NovelToon NovelToon
Tawanan Bos Tampan

Tawanan Bos Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Teddy_08

Keira Maheswari tak pernah menyangka hidupnya akan berubah begitu drastis. Menjadi yatim piatu di usia belia akibat kecelakaan tragis membuatnya harus berjuang sendiri.

Atas rekomendasi sang kakak, ia pun menerima pekerjaan di sebuah perusahaan besar.

Namun, di hari pertamanya bekerja, Keira langsung berhadapan dengan pengalaman buruk dari atasannya sendiri.

Revan Ardian adalah pria matang yang perfeksionis, disiplin, dan terkenal galak di kantor. Selain dikenal sebagai seorang pekerja keras, ia juga punya sisi lain yang tak kalah mencolok dari reputasinya sebagai playboy ulung.

Keira berusaha bertahan menghadapi kerasnya dunia kerja di bawah tekanan bosnya yang dingin dan menuntut.

Namun, tanpa disadari, hubungan mereka mulai membawa perubahan. Apakah Keira mampu menghadapi Revan? Atau justru ia akan terjebak dalam pesona pria yang sulit ditebak itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teddy_08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Pesona Suamiku

Mentari pagi menyeruak masuk menyinari sebuah jendela kamar, pasangan suami-istri yang bergumul menghangatkan diri tanpa di sadari. Keira menggeliat, tetapi kembali melanjutkan tidurnya. Dari wajahnya ia terlihat lelah.

Saat itu Revan yang bangun lebih pagi, membelai lembut rambut yang menutupi wajah cantik Keira yang masih menenggelamkan wajah di ranjang empuknya. Membuat gadis itu terlonjak kaget hingga beringsut bangun oleh perlakuan suaminya.

"Aku akan mandi lebih dulu, kita harus bersiap. Papa kamu sakit, Pak Boss. Jangan sampai kamu nanti menyesalinya, bagaimanapun dia adalah orang tua kamu," tukas Keira sedikit meninggikan nada suaranya.

Ia memperingatkan Revan setelah mendapat kabar dari Maggie tentang kondisi Raihan yang sedang tak enak badan.

Kini ia mulai terbiasa dengan kehadiran Revan, kesedihan pria itu membuatnya merasakan hal yang sama.

Meskipun sebenarnya Revan tidak terlalu memikirkan ayahnya karena di rasa sang ayah terkadang tidak perduli. Sebenarnya hal itu demi mendidik Revan menjadi pria yang kuat.

"Kamu tidak perlu sok simpati, biarkan semua berjalan semestinya. Nanti kamu juga tahu kalau ini dibuat-buat," balas Revan mendengus kesal, terlihat sikapnya acuh sambil memiringkan senyumannya. Dasar Revan pria pendendam yang keras kepala.

Namun, Keira tetap melenggang meninggalkan suaminya menuju ke kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, ia kembali ke dalam kamar, tetapi menuju sisi lain kamarnya. Ia memilih beberapa setel baju untuknya dan juga Revan di walk in closet miliknya.

Aktivitasnya mendadak terhenti, setelah sebelumnya aktif memindai beberapa pakaian ke dalam koper besar. Ia dikejutkan dengan sosok pria tampan yang tak asing baginya beberapa hari terakhir.

Ya. Sosok itu adalah Revan Geraldo.

Ia memang terlihat menawan dan menggoda dengan tubuhnya yang kekar, yang hanya mengenakan handuk terlilit di pinggang.

Lalu ia berganti pakaian dan kini sedang mematut diri di depan cermin besar seukuran dengan tubuhnya, terlihat serius memasang sebuah dasi yang menggantung di lehernya. Seketika Keira mendekat, jemari lentiknya perlahan menggantikan tangan Revan untuk mengikat 'dasi'.

Revan tersenyum. Biasanya ia pelit senyum. Tetapi pada Keira ia berbeda akhir-akhir ini. Gadis itu memang pandai membuatnya tertawan. Semakin hari kebiasaan Revan yang selalu dilayani membuatnya ketergantungan padanya.

"Aku sudah hampir selesai, aku tunggu di bawah. Lekas bersiap ya, jangan lupa tampil yang cantik," tukas Revan setengah menggoda, sembari menoel dagu istrinya yang masih terlilit handuk di tubuhnya. Pipi wanita berkulit bening itu memerah seketika.

"Memangnya kapan aku pernah jelek!" Keira berteriak mengelak, kemudian ia bergegas menyiapkan diri.

***

Kini Keira dan Revan telah berada di mansion milik Raihan. Ketika kedatangan mereka, Maggie terlihat menyambut bersama dengan jamuan mewah. Wanita itu memang menyayangi putranya.

Namun, Revan menghindari perdebatan dengan mereka akibat ulah Debra di Bandung saat terakhir kalinya bertemu, hingga langsung menuju kamarnya mengabaikan sapa.

Hal yang paling mengejutkan, Wina sudah berada di sana dan ikutan menyambut Keira dan Revan. Tentu keduanya menaruh curiga.

Senyuman nakal pun sengaja Wina tampakkan di depan Revan. Meskipun pemuda itu telah menikah. Membuat wanita licik itu masih berpikir memiliki kuasa akan diri bosnya. Salah. Jika ia berpikir lawannya adalah wanita lemah.

Mungkin Wina berpikir balas dendamnya baru di mulai. Ia geram setelah mengetahui Revan memilih menikahi wanita yang dianggapnya tidak becus bekerja.

Namun, sebenarnya ia tidak mengenal siapa lawannya sebenarnya. Keira adalah gadis tangguh berkelas yang sudah terbiasa dengan wanita nyiyir sepertinya.

Terkejut, dan juga gugup. Hanya itu yang Revan rasakan saat itu. Seolah takdir tak berpihak kepadanya ketika mengetahui Wina berada di mansion ayahnya. Tapi, Revan berusaha bersikap biasa.

Seorang maid meminta Revan dan juga Keira ikut sarapan pagi bersama dengan keluarga. Mengingat kesehatan Raihan memburuk, membuat pria menawan itu akhirnya setuju.

Wina memilih duduk berhadapan dengan Revan, sementara Keira yang tak kurang akal lebih memilih duduk tepat di sampingnya.

Maggie masih sama seperti sebelumnya, ia memilih berdekatan dengan menantunya dibandingkan dengan sekretaris centil putranya. Jelas semua itu membuat wanita bernama Wina semakin iri.

Wanita dengan lipstik berwarna merah menyala itu memang terlihat menggoda. Caranya mengunyah makanannya saja dibuat-buat. Mungkin jika lelaki yang melihat akan terbuai hingga melongo. Namun, Keira justru ingin muntah dan merasa jijik dengan tingkahnya.

"Makan yang banyak Pak Revan, mau aku ambilkan yang mana?" Wina menggapai piring kosong dan juga sendok. Mencoba mencari perhatian, tetapi bos dingin itu mengabaikan ocehannya.

Karena tidak di tanggapi, Wina nekad berdiri dan justru berpindah duduk di samping Revan sambil memberanikan diri mengelus dada bidangnya.

Seketika Keira berdiri tersulut emosi. Ia segera membalikkan tubuh Wina lalu didorongnya hingga terhimpit ke dinding.

Marah. Keira melampiaskan emosinya yang semula tertahan. Di jambak hingga diplintir tangannya sudah ia lakukan hingga Wina menjerit kesakitan meminta ampun. Ditariknya baju di bagian dadanya yang hampir dipamerkan separuhnya pada semua lelaki hingga robek.

Niat Keira memang ingin mempermalukan sekretaris penggoda suaminya, karena kesal sedari tadi wanita itu terlihat binal merayu pria yang telah sah menjadi suaminya.

"Rasakan! Bajumu robek! Senang, apa malu jika sudah begini?" Keira menaikkan sudut bibirnya. Semua mata terbelalak menatap keduanya.

Sementara Maggie yang cemas terhadap Keira, segera melerainya.

"Keira sayang, kita makan sepiring berdua ya!" Revan membuyarkan lamunan istrinya. Dengan suara tinggi berdenging membelah seisi ruangan.

Keira menoleh, mengerti dan memahami keinginan suaminya. Wajah Revan merah padam. Giginya beradu hingga menimbulkan suara karena emosinya kian membuncah.

Keira tersadar, jika ternyata dirinya hilang kendali. Cemburu? Rupanya gadis polos tersebut tidak menyadari akan hal itu.

Bahkan hal yang sama di rasakan oleh Revan, ketika mengetahui Bramantyo masih berusaha mencuri perhatian istrinya.

"Keira, aku rasa kamu adalah wanita berkelas seperti yang di gadang-gadang putraku selama ini, kenyataan kamu beringasan!" hardik Maggie, sementara matanya melotot menatap tajam dengan tangan mengepal dan tubuh bergetar.

Maggie sungguh terkejut, dan tidak mengira jika menantunya yang terlihat kalem mampu juga berbuat kasar ketika terdesak.

Revan bergegas berdiri hendak meninggalkan meja makan, tetapi Keira segera menahan lengannya. Memaksa suaminya untuk kembali duduk, bukan tanpa alasan ia melakukan hal itu. Ia masih memikirkan keadaan Raihan jika suaminya meninggalkan sarapan pagi itu.

"Aduh gimana ya Tante Maggie yang saya hormati, saya hanya membela diri ketika melihat suami sah saya di goda perempuan gatal. Tetapi mau gimana lagi, pesona suamiku memang membuat wanita manapun ingin memiliki," balas Keira diiringi senyum kemenangan.

Sungguh di luar dugaan, Revan dan Maggie terkejut melihat Keira begitu berani menentang ibu mertuanya setelah sebelumnya ia bersikap kasar pada Wina.

"Jadi, kamu tidak mengenal siapa Wina sebenarnya?" Maggie tersenyum menatapnya.

"Memangnya siapa?" tanya Keira iseng tentunya.

"Dia 'kan suka sama suami kamu sejak dulu!" Tatapan Keira berubah tajam.

"Mama, kau tidak berhak ikut campur urusan pribadiku," sergah Revan, kesal.

"Tetapi bagaimanapun aku adalah mama kamu, Revan," balas Maggie ketus.

Revan melempar pandangan menatap datar Raihan yang terlihat pasrah saja dengan keadaan. Membuat putranya mendengus kesal.

"Aku datang karena ayahku, jika kalian semua tidak suka itu urusan kalian. Dan … ya, aku sekedar mengingatkan padamu, Wina. Kau hanya sekretaris rendahan!" Revan menajamkan tatapan matanya, kemudian memantapkan langkah meninggalkan tempat berlalu menuju kamar sambil menggandeng tangan Keira.

Keira tak bergeming, hanya diam mengekor mengikuti langkah suaminya. Tentu saja sempat terlintas rasa kesal, tetapi melihat pembelaan Revan, membuatnya sedikit lega.

"Terimakasih," ucap Keira, dengan kepala tertunduk sesampainya di kamar.

"Untuk?" tanya Revan, menyipitkan matanya.

"Sudah membelaku," jawab Keira, lirih.

Revan tersenyum, lalu meraih mesra dan menenggelamkan kepala sang istri ke pelukannya.

"Ini … tidak gratis," balasnya, licik. Sambil mengecup puncak kepala istrinya.

Membuat aliran darah Keira berdesir, jantungnya semakin bergemuruh. Rasa itu, selalu ia rasakan tiap kali bersama Revan. Lalu, bagaimana jika nanti ia bertemu dengan Bram berdua saja? Mungkinkah rasa itu masih ada?

— To Be Continued

Salam cintaku.

Teddy_08

1
Adinda
keira sama bram aja Thor
Teddy: makasih ya
total 1 replies
Adinda
keira keira kasihan kamu dapet suami seperti itu
Adinda
sepertinya sandiwara kakaknya pura pura bangkrut untuk merubah keira
Samantha
Cerita yang menarik, penuh emosi
Teddy: Tq Sam 🥰
total 1 replies
Samantha
seru ya
Lintang Lia Taufik
dilema
Lintang Lia Taufik
next
Lintang Lia Taufik
lanjut baca, wah makasih boom babnya ya Thor
Lintang Lia Taufik
makin seru
Lintang Lia Taufik
keren
Lintang Lia Taufik
Keren, semangat
Nina_Melo
Suka
Nina_Melo
Keren tulisannya, semangat ya. Aku tunggu Update-nya
qiuqiu
Endingnya bikin nagih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!