Follow IG : renitaria7796
Zivana adalah seorang pelayan di Rumah besar keluarga Pradipta. Karena memiliki wajah yang sangat cantik, Zivana sengaja menyembunyikan kecantikan wajahnya. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian laki-laki.
Suatu hari karena sebuah insiden, Zivana di kejar oleh seorang penjahat. Zivana di tolong oleh pemuda tampan bernama Sean Pradipta. Zivana tidak mengetahui jika Sean adalah majikannya.
Sean Pradipta mempunyai calon istri bernama Rissa. karena suatu insiden Rissa tidak hadir di acara pernikahannya bersama Sean. Untuk membantu agar reputasi Sean tidak hancur, Ziva lalu mengantikan Rissa menjadi istri dari Sean.
Namun Zivana tidak mengetahui ada rahasia besar yang telah di sembunyikan oleh Sean. Lalu bagaimana nasib pernikahan Sean dan Zivana di saat kehidupan masa lalu Sean dan Ziva muncul menghadang?
Season 2
Menceritakan kisah Angel anak dari Sean Pradipta. Angel menyukai Jimi sang asisten orangtuanya. Namun Jimi mempunyai kekasih dan akan segera menikah.
Bagaimana cara Angel menaklukkan hati Jimi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Semua makan malam bersama tanpa berbicara. Sean melirik kedekatan Ziva dan Angel. Memang Angel duduk di sebelah Ziva. Putrinya itu kadang meminta Ziva untuk menyuapi dirinya makan.
Eve merasa tidak senang akan kedekatan yang terjadi antara putrinya dan Ziva. Dalam sekejap saja putrinya itu sudah sangat akrab dengan madunya.
Eve juga melihat Sean yang tersenyum melihat putri dan istri barunya. Kalau di biarkan terus begini maka Sean akan terus menjauh darinya. Mungkin nanti Sean yang akan mendepaknya.
"Mommy Ziva ... apa semua makanan ini mommy yang masak?" tanya Angel dengan mulut yang masih mengunyah.
Ziva mengangguk. "Jangan makan sambil bicara. Nanti tersedak."
Ziva memberi minum pada Angel. Ziva memperhatikan warna rambut dan bola mata Angel. Warna bola mata Angel kehijauan mirip dengan Sean. Wajah mereka juga mirip.
"Angel ... kamu sangat mirip Sean," ucap Ziva.
Sean tersedak makan mendengarnya. Dia kaget saat mendengar Ziva bicara seperti itu. Ziva dan Eve secara bersamaan memberi Sean air minum.
Ziva dan Eve saling melihat. Eve meletakan kembali gelas yang di pegangnya. "Maaf ... aku hanya refleks tadi."
Ziva memberi air minum pada Sean. Ken berusaha untuk menahan tawanya. Sean sudah membuat dirinya masuk dalam kehidupan dua wanita.
"Pelan-pelan makannya," kata Ziva pada Sean.
"Aku sudah selesai makannya. Aku tunggu di ruang tamu," ucap Sean.
Semua sudah selesai makan malam. Ken, Sean, Angel dan Eve duduk di ruang tamu. Sedang Ziva tengah membuatkan mereka minum dan cemilan.
"Ken ... kamu antar pulang Eve dan Angel," titah Sean.
"Dad ... Angel ingin tidur di sini," kata Angel.
Angel memelas kepada Sean. Dia ingin berdekatan dengan Ziva.
"Jangan sekarang ... kamu pulang dulu ke rumah," kata Sean.
"Sean ... malam ini, aku ingin kamu pulang ke rumah," seru Eve.
"Tidak bisa ... aku ada urusan," ucap Sean tegas.
Ziva datang dengan membawa pelayan yang menghantarkan minum dan cemilan untuk menemani mereka berbincang. Angel terlihat senang saat ada cemilan kesukaannya. Ziva membawa puding coklat. Puding coklat juga cemilan kesukaan Sean.
"Puding coklat," seru Angel.
"Kamu suka puding coklat?" tanya Ziva.
Angel mengangguk. "Iya ... suka banget."
"Kesukaan kamu sama seperti Sean," seru Ziva.
Jelas saja, Angel anaknya, batin Eve.
Ziva memberi puding itu kepada Sean dan Angel. Tidak lupa pada Eve dan Ken. Angel langsung saja memakan puding itu. Rasanya sangat enak. Beda sekali dari buatan Eve.
"Mom Ziva, selain cantik juga pandai sekali memasak," puji Angel.
Eve tersenyum sinis. "Apa kamu mantan pelayan?"
Sean dan Ken terkesiap akan ucapan istri pertamanya. Sean memberi tatapan tajam pada Eve.
"Jaga bicaramu," sarkas Ken.
"Aku hanya heran saja. Ziva sangat pandai dalam segala hal. Mungkin saja dia dulunya seorang pelayan," kata Eve.
Ziva tersenyum. "Dulu aku memang bekerja sebagai pelayan. Lalu sekarang, aku menjadi pelayan hanya untuk suamiku."
"Kamu bukan pelayan, sayang. Kamu adalah ratu di rumah ini," ucap Sean.
Eve kesal karna Sean membela Ziva. Dia lalu beranjak untuk segera pulang ke rumahnya. Lama-lama di tempat Sean bisa membuatnya semakin terbakar saja. Sean dan Ziva lalu Angel. Mereka seperti keluarga yang bahagia.
"Angel ... ayo kita pulang," ajak Eve.
Angel mau tidak mau harus pulang. Pada hal dia masih ingin bersama Ziva dan Sean. Angel memeluk Ziva saat akan berpisah. Ziva melambaikan tangan saat Angel dan Eve sudah masuk ke dalam mobil dan berlalu dari sana.
"Hubby ... apa Eve memang dekat denganmu?" tanya Ziva seraya melangkah berjalan beriringan dengan Sean.
"D-d-dia teman dekatku," jawab Sean terbata-bata.
Ziva mengeratkan tangannya di lengan Sean. Mereka berdua menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar tidur. Sean membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar bersama Ziva.
Sean merebahkan kepala Ziva di atas bantal tidur. Dia mengelus puncak kepala Ziva. Sean juga mendaratkan kecupan di kening istrinya.
"Aku mau pergi. Kamu tidur duluan saja," seru Sean.
"Mau kemana?" tanya Ziva heran.
"Ada urusan sebentar bersama Jimi. Kamu tidur saja," ucap Sean.
Ziva mengangguk. "Baiklah ... kamu hati-hati perginya."
Sean mengambil jaket serta kunci mobil. Dia keluar dari kamar meninggalkan Ziva seorang. Sean menuruni anak tangga dan keluar dari dalam rumah. Dia akan menyusul Jimi menemui Daniel.
Sean mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jimi bilang kalau mereka akan pergi bersama. Namun nyatanya pria kepercayaan Sean itu malah pergi terlebih dahulu.
Sean sampai di rumah tempat penyekapan Daniel. Kedatangannya di sambut oleh para anak buahnya. Sean masuk ke dalam rumah dan di sambut oleh Jimi.
"Apa dia sudah bangun?" tanya Sean pada Jimi.
"Sudah ... tadi dia sempat memberontak," jawab Jimi.
"Ayo ... kita temui pria itu," ajak Sean.
Jimi membuka pintu kamar Daniel. Sean masuk dan langsung duduk di kursi berhadapan dengan Daniel yang duduk di ranjang kasur.
"Kamu mau jujur atau harus di paksa dulu," ucap Sean tanpa basa-basi lagi.
Menurutnya, Daniel sudah tahu apa maksud dari pertanyaan dirinya. Daniel menunduk takut kepada Sean. Tatapan mata Sean seolah akan membunuhnya.
"Lihat lawan bicaramu!" hardik Jimi.
Daniel menatap wajah Sean. "Apa maksudmu? aku tidak mengerti."
Sean berdecak. "Ck ... jangan pura-pura bodoh. Anak yang di kandung Rissa, anakmu, kan?"
Daniel menelan ludahnya. Rissa memang mengandung anak dari Daniel. Sebenarnya Daniel begitu bahagia saat Rissa tidak jadi menikah dengan Sean. Namun sifat tamak Rissa malah mengunakan kehamilannya untuk menjebak Sean.
"Bukan ... aku tidak membuatnya hamil," ucap Daniel bohong.
"Aku akan memberimu uang yang banyak. Asal kamu berkata jujur. Aku juga akan melepasmu dan Rissa. Hidup kalian akan terjamin," tutur Sean.
Daniel mulai tergiur akan penawaran dari Sean. Tetapi hatinya berkata kalau dirinya harus merahasiakan semua kebenaran Rissa. Demi kekasih yang dia cintai, Daniel rela berbohong.
Daniel mengeleng. "Aku tidak berbohong. Memang aku mandul."
Sean memberi isyarat jari kepada Jimi. Melihat itu Jimi mendekat pada Daniel. Dia menarik rambut Daniel hingga pria itu mendongkak ke atas.
Sean beranjak dari kursi lalu mendekat pada Daniel. "Di kasih mudah tapi malah lebih memilih yang susah. Tanpa pengakuanmu, aku juga akan mengetahui kebenarannya. Kalau pun anak Rissa adalah anakku, aku akan melenyapkanya bersama dengan Rissa.
Jimi melepas kasar tangannya dari rambut Daniel. Sean keluar beserta Jimi dari dalam kamar. Sean sedikit kesal karna Daniel susah sekali untuk di bujuk.
Sean mempunyai rencana untuk mempermalukan Rissa. Dengan mendatangkan Daniel ke rumahnya nanti. Dengan pengakuan dari pria itu maka semua keburukan Rissa akan terbongkar.
Sean juga berencana akan menghancurkan karier Rissa. Dia akan benar-benar membuat hidup Rissa hancur. Sean sangat membenci penghianatan. Terlepas dari cinta atau tidaknya dia dengan Rissa. Kalau orang terdekatnya berkhianat maka Sean tidak akan mudah untuk memaafkan.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
top lah 👍😍😍😍