Hasrat Kakak Ipar

Malam tergantikan dengan pagi..

Keluarga itu satu persatu duduk di meja makan untuk sarapan, Kaira tanpa pikir panjang duduk di samping Arka ia sudah menduga jika Indah belum pulang.

Rangga dan Luna saling tatap. "Kai kenapa duduk di sana Indah nanti dimana?."

"Aku hanya mengisi kursi yang kosong ma, kak Indah semalam pergi ketemu teman katanya." Jawab Kaira.

Rangga langsung menatap menantunya itu. "Padahal ini pertama kalinya kamu nginap di rumah, kenapa dia malah menemui teman?."

Arka tersenyum. "Aku mengijinkannya..."

Luna juga Rangga manggut-manggut tetapi dalam hati mereka terasa ada yang janggal. "Baiklah ayo kita sarapan..."

"Ya..."

Kaira sesekali curi-curi pandang melirik Arka, wajahnya yang tampan blasteran New York membuatnya merasa kagum.

Di sela sarapan pagi itu, terdengar langkah kaki mendekat. Rupanya Indah baru pulang ia sontak menghampiri meja makan mengecup pipi Arka sekilas. "Maaf suamiku aku baru pulang..."

"Hmmm..." Jawab singkat Arka.

Kaira sontak mengalihkan pandangan posisi duduknya pindah di dekat Luna. Bekas lipstik bibir Indah membekas di pipi Arka, hal itu membuatnya jijik. "Alay!!..." Batin Kaira.

Indah duduk di samping Arka.

"Kamu ini suami di rumah malah kumpul teman, jangan dijadikan kebiasaan Ndah. Papa merasa tak enak kepada Arka!.." Ucap Rangga. "Jika suami di rumah usahakan untuk tak menemui siapapun...."

Indah terdiam ia hanya tersenyum. "Iya pa aku paham, maafkan aku Arka..."

"Oke.." Balas Arka sambil mengusap pucuk kepala istrinya.

Kaira tak peduli dengan itu ia hanya menikmati sarapannya.

"Kemana antingmu Indah yang sebelah kiri?.." Tanya mama Luna dengan tatapan menyelidik.

Jantung Indah dibuat berdebar, mungkin karena pergulatan panas antara dia dan Novan semalam yang membuat antingnya terlepas.

"Ah benarkah?.." Balik tanya Indah sambil menyentuh telinga. "Aku tak tahu mungkin terlepas, sudahlah...."

Rangga menatap intens putrinya. "Apa kau menemui Novan!.."

"Novan? bukankah dia di Singapura?, ayolah pah kita sudah mengakhiri hubungan 2 bulan yang lalu.." Rengek Indah dengan wajah memelas.

Rangga terdiam. "Baiklah ayo lanjutkan sarapan..."

Di sela sarapan itu Kaira kembali melirik Arka. "Kenapa dia tampak seolah tak peduli? bertanya kepada Indah pun tidak. Sikapnya romantis tapi minim sekali bicara, ah sudahlah aku tak peduli!..." Batinnya.

Arka beralih menatap Kaira yang duduk di depannya, sontak saja Kaira mengalihkan pandangan karena ketahuan.

Setelah selesai sarapan Kaira izin mau bertemu dengan sahabatnya, ia sontak menancap gas mobil menuju cafe yang dimaksud Sindy.

"Akhirnya lo datang juga Kai..." Lirih Yuna yang langsung memeluk Kaira diikuti Sindy.

"Kangen banget...."

Mereka berpelukan sampai puas melepas rindu.

"Gimana di Bandung butik lo?." Tanya Sindy.

"Papa udah percayain sama om Bram, gue kayaknya bakal di Jakarta dulu..."

"Oh iya...."

"Tapi Kai cowok yang waktu itu lo ceritain bener jadi kakak ipar lo?." Timpal Yuna.

Tampak wajah Kaira tak bersemangat. "Iya..."

"Di sini lo juga salah si Kai, seharusnya sebelum menolak perjodohan lihat dulu orangnya.." Balas Sindy.

"Kan gue gak tahu kalau itu Arka, jika orang lain udah masa bodo..."

"Iya sih..."

"Terus gimana hubungan kalian berdua setelah bertemu?." Tanya Yuna kembali.

"Gak gimana-gimana, mau gimana lagi?." Balik tanya Kaira.

"Gue rasa lo nyesel Kai..." Timpal Sindy sambil mengunyah makanan.

Kaira terdiam ada benarnya juga ucapan sahabatnya itu.

"Awas lo jatuh cinta sama kakak ipar sendiri, dia udah jadi milik Indah..."

"Pernikahan mereka menurut gue kayak janggal banget, di depan orang-orang layaknya suami istri romantis. Tapi kak Indah jarang di rumah padahal tadi malam Arka pertama kalinya nginap di rumah." Ucap Kaira.

"Maksudnya ditinggal pergi?." Tanya Yuna.

"Ya ketemu teman.."

"Bukannya Indah dulu pacaran sama Novan?." Timpal Sindy.

"Katanya sudah berakhir dua bulan yang lalu.."

"Gak menutup kemungkinan sih Kai..."

Kaira mengangkat kedua bahunya. "Aku tak tahu dan tak mau tahu..."

"Gue mau tanya sekarang perasaan lo ke Arka gimana?." Serius Sindy.

"Intinya gak mungkin gue mencintai dia!..."

Bersambung....

Tinggalkan jejaknya sebagai dukungan, kasih saran juga kritiknya di kolom komentar!..🤗