafi, lo beneran udah nikah sama Ciara ? kalian bukan adik kakak ?” Tanya Bisma memastikan
“Hah ? adik kakak mata lo, kapan gue bilang dia adik gue ?” Tanya Dafi protes
“Kemarin Cia yang bilang begitu, tapi sekarang Ciara malah bilang dia istri lo. Yang benar yang mana sih ? gue jadi bingung” Jawab Bisma bembari menggaruk kepalanya yang tak gatal karena merasa kebingungan dengan situasi ini
Dafi menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar, Dafi melirik Ciara kemudian mengalihkan padangannya kepada Bisma.
“Gue cumin mau jelasin sekali saja, gue sama Ciarabaru menikah kurang lebih empat hari yang lalu. Intinya kit aitu di jodohkan sama orang tua kita masing-masing, lo jangan banyak tanya kalau bisa lo rahasiakan ini dari Ahsan” Jelas Dafi
“APA ?! GILA !! yang bener lo ?” Ucap Bisma dengan ekspresi terkejut
Dafi tersentak mendengar suara Bisma yang begitu nyaring, Dafi lantas menatap Bisma dengan tatapan kesal.
“Si bego” Umpat Dafi
“Sumpah gue kaget, bjir. Kok kalian gak undang-undang ? kalian gak ngelakuin anu-anu dulu kan ? atau kalian kepergok melakukan anu ?” Tanya Bisma mencecar dengan penuh selidik ke arah Ciara dan Dafi bergantian
“Mulut lo mau gue steples ? udah gue bilang ini perjanjian orang tua gue dan orang tua Ciara” Ucap Dafi kesal
Bisma cengengesan
“Sorry, gue masih gak nyangka. Terus Ahsan udah tahu ?” Ujar Bisma
“Lo jangan kasih tahu dia” Jawab Dafi
“Haduh, lo kebiasaan main rahasia-rahasian sama sahabat sendiri. Apa lo gak tahu kalau Ahsan itu …” Ucap Bisma terpotong
“Gue tahu” Jawab Dafi
Bisma mendesah panjang, dia merasa bingung dengan situasi ini.
“Ahsan sudah tahu” Ucap Ciara
Deg …
Dafi dan Bisma saling pandang, lalu atensi mereka tertuju pada Ciara yang birbicara tiba-tiba.
“Lo bercanda kan Cia ?” Tanya Dafi
“Tidak, Ahsan udah tahu semuanya kemarin” Jawab Ciara
“Anj*ng, lo bisa gak sih jangn cepu ? Ahsan itu suka sama lo, kalau dia tahu lo sudah menikah dan menikah sama gue dia pasti akan terluka. Lo negrti gak sih ?” Sarkas Dafi menatap Ciara dengan geram
“Bukan aku yang kasih tahu Ahsan” Sela Ciara
“Kalau bukan lo terus siapa ? kan gue udah bilang rahasiakan status kita. Kenapa lo malah buka rahasia di depan sahabat gue ? lo mau cari perhatian sama sahabat-sahabat gue ?” Sentak Dafi dengan wajah merah padam
“Dafi sudah, lo gak berhak marah-marah sama istri lo. Lagian kita ini sahabat, kenapa harus ada yang di tutup-tutupi sih dan mengenai Ahsan memang harus tahu kebenarannya. Kalau dia gak tahu, dia pasti akan semakin menaru hatinya kepada Ciara. Lo ngerti gak ngerti gak maksud geu ?” Ujar Bisma ikut menyela, dia tidak suka dengan sifat Dafi yang selalu saja menyelesaikan dengan hati yang panas
Dafi terdiam merenungi kata demi kata yang Bisma ucapkan.
“Dafi, yang memberitahu Ahsan itu papah. Kemarin dia dengar sendiri dari mulut papah. Aku sama sekali gak ada memberitahu tentang hubungan kita sama Ahsan, dan aku juga tahu kalau Ahsan menyukai aku. Menurut aku ini memang rencana Allah. Allah gak mau Ahsan akan merasakan sakit hati yang semakin dalam jika gak tahu yang kebenarannya” Jawab Ciara
Dafi menghela nafas panjangnya
“Sorry, gue keburu emosi sekaranf Ahsan dimana ?” Tanya Dafi
“Tadi subuh aku Sudah mengabari Bisma dan Ahsan, kalau kamu sudah di pindah ke rawat inap” Sahut Ciara
“Terus ? lo gak ngajak dia ke sini Bis ?” Tanya Dafi
“Gue sudah ngajakin sampai gue datengi rumahnya, tapi dia sama sekali gak mau nyamperin gue di luar. Yang kelur malah Ihsan” Jelas Bisma
Dafi terdiam, dia memejamkan matanya seperti memikirkan sesuatu
“Sepertinya Ahsan seperti itu ada sangkut pautnya dengan status gue dan Ciara” Ungkap Dafi
Bisma mengangguk begitu pun dengan Ciara.
“Ya, kayaknya begitu cob ague telpon Ahsan” Jawab Bisma lalu meraih ponselnya untuk menghubungi Ahsan
Panggilan pertama tidak di angkat, hingga panggilan ke tiga barulah terhubung.
“Hallo San, lo dimana ? ke rumah sakit sekarang lo. Di cariin ketua” Ucap Bisma
Dafi kemudian mengkode agar panggilan di loudspeaker saja lalu Bisma mengangguk.
Ihsan [Ini gue Ihsan]
Bisma [Loh ? Ahsan mana ?]
Ihsan [Gue gak tahu, waktu lo balik dari sini. Ahsan langsung pergi dengan motornya, geu kira lo nyusul lo]
Bisma [Apa ? serius lo ? dia gak ada di sini, dia gak bilang apa-apa sama lo ?]
Ihsan [Ada sih, dia cuma bilang mau nenangin diri. Emang kenapa sih ? kayaknya serisu banget]
Bisma [Gak usah kepo lo, ya sudah terima kasih infonya. Btw ayang Sukma dimana ?]
Ihsan [Ayang-ayang, mau gue sunat lo ? ya udah gue matiin]
Tut
Sambungan pun di akhiri sepihak oleh Ihsan, Bisma cekikikan seraya memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Kemudian Bisma kembali menatap Dafi dan Ciara yang kini menatapnya dengan sinis.
“Kenapa jadi gue yang di pelototin ?” Tanya Bisma
“Bisa gak lo serius ?” Tanya Dafi
“Hehehe, hidup jangan terlalu di bawa serius bro. Nanti sakit jiwa” Sahut Bisma
Ceklek
Pintu ruangan terbuka, pandangan mereka sama-sama tertuju pada seseorang yang berdiri di ambang pintu. Seorng pria yang masih mengenakan piyama tidur berjalan ke arah mereka, wajahnya terlihat sedih dengan kantung mata yang semakin terlihat menghitam.
Wajah pria itu tersenyum tipis, seperti sedang memaksakan senyumannya.
“Gue gak suka senyuman palsu lo” Sentak Dafi
Pria itu sudah berdiri di dekat Dafi, dia menatap Dafi kemudian menatap Ciara bergantian. Saat tatapannya tertuju pada Ciara, entah kenapa matanya kembali berkaca-kaca mengingat taka da harapan untuknya berjuang mempertahankan cintanya. Setelah puas melihat Ciara, dia kembali menatap ke arah Dafi.
“Gimana keadaan lo ?” Tanya Ahsan
“Lo gak usah menanyakan keadaan gue, lo dari mana saja ?” Ujar Dafi
“Gue habis jalan-jalan bentar, nyari keringat” Jawab Ahsan
“Nyari keringat pakai piyama ?lo waras kan ?” Tanya Dafi
“Dafi sudah, lo makin memperkeruh suasana. Lo kan tahu situasi sekarang. Kenapa lo makin menyudutkan Ahsan ?” Ucap Bisma berkata seraya menepuk Pundak Dafi
Dafi tersadar, lagi-lagi dia tidka bisa mengendalikan emosinya. Selalu saja yang keluardari mulutnya adalah kata-kata yang menyakitkan, padahal itu sama sekali tidak terbesit di hatinya untuk berbicara seperti itu. Mungkin karena gengsi Dafi yang terlalu tinggi yang menyebabkan isi hati dan mulutnya tidak sinkron.
“Kalian kenapa dah ? yang sakit Dafi, kenapa kalian kayak cemasin gue ?” Tanya Ahsan
“Lu udah tahu kan status Dafi dan Ciara ?” Tanya Bisma menatap Ahsan dengan serius
Ahsan terdiam
“Udah tahu kebenarannya kan lo ?” Tanya Bisma sambil memegang Pundak Ahsan
“Ya kalau gue tahu yang sebenarnya kenapa ? kalian mau mikir kalau gue mau merebut Ciara dari Dafi ? gak lah, gue bukan cowok kayak gitu” Imbuh Ahsan lalu menepis tangan Bisma yang menyentuh pundaknya
“Kita gak kepikiran ke sana, kita cumin khawatir kalau lo ngelukain diri lo sendiri” Jawab Bisma merasa cemas
“Hahaha, memangnya gue sakit jiwa. Gak lah gue gak ada pikiran mau ngelukain diri gue sendiri. Lagian cewek gak Cuma satu kan ? masih banyak, BTW selamat atas pernikahan kalian. Gue balik dulu ya” Balas Ahsan
“Lo mau kemana ?” Tanya Dafi
“Mau siap-siap ke sekolah” Jawab Ahsan
“Oke, hati-hati. Terima kasih Sudha jengukin gue” Ucap Dafi
“Sama-sama bro, kita kan sahabat. Lo kayak gak kenal gue” Jawab Ahsan kemudian pergi begitu saja setelah mengucapkan itu, dia juga tidak sedikit pun melirik Ciara sedikit pun
Bisma yang melihat itu kemudian menyusil Ahsan dan berpamitan kepada Dafi dan Ciara.
“Gue tahu lo gak terima” Ucap Bisma setelah mendekat dengan Ahsan
“Sok tahu lo” Sahut Ahsan dengan senyuman kecut
“Gue tahu, kita sudah sahabatan dari lama. Lo gak bisa bohongi gue, lo tadi habis kemana ?. Gue cium bau rokok di baju lo, lo ngerokok ? lo kan gak pernah ngerokok San” Ujar Bisma
“Terserah gue, walau pun gue gak pernah sekali pun nyicipin nikotin tapi untuk pertama kalinya itu sangat berpengaruh buat nenangin pikirin gue” Jawab Ahsan
“Lo udah suka banget sama Ciara ?” Tanya Bisma
“Menurut lo ? gue bahkan berniat mau menikahiya setelah lulus. Tapi apa ? gue malah mendapatkan fakta yang begitu sangat menyakitkan, cewek yang gue suka ternyata istri sahabat gue sendiri. Gue tolot banget kan ?” Ujar Ahsan dengan memberikan senyuman terpaksa
“Terkadang kita hanya perlu mengaguminya saja, tapi gak dengan cintanya sedalam itu. Mending lo move on, itu saran dari gue” Jawab Bisma
“Move on ? dia cinta pertama gue, gue gak tahu caranya move on” Ucap Ahsan
“Mau gue ajarin ?” Tanya Bisma
“Kayak lo bisa aja” Jawab Ahsan
“Lo lupa ? gue udah lama suka sama Nabila tapi Nabila lebih memilih mengejar Dafi ketimbang gue” Ucap Bisma
Ahsan terdiam, dia baru ingat kalau Bisma menyukai Nabila kekasih Dafi. Sudah dari pertama masuk sekolah Bisma menaruh hati kepada Nabila.
“Mau gue ajarin caranya ?” Tanya Bisma lagi
Ahsan masih terdiam, tak berapa lama dia mengangguk pelan. Bisma yang melihatnya pun tersenyum senang lalu menarik lengan Ahsan pergi dari rumah sakit itu.
*****
Sementara itu, saat ini Dafi dan Ciara masih sama-sama terdiam setelah kepergian Bisma dan Ahsan.
“Lo gak ke sekolah ?” Tanya Dafi memecah keheningan
“Kayaknya enggak, aku mau jagain kamu karena papah sama mamah pasti Lelah ada di rumah sakit. Sekarang giliran aku yang menjaga kamu” Jawab Ciara
“Lo gak cape ?” Tanya Dafi
“Gak kok, Dafi sebenarnya aku penasaran banget. Aku sebenarnya mau nanya kalau kamu Sudha keluar dari rumah sakit, tapi juju raku sangat kepikiran” Jawab Ciara
“Kamu tinggal ngomong aja apa susahnya” Ucap Dafi
“Itu … kamu dapat foto-foto sku waktu di pondok pesantren dari mana ?” Tanya Ciara
Glek …
Tenggorokan Dafi tercekat
‘Mati gue’ Desah Dafi dalam hati