MENIKAHI TUAN MUDA ARROGANT
"Hah... hah... hah...."
Napas Ziva tersengal-sengal saat memasuki gerbang Rumah besar Pradipta. Hari ini, Ziva terlambat datang bekerja. Ziva pasti akan di tegur oleh kepala pelayan yang bernama Desy
Ziva masuk ke dalam rumah besar dengan lewat di pintu samping. Belum sampai kakinya masuk, Ziva sudah di tegur oleh Desy.
Desy berkacak pinggang. "Hei... si buruk rupa, jam berapa ini!"
Desy menunjukan jam di pergelangan tangannya. Ziva hanya menunduk karena ini memang salahnya datang terlambat. "Maaf... aku telat."
Desy mendengus. "Dasar... buruk rupa!"
Zivana seorang gadis berusia 20 tahun. Berwajah hitam buluk dengan rambut panjang keriting. Meskipun berwajah buluk tetapi Zivana mempunyai postur tubuh yang proporsional. Zivana punya tubuh tinggi semampai dan ramping.
Zivana bekerja sebagai pelayan di rumah besar milik keluarga Pradipta. Zivana sudah setahun menjadi pelayan harian di rumah keluarga Pradipta. Di rumah tempatnya bekerja, Ziva memang sering di panggil buruk rupa.
Wajah Ziva buluk di tambah rambutnya yang panjang keriting membuat Ziva di panggil Alien oleh orang yang tinggal dan bekerja di rumah itu. Walaupun sering di olok-olok, Ziva tidak mengambil hati. Ziva tetap tersenyum ramah pada mereka.
Tanpa mereka sadari bahwa di balik wajah yang terlihat buruk itu, tersimpan sebuah kecantikan. Kecantikan itu sudah di tutupi oleh sang empunya wajah yaitu Ziva. Ziva menutupi kecantikan aslinya dari semua orang.
Karena trauma masa lalu, Ziva menyembunyikan kecantikannya. Karena wajah cantiknya, Ziva harus terpisah dari ibunya di desa. Zivana sengaja membuat wajahnya menjadi jelek untuk menghindari para pria yang mengincar dirinya.
Ziva mulai mengerjakan tugasnya sebagai pelayan. Tugas Ziva adalah membersihkan kamar dari Tuan muda Ken. Ziva mengetuk kamar Ken.
Tok... tok... tok... !
Tidak ada sahutan dari dalam kamar. Ziva memutar handle pintu lalu masuk ke dalam kamar. Kamar Ken sangat berantakan, baju-baju berserakan, belum lagi botol minum dan juga bekas cemilan berhamburan di mana-mana.
Setiap hari Ziva membersihkan kamar itu. Tetapi kamar itu selalu berantakan tiap harinya. Ziva mendengar suara air di kamar mandi. Itu artinya Ken tengah mandi. Ziva bergegas membersihkan kamar Ken.
Ziva sangat malas jika harus bertatap wajah dengan Ken. Pria itu senang sekali menjahili dan juga menggodanya. Ken selalu berbuat hal aneh kepada Ziva. Ken selalu mengatakan jika Ziva itu hantu dan Alien.
Ceklek... !
Pintu kamar mandi terbuka. Ken keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menggantung di lehernya. Ken menyeringai saat melihat Ziva sedang membersihkan kamarnya.
Ken Pradipta berusia 22 tahun. Ken mempunyai wajah yang rupawan dengan tubuh atletis. Ken bermata coklat dengan rambut hitam. Tubuh tinggi menjulang khas orang eropa. Ken masih berstatus mahasiswa dan juga seorang selebgram.
Ken mengambil ponsel yang di atas nakas tempat tidur. Ken mendekati Ziva yang sibuk memungut baju-baju yang berserakan. "Ziva... kita selfi yuk!"
Ziva menghentikan pekerjaannya. " Tuan... nanti saja, saya lagi bekerja."
Ken terus memaksa. "Ziva... ayolah, biasa kamu juga mau."
Ken selalu saja mengajak Ziva untuk berselfi. Ken memposting fotonya bersama Ziva di medial sosial miliknya. Ada banyak sekali komentar jika Ken berselfi bersama Ziva. Banyak dari follower Ken yang penasaran akan sosok dari Ziva.
Ziva yang buluk itu sangat beruntung bisa berselfi dengan Ken. Ken pria populer di media sosial. Banyak dari para gadis yang mengejar dirinya. Ken seorang playboy yang suka berganti pasangan.
Ziva pasrah saat Ken mengajaknya untuk berselfi bersama. "Ya sudah, ayo selfi."
Ken tersenyum dan mulai mengarahkan kamera ponselnya ke wajah mereka berdua.
Cekrek... cekrek... !
Ada beberapa kali dan gaya selfi yang Ken peragakan saat selfi bersama Ziva. Ken langsung saja memposting fotonya bersama Ziva ke media sosial. Hanya beberapa menit saja akun sosial Ken sudah di banjiri banyak komentar dari followernya.
Ziva hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Ken. Ken tertawa saat membaca koment dari para followernya.
"Ziva... followerku semakin banyak saat selfi denganmu. Mereka bahkan ingin bertemu dengan kamu. Mereka ingin melihat wajahmu yang seperti Alien itu," ujar Ken.
Tidak rasa sakit hati saat Ken menyebutnya Alien. Ziva sudah terbiasa akan hal itu. Ziva bahkan senang saat Ken mengajaknya berselfi. Ken bahkan kadang mengajaknya bercerita. Ken dan Ziva juga sering bercanda bersama.
Ken memperhatikan Ziva dari atas sampai bawah. Ken memutari tubuh Ziva dengan jari tangan di dagunya. Ken seperti menyelidiki sosok Ziva di depannya.
"Jika aku perhatikan, postur tubuh kamu menarik. Tinggi, ramping dan bagian- bagian tertentu menarik," tutur Ken.
Ziva mendelik dan segera menempelkan tangannya di dada. "Jangan mesum, Tuan!"
Ken berdecak. "Aku tidak tertarik denganmu. Hanya saja... aku perhatikan kenapa wajahmu terlihat aneh. Apa itu warna aslimu?"
Ziva berusaha untuk tidak panik. "Tuan... ini saya apa adanya. Tidak ada yang aneh pada diri saya."
Ken mengetuk-ngetuk dagunya. "Tapi... aku perhatikan wajahmu kadang aneh. Kadang sangat hitam dan kadang warnanya buram."
"Tuan... memang wajah saya tulisan kertas. Kadang buram dan kadang jelas," ujar Ziva.
Kadang aku melihat wajah Ziva terlihat sangat buluk jika di pagi hari. Kalau sore hari warna wajahnya berubah pudar, apa Ziva memakai masker wajah, batin Ken.
Jangan sampai Tuan Ken curiga kepadaku, batin Ziva.
"Tuan... saya mau menyelesaikan perkerjaan saya dulu," ucap Ziva.
Ken mengangguk. "Baiklah... lakukan tugasmu."
Ken keluar dari kamarnya meninggalkan Ziva yang berberes. Ziva bernapas lega Ken tidak banyak bertanya padanya. Memang saat pagi wajah Ziva akan terlihat sangat hitam. Itu di karenakan bubuk hitam itu masih melekat sempurna. Tetapi sore hari bubuk hitam di wajah Ziva akan pudar karena telah hilang bercampur dengan keringat.
Ziva keluar dari kamar Ken saat pekerjaannya sudah selesai. Ziva berpapasan dengan Desy yang juga keluar dari kamar lainnya. Ziva heran melihat Desy yang baru saja keluar dari kamar yang paling besar.
Kamar besar itu sejak Ziva bekerja tidak pernah terbuka. Kamar itu mengunakan sidik jari untuk membukanya. Ziva tidak tahu siapa pemilik dari kamar itu. Yang Ziva tahu kamar itu milik dari saudara Ken.
Desy menatap sinis Ziva. "Buruk rupa... sana kerjakan tugas yang lain, jangan bengong disini. Sebentar lagi Tuan dari rumah ini akan datang."
Ziva heran. "Tuan... dari rumah ini, siapa lagi?
"Tuan pemilik kamar itu," ujar Desy.
Desy menunjukan kamar yang paling besar. Kamar yang baru saja Desy bersihkan. Itu artinya pemilik rumah ini akan datang. Sudah setahun Ziva sangat penasaran dengan pemilik rumah ini.
Tbc
Dukung Author dengan vote , like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
🍁Angela❣️
gue yakin KLO Ken lihat wajah ziva yg sesungguhnya dia akan klepek-klepek 🤣🤣🤣
2024-10-19
0
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-10-18
0
Wirda Wati
visualnya thort
2024-10-11
0